Pekan Lalu Israel, Kini Meksiko Laporkan Temuan Kasus Pertama Florona


Ilustrasi Pandemi Global COVID-19 (Foto: pixabay/fernandozhiminaicela)
MerahPutih.com - Setelah Israel, kini Meksiko melaporkan temuan kasus pertama pasien Florona di negara mereka. Flurona merupakan infeksi ganda antara COVID-19 dan influenza
Rilis Otoritas kesehatan negara di benua Amerika itu, dikutip Selasa (11/1), melaporkan tiga kasus pertama florona terdeteksi di dua negara bagian Nayarit dan Jalisco di Meksiko Kepala Departemen Kesehatan Negara Bagian Nayarit, Jose Francisco Munguia Perez, mengonfirmasi satu kasus pada seorang wanita berusia 28 tahun.
Baca Juga:
Sedangkan, Kepala Laboratorium Diagnostik Penyakit Universitas Guadalajara, Alejandra Natali Vega Magana, menyatakan dua kasus lain florona dilaporkan di Jalisco. Magana menyebutkan kedua pasien itu tidak menunjukkan gejala serius dan sedang melakukan rawat jalan.
Data resmi terbaru Pemerintah Meksiko sejauh ini melaporkan 4.113.789 kasus terkonfirmasi COVID-19 dan 300.303 kematian akibat infeksi virus corona. Namun, para pejabat negara bagian di Meksiko mengklaim florona bukanlah hal baru dalam situasi pandemi COVID-19 global saat ini. "Karena telah terdeteksi di sejumlah negara lain," tulis pernyataan resmi mereka, dilansir Antara.
Baca Juga:
Pekan lalu, Israel menjadi negara pertama yang resmi menyatakan warganya terinfeksi florona. Dinukil dari Indian Express, Selasa (4/1) Israel menyebutkan kolaborasi penyakit ini terdeteksi pada seorang ibu hamil yang hendak bersalin di Rumah Sakit Yedioth Ahronoth di Israel.

Namun kondisi ini bukanlah varian baru dari virus corona. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa ini bukanlah penyakit baru, melainkan dua penyakit yang terjadi pada satu waktu. Vaksin dua virus itu adalah jalan terbaik menurut WHO.
Kedua virus ini memiliki kesamaan dalam penyebarannya, menurut mayoclinic.org. Kedua virus itu aerosol, yang menyebar melalui tetesan air liur seseorang yang terinfeksi. Akan memasuki tubuh manusia lainnya ketika tetesan air liur itu tersentuh tangan dan menyentuh bibir, hidung atau mata. Bisa juga seseorang itu terpapar langsung dari aerosol tadi.
Baca Juga:
Jika seseorang terserang florona ini, maka dia dalam kondisi yang sangat serius untuk ditangani medis. Orang yang terpapar dapat mengalami pneumonia, serangan jantung, kegagalan organ, radang jantung dan otak, gangguan pernapasan, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Kondisi ini masih terus diteliti oleh para ahli medis di seluruh dunia. Gejala flu bisa muncul 3-4 hari, sementara untuk gejala corona baru muncul 2-14 hari. Indikasi seseorang terkena florona tak jauh berbeda dengan influenza atau corona, batuk, pilek, demam dan hidung tersumbat. Untuk membedakan keduanya memang harus ada uji lab.
Dari tanah air, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah menegaskan Florona bukanlah salah satu hasil mutasi dari varian baru COVID-19. Tetapi, merupakan fenomena terjadinya infeksi ganda akibat dua buah virus berbeda yang menginfeksi pada seseorang. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Hasil Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Rafael Struick Sumbang Gol, Timnas Indonesia U-23 Menang 5-0 Vs Makau

Oxford United Umumkan Peminjaman Marselino Ferdinan ke AS Trencin, Klub yang Pernah Diperkuat Witan Sulaeman

Timnas Indonesia Gilas Taiwan 6-0, Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Catatkan Debut

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Nadiem Makarim Langsung Dipenjara di Rutan Salemba

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Eks Ketua Banggar DPR Ahmadi Noor Supit Terseret Korupsi Proyek Mempawah

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

KPK Panggil Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji
