Peanut Patch Bantu Redakan Alergi Kacang pada Balita


Peanut patch digunakan di antara tulang belikat. (Foto: Viaksin)
SEDIKIT-sedikit gatal. Padahal cuma makan secuil. Reaksi tubuh yang berlebihan seperti ini terhadap makanan disebut alergi. Banyak zat alergen (penyebab alergi) dalam makanan. Salah satunya kacang.
Harusnya senang-senang makan di restoran, tetapi harus berakhir dengan bintik kemerahan dan mata berair setelah tak sengaja menyantap hidangan berbahan kacang.
Untuk kamu yang lelah dengan alergi kacang, ada terobosan baru bernama Peanut Patch yang bisa bantu redakan alergi kacang, loh. Mengutip edition.cnn.com, para peneliti dari perusahaan biofarmasi Perancis DBV Technologies melakukan percobaan patch dari kacang Viaskin pada anak usia 1-3 tahun yang didiagnosis alergi kacang.
Di dalam patch Viaskin tersebut terkandung 250 mikrogram protein kacang. Para balita ditempeli patch di antara tulang belikat mereka setiap hari selama setahun sebelum menjalani pemeriksaan alergi kacang selanjutnya.
Baca juga:

Setelah 12 bulan, dua pertiga dari 244 anak-anak yang menggunakan patch Viaskin dengan alergi yang kurang sensitif dapat mentoleransi protein kacang yang setara dengan mengonsumsi tiga atau empat kacang secara aman. Anak-anak yang lebih sensitif dapat menoleransi zat alergen yang setara dalam satu kacang.
Tiap percobaan medis akan ada efek sampingnya. Untuk kasus ini, reaksi alergi paling umum seperti kemerahan, gata,l dan bengkak muncul di anak-anak penerima Viaskin sekira 7,8% atau 21 orang.
Meski dampak penggunaan patch 1 tahun hanya bisa menoleransi sedikit sekali kacang dan ada efek sampingnya, tetapi orang tua yang anaknya mengidap alergi kacang merasa ini telah memberikan sedikit harapan.
Baca juga:
“Aku melihat pasien alergi kacang dalam praktik klinis setiap hari. Aku berbicara dengan orang tua yang mengalami peningkatan kecemasan dan penurunan kualitas hidup karena takut akan reaksi yang mengancam jiwa anak-anaknya," kata Dr. Matthew Greenhawt dari Children’s Hospital Colorado.
Viaskin Peanut patch memiliki potensi untuk memberikan harapan baru kepada balita dan keluarga mereka yang saat ini tidak memiliki pilihan pengobatan yang disetujui. "Selama ini mereka harus mengandalkan penghindaran, yang dapat berdampak buruk pada kualitas hidup,” lanjut Dr. Matthew.
Ia menambahkan bawah ini berita yang sangat baik untuk balita dan keluarga mereka sebagai langkah selanjutnya menuju masa depan dengan lebih banyak perawatan untuk alergi makanan. (kmp)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
