Penelusuran Koalisi Selamatkan KOMNAS HAM: 9 Calon Komisioner Terkait Kelompok Radikal

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Minggu, 02 Juli 2017
Penelusuran Koalisi Selamatkan KOMNAS HAM: 9 Calon Komisioner Terkait Kelompok Radikal

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), Totok Yulianto (Kanan). (Foto: MP/Fadli).

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Koalisi Selamatkan Indonesia merilis sejumlah temuan rekam jejak 60 Calon Komisioner Komnas HAM periode 2017-2022 di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (2/7).

Hasilnya, sebagian besar calon memiliki kompetensi tidak baik dan masih bermasalah dengan kehidupan pribadinya.

Ditemukan hanya sekitar 25 persen calon yang memiliki kompetensi layak dan separuhnya dinilai kurang. Bahkan, dari hasil penilaian terdapat calon yang terindikasi punya kaitan dengan organisasi atau kelompok radikal.

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), Totok Yulianto mengungkapkan, dinilai dari segi independensi, ada sejumlah calon yang terindikasi memiliki kaitan dengan organisasi atau kelompok radikal.

"Ada 9 orang calon komisioner memiliki kaitan dengan organisasi atau kelompok radikal," katanya kepada awak media.

Meski begitu, ia enggan menjelaskan siapa dan kelompok radikal mana saja yang berkaitan dengan calon komisioner tersebut. Dia hanya mengatakan, semoga penilaian kami menjadi pertimbangan Panitia Seleksi (Pansel) sebelum mengerucutkan calon menjadi 28 orang.

Selain itu, menurut data yang ditemukan ada 13 orang yang berafiliasi dengan parpol, 13 orang berafiliasi dengan korporasi.

Lebih lanjut, Totok mengungkap, dari segi integritas ditemukan ada sekitar 5 orang yang diduga bermasalah karena terkait masalah korupsi/gratifikasi.

"Sebagai lembaga yang independen, komisioner Komnas HAM harus kompeten dan memiliki kredibilitas dan integritas, jangan juga seperti memilih kucing dalam karung," tandasnya. (Fdi)

Baca juga berita terkait, berikut ini: Bakal Disambangi Obama, Rumah Pengusaha Ini Sepi Penjagaan

#Komnas HAM #Komisioner Komnas HAM #HAM #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
As SDM Kapolri, Irjen Anwar menyoroti munculnya fenomena “Polisi Cinta Sunah” (PCS)
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
Indonesia
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Putusan ini merupakan bentuk kehadiran negara melindungi korban.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
Komnas HAM Sebut Restorative Justice tak Boleh Dipakai untuk Kasus HAM Berat dan TPKS
Komnas HAM menyebut restorative justice tak boleh dipakai untuk kasus HAM berat dan TPKS.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
Komnas HAM Sebut Restorative Justice tak Boleh Dipakai untuk Kasus HAM Berat dan TPKS
Indonesia
Kemenkumham Soroti 10 Isu Krusial HAM dalam Pembahasan RUU KUHAP
Wamen HAM sebut standar HAM internasional wajib jadi acuan dalam pembahasan RUU KUHAP.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 22 September 2025
Kemenkumham Soroti 10 Isu Krusial HAM dalam Pembahasan RUU KUHAP
Indonesia
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Definisi penghilangan paksa adalah adanya pihak yang memaksa untuk menghilangkan seseorang
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 September 2025
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Indonesia
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Keenam lembaga HAM negara itu juga menegaskan pembentukan tim pencari fakta ini bukan atas instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Indonesia
Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat
Amnesty International Indonesia mengecam penangkapan Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen. Usman Hamid mengatakan, negara seharusnya mendengarkan tuntutan rakyat.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat
Indonesia
Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak
DMR juga diduga telah menyebarkan berita bohong
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak
Indonesia
Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi
Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, dijemput paksa polisi pada Senin (1/9) malam. Ia tercatat sebagai mahasiswa magister Ilmu Politik di UPN Veteran Jakarta (UPNVJ) dan magister hukum di Universitas Tarumanagara.
Soffi Amira - Selasa, 02 September 2025
Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi
Bagikan