Pemerintah Diminta Antisipasi Lonjakan Belanja Konsumen Jelang Lebaran
Ilustrasi: Sejumlah calon pembeli berdiri mengantre untuk berbelanja dengan potongan harga di Pusat Perbelanjaan Lotus, Thamrin, Jakarta Pusat (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
Merahputih.com - Wakil Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo menyoroti perilaku konsumen saat berbelanjan menjelang lebaran.
Menurut Sudaryatmo, menjelang lebaran biasanya konsumen akan melakukan panic buying.
BACA JUGA: PT KAI Beri Diskon Angkutan Lebaran 2019 di Jakarta Fair
Panic buying terjadi karena masyarakat khawatir akan terjadi lonjakan harga tinggi sehingga membeli barang melebihi kebutuhan.
Sudaryatmo mengatakan perilaku panic buying ini harus diantisipasi karena bisa menyebabkan lonjakan permintaan yang tidak natural.
"Terkait ini, pemerintah harus menjamin pasokan," terang Sudaryatmo dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Senin (27/5).
Sejatinya, panic buying merupakan bentuk dari respon customer secara psikologis yang mendorong kebutuhan konsumsi segera. Meski produk yang ditawarkan bukanlah prioritas pokok dan utama, dan ini akan terjadi.
"Panic buying terjadi karena masyarakat khawatir akan terjadi lonjakan harga tinggi, sehingga membeli barang melebihi kebutuhan. Perilaku seperti inilah yang harus diantisipasi karena bisa menyebabkan lonjakan permintaan yang tidak normal," jelasnya.
Berpindah dari konsumsi, ia juga menyoroti adanya perpindahan peta konsumsi listrik, dimana mudik secara tidak langsung peta konsumsi listrik akan bergeser dari Jakarta menuju pinggiran Jakarta. Pasalnya PLN menyebutkan, saat lebaran konsumsi listrik paling tinggi terjadi di daerah Tegal.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Pilih Hadiah yang Tepat untuk Buah Hati Tercinta
" Mudik secara enggak langsung akan membawa petas konsumsi bergeser ke arah pinggiran Jakarta, menurut data PLN konsumsi listrik pada lebaran tahun lalu, paling tinggi terdapat di derah Tegal, maka dengan itu pihak PLN sudah menyiapksn trafo tambahan agar tidak meledak," pungkasnya.
Meski demikian, Sudaryatmo mengakui berbagai dinamika yang selalu terjadi pada musim lebaran setiap tahun merupakan masalah yang harus bisa diantisipasi oleh pemerintah dan para pihak terkait lainnya. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Warga Didesak Jajan, Target Program Diskon Belanja Nasional di Akhir Tahun Rp 120 Triliun
Aqua Dianggap Bohongi Konsumen soal Sumber Air, YLKI Minta Pemerintah Lakukan Audit
Belanja Cepat, Kebiasaan Baru Kaum Urban
Menkeu Purbaya Bakal Datangi Kementerian Yang Lelet Belanja, Paparkan Dihadapan Media
Harga Beras di Retail Moderen Bisa Capai Rp 130 Per 5 Kilogram, YLKI Pertanyakan Stok Beras Melimpah
IdEA Beri Peringatan Keras Soal Fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' yang Bikin Transaksi Turun Drastis
Solo Raya Great Sale Targetkan Raup 10 Triliun, Didukung Kondisi Ekonomi Tujuh Daerah
Fenomena Inden, Mengejar Eksklusifitas: Mulai Mobil Mewah hingga Smartphone Canggih
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit
Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025