Pandemi Bikin Ubanan?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 28 Mei 2021
 Pandemi Bikin Ubanan?

Kemungkinan uban tumbuh karena stres meskipun tidak bisa dipastikan secara ilmiah. (Foto: Unsplash/Jens Lindner)

Ukuran:
14
Audio:

JANGAN-jangan penampilan kamu berubah di masa pandemi ini. Coba lihat rambut kamu. Yang perempuan coba diurai rambutnya dan lihat ada yang berubah atau tidak. Kemungkinan nih, tumbuh uban di rambut kamu selama pandemi.

Memang, tidak ada penelitian resmi mengatakan pandemi jadi penyebab tumbuhnya uban. Namun, di situasi yang serba sulit ini banyak orang stres. Laman Alodokter mengatakan banyak kasus yang mendukung faktor tumbuhnya uban karena stres. Namun, belum ada penelitian ilmiah membuktikannya.

Baca juga:

Begini Caranya Agar Cat di Rambut Awet

Dimuat di laman Health, beberapa pengguna twitter mengaku tumbuh uban pada rambut mereka tahun ini. Secara terang-terangan mereka mengaku pandemi membuat mereka stres. Padahal para pengguna Twitter tersebut masih berusia di bawah 30 tahun.

Stres karena pandemi bisa saja membuat rambut ubanan. (Foto: Christian Erfurt)

Dokter kulit yang berbasis di New York, Dr Marisa Garshick mencoba mengungkapkan kebenaran fenomena tersebut. Dr Garshick berpendapat rambut bisa saja beruban karena pandemi. Meskipun tetap ia tidak memercayai hal ini 100 persen.

Namun bisa dibilang juga banyak orang ubanan di masa pandemi karena banyak waktu di rumah. Ya, waktu berlimpah di rumah membuat mereka jadi memerhatikan penampilan. Misalnya saat meeting di zoom. Mau tidak mau mereka jadi sering 'ngaca' karena harus on cam selama virtual meeting.

Baca juga:

Uban pada Usia Muda, Bagaimana Mengatasinya?

"Sejak pandemi, banyak yang mengalami stres yang dapat berkontribusi pada munculnya lebih banyak uban,” ujar Garshick.

Dr. Garshick memaparkan bahwa menurut ilmu medis stres dapat menyebabkan rambut beruban karena menyebabkan kerusakan oksidatif. "Ini menyebabkan kerusakan pada sel-sel penghasil pigmen, yang menyebabkan lebih sedikit melanin yang diproduksi," ujarnya.

Mewarnai rambut untuk menyembunyikan uban. (Foto: Unsplash/elizabeth lies)

Dr. Garshick menguatkan teori medis ini lewat studi tahun 2020 yang diterbitkan untuk National Library of Medicine. Para peneliti menemukan bahwa respons stres pada tikus menyebabkan rambut beruban.

Intinya, jangan malah jadi pusing kalau rambut kamu mulai beruban. Sebab, sebenarnya kamu tetap bisa tampil menarik dengan rambut beruban.

Mitra Clairol Color dan pewarna selebriti Jeremy Tardo, mengatakan ia telah memperhatikan peningkatan pada klien dengan rambut beruban. Menurutnya, tidak semua orang ingin menyembunyikan ubannya. Ada yang membiarkan uban tumbuh, dan ada juga yang mewarnainya.

"Beberapa benar-benar ingin menutupi mereka, yang lain ingin memadukannya dengan warna rambut mereka, dan beberapa bahkan ingin tampil penuh warna abu-abu," tegas Tardo. (ikh)

Baca juga:

5 Cara Merawat Rambut Berwarna Agar Tidak Cepat Pudar

#Kesehatan #Kecantikan #Rambut Sehat
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
ShowBiz
Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia
Proses menua tidak sebatas perubahan fisik semata.
Dwi Astarini - Senin, 01 September 2025
Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan