Kesehatan

Pelajaran dari Tragedi Itaewon, Kenali Tanda Bahaya di Kerumunan

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 31 Oktober 2022
Pelajaran dari Tragedi Itaewon, Kenali Tanda Bahaya di Kerumunan

Festival Halloween di Itaewon,Seoul, Korea Selatan, berujung maut, Sabtu (29/10). (ANTARA/REUTERS/Kim Hong-ji/tm)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PESTA Halloween nan meriah menjelma horor di Itaewon, Korea Selatan, Sabtu (29/10). Kerumunan yang mencapai 100 ribu orang memenuhi gang sempit di salah satu sudut Itaewon.

Di tengah lautan manusia tersebut, pada suatu titik, disebut CNN, sekelompok orang tampaknya berusaha meninggalkan lokasi. Petugas menyatakan tak ada kejadian kebakaran ataupun kebocoran gas di lokasi kala laporan kegawatdaruratan tentang orang terjebak dalam kerumunan masuk. Mereka terimpit kerumunan nan membludak. Akibatnya, banyak pengunjung yang mengalami sesak napas serta henti jantung. Kepanikan terjadi. Dari sinilah tragedi dimulai. Secara total 154 orang meninggal dalam desak-desakan di kerumunan pesta Halloween tersebut.

BACA JUGA:

Belajar dari Insiden Halloween di Itaewon, Ketahui Langkah Aman di Tengah Kerumunan


Ahli majanemen bencana yang juga analis keamanan nasional Juliette Kayyem mengatakan kepada CNN bahwa kepadatan di area itu memegang peran penting terjadinya insiden memilukan ini. Situasi panik ditambah gang nan sempit buntu, jelasnya, sudah pasti bisa mematikan. Namun, fakta bahwa warga Seoul terbiasa beraktivitas di tengah kerumunan juga menjadi faktor penting. “Mereka mungkin tak melihat kerumunan besar ini menjadi sebuah masalah yang berpotensi bencana,” jelas Kayyem.

Lebih jauh ia menerangkan bahwa kepanikan yang terjadi bisa memicu korban jiwa. “Saat kepanikan terjadi dan kamu tak tahu harus ke mana, amat mungkin kamu akan terinjak atau terhimpit,” jelasnya.


Melihat tanda bahaya dalam kerumunan

crowd
Kerumunan bisa amat berbahaya. (foto: pexels-san-fermin-pamplona)



Orang Korea mungkin terbiasa dengan kerumunan di suatu tempat. Dengan begitu, mereka tak melihat kerumunan sebagai hal yang mengancam nyawa. Faktanya, banyak orang berpikiran sama. Kerumunan sering kali hanya dianggap sebagai kondisi penuh sesak nan tak berbahaya.



Meski demikian, kerumunan yang teralampau padat bisa teramat bahaya. Agar tak menjadi korban, kamu harus bisa membaca tanda bahaya dalam kerumunan nan padat. Profesor tamu ilmu kerumunan di Universitas Suffolk, G Keith Still, seperti dilansir CNN, mengatakan jika kamu berada di kerumunan dan orang lain terlalu dekat hingga menabrak atau bersentuhan denganmu, itu menandakan kondisi kelewat padat.


Stiil, yang juga merupakan kepala di lembaga konsultan yang mengedukasi penyelenggara acara dalam mengenali bahaya—GKStill International, menegaskan penyelenggara bisa membantu dalam mencegah terjadinya insiden terimpit di kerumunan. Menurut ahli keamanan dan perilaku kerumunan yang telah berpengalaman 30 tahun ini, penyelenggara acara bisa melakukan mitigasi dengan mengamati kerumunan secara langsung dan mengatur arus orang di venue.

Kerapatan kerumunan bisa dihitung dengan melihat jumlah orang dalam setiap meter persegi. Kendati kerapatan bisa bergantung dari ukuran orang yang ada, secara garis besar, Still memberikan perhitungan. Satu hingga empat orang dalam 1 meter persegi masih terbilang nyaman. Namun, begitu ada lima orang di area ukuran itu, keadaan menjadi tak nyaman. Setelahnya, jika ada lebih dari lima orang dalam 1 meter persegi, kerumunan bisa menjadi berbahaya.


“Saat tubuh bersentuhan, energi yang besar dan kepadatan bisa membuat dorongan meningkat sehingga membuat kerumunan kolaps,” katanya. Salah satu penanda nan jelas terlihat saat kerumunan terlalu padat dan berbahaya, sebut Still, ialah ketika orang-orang terlihat seperti ladang gandum. Orang-orang bergoyang, terombang-ambing. Ia mencontohkan konser Oasis di Manchester, Inggris, pada 2005. Tanda itu terlihat tepat sebelum gelombang manusia bergerak ke arah panggung.

BACA JUGA:

Belajar dari Tragedi Itaewon, Wajib Tahu Cara CPR untuk Pertolongan Henti Jantung


Kewaspadaan kunci keselamatan

crowd
Selalu waspada dan awas saat berada di kerumunan. (foto: pexels-amine-m'siouri)




Menjaga diri dan orang lain selamat dalam kerumunan berarti mampu melihat saat kepadatan mulai meningkat. Hal itu bisa amat mengecoh. Tergantung pada sudut pandang yang digunakan: dari atas panggung ataukah hellikopter.

Meski demikian, menurut Still, penyelenggara bisa mencegah bencana terimpit kerumunan dengan selalu mengawasi kepadatan orang. Saat kerumunan menjadi terlalu padat, penyelenggara bisa menyetop orang masuk ke area. Akan amat sulit mengurangi kerumunan saat menjadi terlampau padat. Oleh karena itu, Still juga menyebut penampil bisa ikut andil. “Penampil atau artis harus berhenti sejenak dan meminta setiap orang untuk mundur,” jelasnya.


Bagi kamu, saat berada di kerumunan, Still menyarankan untuk mengawasi area yang amat mungkin jadi paling ramai. Hal itu bisa membuatmu aman dan menyelamatkan nyawa. “Keluarlah dari kerumunan saat ruang pribadi makin sempit,” saran Still.

Senada, produser festival dan acara yang juga senior vice president pada Deep South Entertainment Amy Cox memberikan tips agar aman di kerumunan. “Aturanku, secara pribadi, ialah selalu mengecek apakah aku bisa menempatkan tanganku di pinggangku dengan nyaman tanpa menyentuh orang lain di sekitarku. Itulah jarak aman,” katanya.(dwi)

BACA JUGA:

Aktor Lee Ji-han Tewas dalam Tragedi Halloween Itaewon

#Kesehatan #Korea Selatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Video yang dihapus itu berisi permintaan maaf Chef Paik terkait dengan isu pelanggaran label asal produk, iklan menyesatkan, serta tuduhan penyalahgunaan siaran.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Fashion
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
JF3 Fashion Festival mewujudkan visi Recrafted: A New Vision demi mengangkat kreativitas dan keahlian tangan Indonesia ke tingkat global melalui kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Indonesia
Prabowo Akui Belajar soal Etos Kerja dari Orang Korea, Natal dan Idul Fitri Tetap Latihan
Menyebut Korea bangsa yang tangguh.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
Prabowo Akui Belajar soal Etos Kerja dari Orang Korea, Natal dan Idul Fitri Tetap Latihan
Indonesia
Bukan Oppa K-Pop! Ternyata Inilah Idola Utama Presiden Prabowo Subianto dari Korea Selatan
Hal ini disampaikan saat meresmikan PT Lotte Chemical Indonesia, pabrik petrokimia terbesar se-Asia Tenggara di Cilegon
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
Bukan Oppa K-Pop! Ternyata Inilah Idola Utama Presiden Prabowo Subianto dari Korea Selatan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Bagikan