Pandemi COVID-19 Bikin Penelitian Vaksin Lebih Maju

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Jumat, 30 Desember 2022
Pandemi COVID-19 Bikin Penelitian Vaksin Lebih Maju

Peneliti vaksin Unpad. (Foto: Unpad)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi. Pandemi sekaligus menjadi momentum dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam riset pengembangan vaksin.

Peneliti yang tergabung dalam Pusat Riset Bioteknologi Molekuler dan Bioinformatika merasakan betul bahwa pandemi memberikan pelajaran berharga dalam penelitian vaksin di lingkungan Unpad.

Baca Juga:

Penambahan Kasus Harian COVID-19 Capai 685 Jelang Pergantian Tahun

"Ada tahap selangkah lebih maju dari riset yang selama ini sudah dilakukan," kata peneliti vaksin Unpad Muhammad Yusuf.

Ia menjelaskan, peneliti di Departemen Kimia Fakultas MIPA sudah lama mengembangkan riset di bidang biokimia kesehatan, salah satunya adalah vaksin.

Bahkan saat pandemi Covid-19, tim Lab Biokimia dan Pusat Riset Bioteknologi sudah merancang vaksin Covid-19 sebelum Indonesia menetapkan status kedaruratan pandemi pada Maret 2020.

"Ketika ada pandemi, kami sebagai tim riset yang meneliti virus, terpanggil mencoba berpartisipasi," tutur Yusuf.

Ari Hardianto peneliti vaksin lainnya, mengatakan pengembangan riset awal mengenai vaksin COVID-19 dilakukan berdasarkan informasi genetik virus SARS-CoV-2 yang sudah dipublikasikan beberapa waktu setelah COVID-19 menyebar di Wuhan.

"Dari informasi itu, tim memanfaatkannya untuk mendesain vaksin. Riset vaksin terus dilakukan," ujarnya.

Tim yang terdiri lebih dari dua puluh orang ini pun memperluas kolaborasi, salah satunya dengan mitra industri strategis PT. Bio Farma, serta keikusertaan dalam program pengembangan Vaksin Merah Putih oleh Kemenristek/BRIN di tahun 2021.

Yusuf memaparkan, kendati riset pengembangan vaksin sudah sering dilakukan peneliti Unpad, upaya tersebut masih terbatas pada skala laboratorium.

Saat wabah COVID-19 melanda yang mendorong dunia bergerak menghasilkan vaksin, riset vaksin di Unpad kemudian mengalami akselerasi, dari yang hanya berskala lab kemudian melangkah ke skala pengujian imunogenisitas dan praklinis pada hewan mamalia kecil.

"Setelah terkarakterisasi, kemudian kandidat vaksin rekombinan diujicobakan pada hewan dan dilihat apakah sudah bisa menghasilkan respons antibodi yang spesifik pada SARS-CoV-2 atau tidak. Vaksin rekombinan yang Unpad dan Bio Farma kembangkan sudah sampai ke tahap tersebut," ujarnya.

Dengan kata lain, tegas ia, pandemi COVID-19 telah meningkatkan kapasitas/keterampilan peneliti Unpad di bidang pengembangan vaksin. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

DPR Kritisi Wacana Pengenaan Biaya Pasien COVID-19

#Vaksin Covid-19
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Indonesia
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Pemberian vaksin ini ditujukan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Sebelumnya vaksin IndoVac hanya diberikan pada Lansia, atau masyarakat berusia di atas 60 tahun.
Andika Pratama - Rabu, 08 Maret 2023
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Indonesia
Kemenkes Sebut Booster Vaksin Kedua Mampu Perkuat Kekebalan Tubuh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan bakal terus mengawal hingga pandemi COVID-19 resmi dinyatakan tuntas.
Mula Akmal - Jumat, 17 Februari 2023
Kemenkes Sebut Booster Vaksin Kedua Mampu Perkuat Kekebalan Tubuh
Bagikan