kesehatan

Orang dengan Tekanan Psikologis Cenderung Terpapar COVID-19 dengan Gejala Berat

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Sabtu, 12 Februari 2022
Orang dengan Tekanan Psikologis Cenderung Terpapar COVID-19 dengan Gejala Berat

Orang dengan tekanan psikologis cenderung terpapar COVID-19 (Sumber: Pexels/Inzmam Khan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DI masa pandemi, orang-orang dengan protokol kesehatan lemah rentan terpapar COVID-19. Selain mereka, orang-oramg dengan tekanan psikologis tinggi juga rentan terpapar COVID-19. Sebuah studi longitudinal yang dilakukan selama pandemi telah menemukan bukti bahwa orang dengan tekanan psikologis yang lebih besar tidak hanya lebih mungkin terinfeksi COVID-19, tetapi lebih mungkin mengalami gejala yang parah. Demikian temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Behavioral Medicine.

Banyak temuan ilmiah menunjukkan hubungan yang rumit antara kesehatan mental dan fisik. Misalnya, penelitian tentang virus COVID-19 varian sebelumnya memaparkan sukarelawan sehat memiliki gejala lebih ringan dibandingkan sukarelawan yang memiliki tekanan psikologis.

Penulis studi Kavita Vedhara dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 menjadi kesempatan ia untuk mengeksplorasi kembali hubungan antara tekanan psikologis dan kerentanan terhadap penyakit.

"Virus corona tampaknya bermanifestasi dengan cara berbeda pada orang yang berbeda. Ia juga hanya menginfeksi beberapa orang dan bukan yang lain. Untuk itu kami mengusulkan bahwa variabel psikologis mungkin bisa menjelaskan variabilitas yang membingungkan ini," ujar Vedhara.

Baca juga:

Kenali Faktor Penyebab Hasil Tes COVID-19 Bisa Beda dalam Sehari

covid
Orang dengan tingkat stres rendah cenderung punya imunitas tinggi. (Foto: Pexels/Ivan Samkov)

"Saya selalu tertarik pada apakah (dan bagaimana) faktor psikologis memengaruhi kesehatan. Khususnya, apakah ada efeknya pada kesehatan secara klinis. Apakah mereka memengaruhi siapa yang terkena penyakit dan/atau bagaimana kita merespons penyakit,” jelas Vedhara yang juga seorang profesor psikologi kesehatan di Universitas Nottingham.

Selama pandemi virus corona, para peneliti mengumpulkan tiga gelombang data dai warga Inggris. Data tersebut termasuk penilaian depresi, stres, kecemasan, dan suasana hati yang positif. Survei dilakukan pada April 2020, antara Juli dan September 2020, serta pada November dan Desember 2020. Sebanyak 1.087 peserta merespons baik pada gelombang pertama maupun terakhir.

Para responden melaporkan apakah mereka pernah dites positif COVID-19. Mereka juga melaporkan apakah mereka yakin pernah tertular COVID-19 terlepas dari pernah atau tidak pernah mengikuti tes. Responden juga melaporkan gejala COVID-19 mana yang mereka alami dan seberapa parah gejalanya.

Para peneliti melakukan berbagai analisis regresi untuk mengeksplorasi apakah tekanan psikologis (depresi, kecemasan, dan stres yang lebih tinggi) akan memprediksi infeksi COVID-19 dan keparahan gejala yang dilaporkan.

BACA JUGA:

Bahaya di Balik Makanan Ultra Processed Food untuk Si Kecil

covid
Orang yang depresi punya tingkat keparahan gejala COVID-19. (Foto: Pexels/Emre Keshavarz)

Hasilnya mengungkapkan bahwa peserta yang melaporkan keparahan lebih besar terjadi pada periode April 2020. Selain itu, mereka juga melaporkan lebih banyak gejala lebih parah yang terjadi. Pola temuan yang sama terjadi ketika para peneliti menggunakan ukuran agregat tekanan psikologis yang dialami pada bulan April dan pada musim panas 2020.

“Kita semua tahu dampak pandemi bagi kesehatan emosional kita sangat brutal. Tetapi temuan ini menunjukkan bahwa, seperti yang telah diamati berkali-kali sebelumnya dalam konteks virus lain, kesusahan itu bukan hanya konsekuensi hidup dengan risiko COVID-19, tetapi juga dapat menjadi faktor risiko untuk siapa yang mendapatkannya dan seberapa parah penyakitnya,” kata Vedhara dikutip dari PsyPost.

Para peneliti berteori kemungkinan alasan mengapa tekanan psikologis terkait dengan hasil COVID-19. Di satu sisi, tekanan psikologis mungkin berdampak pada perilaku kesehatan, seperti asupan alkohol dan kualitas tidur yang pada gilirannya memengaruhi kerentanan terhadap infeksi. Atau tekanan psikologis dapat memicu pelepasan kortisol, yang dapat menekan sistem kekebalan dan meningkatkan risiko tertular COVID-19. Para penulis mencatat bahwa ini hanya spekulasi berdasarkan bukti yang menunjukkan peningkatan kadar kortisol pada orang yang terinfeksi COVID-19.

Temuan ini terbatas karena penelitian dilakukan secara independen. Mereka lebih lanjut menyarankan pekerjaan di masa depan yang berfokus pada penilaian laboratorium tidak hanya memeriksa antibodi terhadap SARS-CoV-2 tetapi juga perlu menelisik tekanan emosi yang dialami.

“Jadi langkah selanjutnya dalam pekerjaan ini adalah untuk melihat apakah hubungan yang telah kita lihat dengan infeksi yang dilaporkan sendiri direplikasi ketika kita melihat infeksi yang diverifikasi,” tukasnya.

Baca juga:

Seorang Pria Positif COVID-19 Selama 14 Bulan, Kok Bisa?

#Kesehatan #COVID-19 #Kasus Covid #Vaksin Covid-19 #Kasus COVID-19 #Gelombang 3 COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Bagikan