Pemprov Jabar Siapkan 3 Lokasi Buat Pasarkan Produk Petani Milenial


Diskusi bersama petani milenial di Pasar Pasisian Leuweung Tahura yang digagas Pemdaprov Jabar. (Humas Jabar)
MerahPutih.com - Para petani milenial Jawa Barat, memamerkan produk unggulannya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Pasar Pasisian Leuweung Tahura digagas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, serta bank bjb. Dalam hal ini Disperindag mengambil peran mengenalkan dan memasarkan produk petani milenial.
Baca Juga:
Kepastian Distribusi Produk Petani Milenial untuk Memenuhi Pasokan Dalam Negeri
Selain produk petani milenial, Pasar Pasisian juga menghadirkan produk UMKM dari kelompok tani hutan, serta hasil produksi hutan di Jabar.
"Dinas Perindutrian dan Perdagangan Jabar serius membantu memasarkan produk petani milenial. Bahkan akhir tahun ini kami membuka tiga lokasi untuk dapat digunakan para petani milenial," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Eem Sujaemah.
Ia menyebutkan, ada tiga lokasi baru yang sudah dipersiapkan bagi petani milenial, yakni di Yogya Kepatihan Kota Bandung, PT KAI Daop 2 Bandung dan Mal Botanic Square di Kota Bogor.
Opik, salah satu peserta program Petani Milenial Jabar, memamerkan produk jamur tiram. Ia bersyukur telah mengikuti program Petani Milenial dan sangat senang bisa berpartisipasi di Pasar Pasisian Leuweung Tahura.
Opik mengaku pada awalnya bekerja di Jakarta dengan gaji Rp 10-12 juta per bulan. Namun karena di kampungnya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap, Opik memutuskan pulang dan memulai merintis usaha bersama keluarga.
"Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat," ujar Opik, dikutip Senin (14/11/2022).
Opik memiliki dua orang kakak yang juga hanya bekerja sebagai tukang ojek. Ia lebih beruntung karena bisa mendapatkan beasiswa sekolah di salah satu politeknik di Bandung. Ia kemudian melakukan survei dan memilih untuk membudidayakan jamur tiram.
"Saya lulusan politeknik, teknik elektro, sama sekali tidak ada dasar bertani. Namun karena tekad akhirnya bisa," ujarnya.
Opik mengaku memulai menanam jamur tiram sejak 2014, dan kini semakin berkembang setelah mengikuti program Petani Milenial.
Kini penghasilannya sudah cukup. Bahkan orang tua, kakak dan para tetangganya kini bisa ikut bersama-sama membudidayakan jamur tiram.
Berkat dirinya, bukan hanya keluarga, namun para tetangganya pun bisa menikmati hasil dari pertanian jamur tiram.
Disperindag Jabar pada 2023, akan melakukan kurasi kepada petani milenial, untuk membantu memasarkan produknya ke mancanegara atau untuk ekspor. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Genjot Program Petani Milenial, RK Ingin Warga Raih Rezeki Kota dan Bisnis Mendunia
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Perumnas Hadirkan Hunian Smart Living untuk Milenial dan Gen Z

Studi: Milenial akan Jadi Generasi Paling Tajir Sepanjang Sejarah

Anak Muda Indonesia Miliki Keunikan Saat Kulineran

Menurut Survei, Gen Z dan Milenial Rela Habiskan Setengah Anggaran untuk Belanja dan Liburan

Milenial dan Gen Z Harus Bergerak Selamatkan Demokrasi
Kaesang Ajak Anak Muda Tidak Golput saat Keliling Kota Bandung

Milenia Berburu Rumah Subsidi

Pengamat Ungkap Prabowo Sukses Meraih Hati Pemilih Milenial

Solusi Wujudkan Hunian Bagi Generasi Milenial

Milenial dan Gen Z Dianggap Gampang Berubah soal Pilihan Capres
