Pantau Langsung Bantar Gebang, Hamish Daud Suarakan Kepedulian Lingkungan


Hamish Daud miris melihat situasi di Bantar Gebang (Foto: istimewa)
BARU-BARU INI, Hamish Daud, Founder Indonesian Ocean Pride, dan Satya Winnie, bloger yang menyuarakan kepedulian lingkungan, berkesempatan mengunjungi wilayah TPST Bantar Gebang, Bekasi.
Saat kunjungan mereka ke sana, Roy selaku Public Relation Officer TPST Bantar Gebang menuturkan bahwa saat ini terhitung sebanyak 117 ton sampah masuk ke Bantar Gebang setiap harinya.
Baca Juga:
Cara Laura Basuki Hadapi Makhluk Menyeramkan Saat Syuting Film Horor
Karena itu, gunungan sampah yang ada di Bantar Gebang kini sudah mencapai 41 meter. Tingginya tumpukan itu pun sudah melebihi standar tumpukan sampah. Selain itu, lahan yang dipakai untuk menumpuk sampah itu juga semakin lama semakin sedikit.

Apabila permasalahan itu tak ditanggulangi sesegera mungkin, akan semakin banyak tumpukan sampah yang ada di Bantar Gebang dan akan semakin menggunung. "Setiap tahun, jumlah sampah yang masuk ke Bantar Gebang naik sebesar 10%. Artinya dalam waktu 10 tahun, sampah warga Jakarta bisa naik menjadi dua kali lipat," jelas Roy dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Selasa (5/11).
Baca Juga:
4 Artis yang Pernah Perankan Tokoh Penting Indonesia di Film Layar Lebar
Lebih lanjut Roy menambahkan, "Sebetulnya bisa saja Pemerintah Jakarta membuka lahan baru sebagai tempat pebuangan sampah. Namun, semakin banyaknya jumlah sampah yang ada membuat pemerintah harus terus membuka lahan baru pula untuk menampung sampah tersebut."
Sistem pengolahan yang dipakai di Bantar Gebang ialah metode landfill. Metode tersebut menghasilkan gas metana yang berbahaya, karena gas tersebut mudah terbakar. Adapula efek pemanasan global yang ditimbulkan gas itu.

Di Bantar Gebang, telah diterapkan bio membrane untuk mengumpulkan gas metana dari gunungan sampah. Namun, dengan penerapan metode itu, tempat pembuangan sampah tak bisa digunakan lagi. Gas metana yang dikumpulkan bio membrane bisa digunakan untuk menghasilkan listrik menggunakan generator. Dengan begitu, efek buruk akibat gas metana itu dapat berkurang.
Jumlah sampah terbesar yang masuk ke Bantar Gebang merupakan sampah organik. Jenis kedua yang terbesar ialah sampah plastik. Berbeda dengan sampah organik yang bisa didaur ulang, sampah plastik tak bisa dilebur dan akan terus ada selama ratusan hingga ribuan tahun mendatang.
Proses daur ulang sampah plastik bisa dilakukan dengan adanya pemulung yang mengambil sampah di Bantar Gebang. Dengan begitu, sampah yang tak dapat didaur ulang tersebut bisa berkurang.
Karena itu, bagi Hamish Daud, pemulung merupakan pahlawan sesungguhnya dalam menanggulangi pengurangan sampah di Jakarta. Hal itu dikemukakan Hamish Daud seusai menyaksikan sendiri kondisi di Bantar Gebang.
"Saya telah menyaksikan sendiri bagaimana mereka bekerja banting tulang dan kerja di tempat yang tidak nyaman demi keluarga. Mereka membuat negara kita bersih dan menjaga alam kita, bahkan sampai 24 jam," tutur Hamish.
Selain kagum dengan para pemulung yang rela bekerja di tempat yang kurang nyaman, Hamish juga merasa sangat terkejut dan menyayangkan karena banyak sampah sisa makanan di Bantar Gebang. "Saya sangat terkejut sampah yang paling banyak di sini ialah makanan. Artinya, banyak sekali masyarakat Jakarta yang buang makanan," tambah Hamish.
Selain itu, suami dari penyanyi Raisa itu pun menuturkan salah satu solusi yang bisa dilakukan masyarakat ialah dengan melakukan compositing. "Salah satu solusi yang bisa digunakan masyarakat ialah melakukan composting. Pisahin kompos, pisahin botol-botol yang bisa diambil sama pemulung untuk didaur ulang," sarannya.
Ia menyarankan plastik-plastik lain bisa digunakan lagi untuk hal lain. Ia mengatakan cuma butuh 2-3 menit dalam sehari untuk memilah sampah. "Plastik itu bisa untuk misalnya tanam cabai dengan kompos di rumah," ujarnya.
Di akhir, Hamish Daud berpesan semoga kebiasaan baik untuk terus menjaga lingkungan tersebar di kita semua untuk Indonesia yang lebih baik. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Demo Sisakan 28,63 Ton Sampah, Pemprov DKI Kerahkan 750 Personel untuk Lakukan Pembersihan

Gejolak Demo Berlanjut, Pemprov DKI Pikir Ulang Penarikan Retribusi Sampah dari Warga

Dinas LH DKI Perkuat Kolaborasi Pengelolaan Sampah Mandiri Kawasan

Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan untuk Bersihkan Sampah selama Rangkaian Acara HUT ke-80 RI di Jakarta

Pengelolaan PLTSa Putri Cempo Belum Maksimal, Wakil Ketua MPR Singgung Revisi Perpres Sampah

Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Gubernur Pramono Diminta Kaji Ulang Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik, RDF Plant Rorotan Disinggung

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

Menteri LH Resmikan Waste Crisis Center, untuk Atasi Darurat Sampah Nasional

Diajak Keliling RDF Plant Rorotan, Warga JGC Harap Tak Lagi Keluar Asap dan Bau Sampah Menyengat
