Pengamat: Keterlibatan AS Patroli di Laut Natuna Harus Sesuai Prosedur
Presiden Joko Widodo (paling kiri) berdiri di atas geladak KRI Imam Bonjol di perairan Laut Natuna, Kamis (23/6). (Foto Setkab)
MerahPutih.com - Menteri Pertahanan Ameriksa Serikat (AS) James Mattis tengah melakukan kunjungan ke Indonesia. Dalam kunjungannya, Mattis mengungkapkan keinginan AS untuk bergabung dalam patroli di perairan Kepulauan Natuna.
Menanggapi hal itu, pengamat militer Susaningtyas Kertopati menilai, patroli laut baik yang bersifat terkoordinasi (coordinated patrol) atau patroli bersama (joint patrol) harus diatur terlebih dulu melalui perjanjian bilateral untuk diuji dalam suatu simulasi.
"Setelah perangkat dan hasil simulasi tersebut diterima kedua belah pihak, maka patroli baru diizinkan, dilaksanakan," kata wanita yang akrab disapa Nuning ini kepada merahputih.com, Kamis (25/1).
Nuning menuturkan, patroli laut di sekitar Kepulauan Natuna pada prinsipnya menjadi kewajiban negara pantai, dalam hal ini TNI AL dan Badan Keamanan Laut (Bakamla). Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan Hukum Laut Internasional 1982.
Mekanisme tersebut, kata Nuning, selama ini sudah berjalan dengan baik dan diterima oleh negara-negara di kawasan, termasuk Amerika Serikat. Namun, jika ada kapal perang negara lain memasuki laut teritorial Indonesia akan selalu dilaksanakan passing exercise.
"Konteks latihan tersebut yang lazim berlaku dan bukannya patroli oleh kapal perang Amerika Serikat," pungkas Nuning.
Sebelumnya, Mattis mengungkapkan bahwa AS tertarik masuk ke dalam kerja sama trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Tujuannya, yakni ingin ikut patroli di Laut China Selatan, salah satunya di Laut Natuna.
Mattis mengatakan, AS menunggu ajakan dari ketiga negara tersebut untuk turut aktif patroli di Laut China Selatan yang dikenal memilki potensi ekonomi yang besar.
Menurut Mattis, AS memandang Indonesia memilki peran penting di ASEAN. Oleh karena itu, AS menawarkan diri untuk bisa membantu Indonesia untuk meningkatkan keamanan kawasan. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Jimmy Kimmel kembali Mengudara, Sentil Pemimpin yang Takut Komedian