Pengamat IPR: #2019GantiPresiden Boleh, Yang Gak Boleh Makar
Pengamat Poltik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin (Foto: Twitter @UiUkom)
MerahPutih.Com - Pengamat Politik Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai tidak ada yang salah dengan sosialisasi Pilpres 2019 melalui #2019GantiPresiden.
Menurutnya, pesan tersebut lebih kepada aspirasi masyarakat yang diekspresikan melalui tagar ganti presiden.
"Yang jelas dalam negara demokrasi semua aspirasi harus diakomodir oleh pemerintah," kata Ujang saat dimintai keterangan, Rabu (29/8).
Di alam demokrasi seperti saat ini, kata dia, seharusnya negara membuka ruang seluas-luasnya bagi kebebasan berpendapat sebagaimana juga diatur dalam konstitusi.
"Menurut saya, biar persaingan sehat, baiknya diberi ruang, yang penting tidak menjalankan politik fitnah, hoaks, lalu anarkis, nyebar kebencian. Itu yang tidak boleh," terang Ujang.
Di samping itu, menurut Ujang Komarudin penegakan hukum juga harus sejurus dengan terbukanya kebebasan alam demokrasi. Sehingga, terwujud suasana yang tertib, aman dan beretika.
"Kalau kita sepakat dengan demokrasi harus diberi ruang kepada semua kelompok menyalurkan aspirasi. Seandainya ada rusuh tangkap, pidana. Jadi ketika berdemokrasi, penegakkan hukum juga ikut," tuturnya.
Sehubungan adanya tudingan gerakan #2019GantiPresiden sebagai bagian dari makar, Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia itu berpendapat harus ada bukti kuat sebelum menyimpulkan hal tersebut.
"Makar ini kan muncul dari pengamat. Bukan dari istana. Ketika ada tuduhan tentunya harus ada bukti, logikanya sederhana seperti itu."
"Menurut saya aspirasi ganti peresiden itu boleh. Tidak boleh itu makar. Itu haram, tidak boleh," pungkas Ujang Komarudin.(Fdi)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Dukung #2019GantiPresiden, Komisioner KPU: Itu Dinamika Politik
Bagikan
Berita Terkait
Publik Figur Dinilai Hiasi Bencana Sumatra dengan Narasi Menyesatkan, Pengamat: Hanya Memperpanjang Penderitaan Korban
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan