Relasi

Pecandu Medsos Lebih Mungkin Muncul Sebagai Pelaku Perundungan di Dunia Nyata

Leonard Leonard - Kamis, 23 Juli 2020
Pecandu Medsos Lebih Mungkin Muncul Sebagai Pelaku Perundungan di Dunia Nyata

Terdapat persepsi miring dari medsos. (Foto: Unsplash/Morgan Basham)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SISI negatif dari media sosial bisa menjadi sarana pemecah belah justru di saat orang lagi “baek-baek aja.” Makanya, tidaklah aneh untuk melihat orang-orang yang suka mempermalukan atau bikin naik pitam orang lain. Ini yang biasanya dilakukan oleh mereka-mereka yang mungkin kecanduan media.

Peneliti di Michigan State University dan California State University di Fullerton ini layak dicatat bahwa menunjukkan jika medsos memberikan persepsi yang miring tentang kemanusiaan.

Baca juga:

Tujuh Cara Bijak Bermedia Sosial, Salah Satunya Mengerti Sisi Hukum

1
Medsos mungkin memberikan persepsi miring tentang kemanusiaan. (Foto: Unsplash/camilo jimenez)

Dengan kata lain, orang yang kejam lebih cenderung terlibat dengan media sosial dan lebih lama. Ini artinya mereka menghasilkan lebih banyak konten. Jadi, jika kamu merasa sedih ketika membaca semua komentar argumentatif sarat amarah secara daring, ingatlah, mereka sedang tidak mewakili rasa perikemanusiaan secara keseluruhan.

Para peneliti di balik studi ini melacak 472 mahasiswa di Snapchat dan Facebook. FastCompany membeberkan kalau Snapchat rata-rata digunakan 2,64 jam per hari oleh remaja berusia 18 hingga 24 tahun. Sementara Facebook digunakan rata-rata 2,28 jam per hari.

Para peneliti menemukan bahwa pengguna yang menampilkan perilaku adiktif lebih cenderung menunjukkan perilaku yang kejam dan ‘tegaan’ terhadap pengguna medsos lainnya.

Baca juga:

Cegah Dampak Buruk, Orangtua Dampingi Anak Bermedia Sosial

2
Pengguna dengan perilaku adiktif cenderung menunjukkan perilaku yang kejam. (Foto: Unsplash/Eric Ward)

Penyedia media sosial tanpa disadari melayani orang-orang yang mencari imbalan dengan menjadi pribadi yang kejam. Seperti cyberbullying atau berbagai perilaku daring yang agresif, adanya korelasi antara psikopati, narsisme, dan kecanduan internet.

"Hasil kami menunjukkan bahwa individu yang memiliki preferensi lebih besar untuk jenis imbalan ini, menampilkan penggunaan kedua platform dengan masalah yang lebih besar," mereka melanjutkan.

Sebagai catatan tambahan, melansir laman Intersting Engineering, penelitian ini juga menemukan pengguna dengan perilaku yang lebih bikin ketagihan. Menghabiskan lebih banyak waktu di Snapchat dan berusaha cukup sering menggunakan Facebook.

Pada akhirnya, para peneliti berharap bahwa studi mereka akan terbukti bermanfaat dalam mengobati orang-orang dengan kecanduan internet. Karena hal itu akan memberi wawasan kepada para dokter lebih banyak tentang imbalan sosial dan lingkaran umpan balik yang mungkin memotivasi perilaku mereka.

Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan kepada kita bahwa mungkin sebagian besar konten media sosial dibuat oleh orang-orang yang menunjukkan perilaku kejam dalam kehidupan sehari-hari mereka. (lgi)

Baca juga:

Sekitar 218 Akun Medsos Layak Ditakedown Karena Sebar Hoaks dan Ujaran Kebencian

#Media Sosial #Social Media #Sosial Media
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Polisi kini masih memburu akun media sosial, yang menyebarkan provokasi demo hingga penjarahan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Indonesia
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, penyidik tidak melakukan penahanan terhadap CS, melainkan mewajibkan yang bersangkutan untuk melapor dua kali dalam sepekan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Indonesia
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo sebelumnya mengemukakan rencana untuk memanggil penyedia platform media sosial seperti Meta dan TikTok guna membahas penanganan konten-konten provokatif di media sosial.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Lifestyle
Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Polisi Prancis kini menyelidiki kematian streamer 46 tahun itu.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
 Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Dunia
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Ini bukanlah satu-satunya solusi, tapi ini akan membuat perbedaan.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
  Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Indonesia
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Akun ganda sering kali disalahgunakan untuk tujuan negatif, dari penyebaran hoaks hingga penipuan.
Dwi Astarini - Rabu, 16 Juli 2025
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Indonesia
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran
DPR ingin pengaturan penyiaran platform digital dapat dijadikan satu terlebih dahulu dengan penyiaran konvensional ke dalam RUU Penyiaran sebab menyasar substansi yang sama.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran
Indonesia
Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok
PoliceTube merupakan platform milik Polri, yang mirip dengan YouTube dan TikTok. Platform ini akan diluncurkan pada 1 Juli 2025.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok
Dunia
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Sebanyak 16 miliar data bocor. Pengguna Apple, Facebook, dan Google diminta untuk mengganti kata sandinya.
Soffi Amira - Kamis, 26 Juni 2025
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Indonesia
AS Perketat Visa Pelajar, Wajib Cantumkan Akun Media Sosial di Formulir
AS memperketat visa pelajar dari Indonesia. Jadi, pemohon visa wajib menyantumkan akun media sosial di formulir aplikasi.
Soffi Amira - Sabtu, 21 Juni 2025
AS Perketat Visa Pelajar, Wajib Cantumkan Akun Media Sosial di Formulir
Bagikan