Pilpres 2019

Pengamat IPR: #2019GantiPresiden Boleh, Yang Gak Boleh Makar

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 29 Agustus 2018
Pengamat IPR: #2019GantiPresiden Boleh, Yang Gak Boleh Makar

Pengamat Poltik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin (Foto: Twitter @UiUkom)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pengamat Politik Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai tidak ada yang salah dengan sosialisasi Pilpres 2019 melalui #2019GantiPresiden.

Menurutnya, pesan tersebut lebih kepada aspirasi masyarakat yang diekspresikan melalui tagar ganti presiden.

"Yang jelas dalam negara demokrasi semua aspirasi harus diakomodir oleh pemerintah," kata Ujang saat dimintai keterangan, Rabu (29/8).

Di alam demokrasi seperti saat ini, kata dia, seharusnya negara membuka ruang seluas-luasnya bagi kebebasan berpendapat sebagaimana juga diatur dalam konstitusi.

"Menurut saya, biar persaingan sehat, baiknya diberi ruang, yang penting tidak menjalankan politik fitnah, hoaks, lalu anarkis, nyebar kebencian. Itu yang tidak boleh," terang Ujang.

Gerakan Ganti Presiden di Solo
Sebagian warga yang mengikuti jalan sehat #2019GantiPresiden di Solo (MP/Win)

Di samping itu, menurut Ujang Komarudin penegakan hukum juga harus sejurus dengan terbukanya kebebasan alam demokrasi. Sehingga, terwujud suasana yang tertib, aman dan beretika.

"Kalau kita sepakat dengan demokrasi harus diberi ruang kepada semua kelompok menyalurkan aspirasi. Seandainya ada rusuh tangkap, pidana. Jadi ketika berdemokrasi, penegakkan hukum juga ikut," tuturnya.

Sehubungan adanya tudingan gerakan #2019GantiPresiden sebagai bagian dari makar, Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia itu berpendapat harus ada bukti kuat sebelum menyimpulkan hal tersebut.

"Makar ini kan muncul dari pengamat. Bukan dari istana. Ketika ada tuduhan tentunya harus ada bukti, logikanya sederhana seperti itu."

"Menurut saya aspirasi ganti peresiden itu boleh. Tidak boleh itu makar. Itu haram, tidak boleh," pungkas Ujang Komarudin.(Fdi)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Dukung #2019GantiPresiden, Komisioner KPU: Itu Dinamika Politik

##2019GantiPresiden #Pengamat Politik #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Fadhli

Berkibarlah bendera negerku, tunjukanlah pada dunia.

Berita Terkait

Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Indonesia
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Pengamat politik Jerry Massie menilai, kemenangan Trump akan menguntungkan Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Indonesia
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Pengamat politik dan sepak bola Jerry Massie mengakui timnas Indonesia terkesan dicurangi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 11 Oktober 2024
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Indonesia
Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto
Jerry Massie menyarankan Prabowo meniru atau mengadopsi pola dan strategi Presiden kedua Soeharto.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 30 September 2024
Tunjuk Calon Menteri, Pengamat Politik Sarankan Prabowo Ikuti Cara Soeharto
Bagikan