Penderita Kanker Butuh Dukungan Emosional
Pasien kanker butuh dukungan mental. (foto: pexels/etut subiyanto)
KANKER merupakan salah satu penyakit paling mematikan yang sangat kompleks. Pengidap kanker memiliki sel tubuh yang tumbuh terus tanpa kendali dan abnormal. "Tanpa perawatan, sel kanker dapat menyebar (metastatis) dan merusak fungsi jaringan normal di sekitarnya," ujar dokter spesialis penyakit dalam, dr Eko Adhi Pangarsa, SpPD, KHOM dalam webinar Patient Safety Day 2020, Kamis (17/9).
Mereka yang mengidap kanker dikenal pula sebagai patient vulnerability. Dalam bahasa Inggris, vulnerability mengarah pada suatu kelemahan atau kerentanan. Sementara itu, dalam bahasa Latin, vulnerability atau vulnerabilis memiliki arti terluka. Hal itu didefinisikan sebagai kata sifat yang berarti rentan terhadap gangguan fisik atau emosional.
BACA JUGA:
Lebih jauh Ketua Yayasan Kanker Indonesia cabang Jawa Tengah tersebut mengatakan kerentanan pada penderita kanker membawa dampak yang begitu serius bagi pengidapnya mulai dari kesehatan jasmani hingga kesehatan mental. Kesehatan jasmani tersebut misalnya gangguan kondisi fisik, fungsi fisik, mobiltas, kepuasan terhadap fungsi fisik, hingga riwayat kesehatan.
Sementara itu, masalah yang mengganggu kesehatan mental misalnya munculnya kecemasan, depresi, stres psikologis, menurunnya kesejahteraan psikologis, hingga menurunnya fungsi kogntif. Adapun kombinasi antara gangguan kesehatan fisik dan kesehatan mental yang banyak ditemukan pada pasien kanker yakni kelelahan, nyeri, pandangan negatif terhadap kesehatan, hingga gangguan tidur.
Para pasien kanker juga menghadapi persoalan pada kesehatan sosial. "Mereka merasa adanya keterbatasan peran dan keterbatasan aktivitas karena masalah kesehatan," ujar dokter Eko. Mereka merasa tidak dibutuhkan karena keterbatasan yang dimiliki. Hal tersebut bisa memengaruhi fungsi keluarga dan fungsi pasien dalam hubungan pernikahan.
Dengan berbagai dampak kanker bagi kehidupan penderitanya, penyakit ini memerlukan penanganan khusus berupa dukungan emosional dan terapi. "Jenis terapi yang bisa menjadi pilihan pasien misalnya kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi, terapi imun, transplantasi sumsum tulang, dan operasi pengangkatan sel kanker," urainya.
Di lain hal, dukungan emosional bisa diberikan pihak keluarga dan juga dokter yang menangani. "Dokter yang menangani pengidap kanker harus memperlakukan pasiennya seperti keluarga. Beri dukungan dan perlakuan hangat supaya mereka tenang saat menjalani terapi yang dipilih," sarannya.(Avia)
Bagikan
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas