Pengamat: Konsolidasi Demokrasi Harus Dipercepat untuk Cegah Radikalisme

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 15 Mei 2017
Pengamat: Konsolidasi Demokrasi Harus Dipercepat untuk Cegah Radikalisme

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Pengamat politik AS Hikam menilai bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia harus dipercepat. Hal tersebut untuk mencegah menguatnya radikalisme yang kini mulai tumbuh subur melalui kelompok-kelompok radikal.

"Dengan konsolidasi demokrasi yang baik, maka akan jelas rule of law atau aturan main yang bisa dipakai, seperti undang-undang, sistem politik yang bisa mencegah maraknya kelompok-kelompok radikal ini," ujar Hikam di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/4).

Menurut Hikam, keterbukaan di dalam masyarakat dan sistem politik Indonesia, menjadi pintu masuk kelompok-kelompok radikal. Ia menilai, konsolidasi demokrasi yang belum matang berimplikasi terhadap menguatnya kelompok tersebut.

"Sehingga terjadi peluang bagi kelompok-kelompok yang dulunya tidak kuat, menjadi kuat. Termasuk kelompok kelompok yang disebut kelompok radikal itu, baik radikal kanan maupun radikal kiri," ungkapnya.

Hikam meminta kepada pemerintah untuk bertindak tegas dalam mengambil sikap terhadap kelompok-kelompok radikal yang dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Oleh karena sekarang ini kondisinya seperti ini, mau tidak mau negara harus tegas di dalam mengambil sikap terhadap kecenderungan dari radikalisme," pungkasnya.

Menurut Hikam, munculnya radikalisme itu bukan hanya soal Pilkada DKI. Ia menilai momentum Pilkada DKI hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik jangka pendek mereka.

"Sebab dari radikalisme itu macam-macam, bukan hanya soal Pilkada DKI. Momentum ini dipakai karena Pilkada DKI itu menggunakan sektarianisme, primordialisme dan tentu saja menggunakan agama sebagai isu politik," tegas Hikam. (Pon)

Baca juga berita lain tentang radikalisme di Indonesia dalam berita: Kepala BNPT: Penyebaran Paham Radikal Di Kampus Mengkhawatirkan

#Radikalisme #Gerakan Radikal
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Satgas Operasi Madago Raya melibatkan 253 personel termasuk anggota TNI/Polri.
Wisnu Cipto - Rabu, 02 Oktober 2024
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Indonesia
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Tahapan paparan paham radikal dimulai dari kegagalan menyikapi perbedaan hingga berpotensi menjadi radikalisme.
Dwi Astarini - Kamis, 25 Juli 2024
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Indonesia
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Zulfikar Sy - Jumat, 08 September 2023
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Indonesia
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengingatkan warga untuk menghindari radikalisasi di media sosial dengan menerapkan metode berpikir kritis.
Mula Akmal - Jumat, 04 Agustus 2023
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Indonesia
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
ASN lingkungan Pemprov DKI Jakarta mendapat arahan khusus terkait pencegahan penyebaran paham radikalisme menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Zulfikar Sy - Senin, 06 Maret 2023
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Indonesia
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Suhu perpolitikan tanah air mulai memanas jelang Pemilu 2024. Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT) mengingatkan seluruh elemen bangsa soal potensi peningkatan gerakan radikal menjelang Pemilu Serentak 2024.
Mula Akmal - Minggu, 20 November 2022
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Indonesia
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Mahfud mengatakan tindakan tersebut membuktikan bahwa radikalisme masih ada di Indonesia.
Andika Pratama - Jumat, 28 Oktober 2022
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Bagikan