Sains

Pakar: Sekat Plastik Tidak Menghentikan Penularan COVID-19

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 24 Agustus 2021
Pakar: Sekat Plastik Tidak Menghentikan Penularan COVID-19

Sekat plastik dipasang pada semua area komersil. (Foto: Unsplash/Paulo Silva)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PENGHALANG atau sekat plastik yang memisahkan orang-orang di toko, restoran, dan ruang kelas mungkin tidak efektif dalam menghentikan penularan COVID-19 seperti yang diperkirakan semula. Demikian diberitakan The New York Times (19/8).

Para ilmuwan yang mempelajari aliran udara, ventilasi, dan tetesan aerosol mengatakan, sekat itu mungkin tidak membantu, dan pada kenyataannya, dapat memperburuk situasi dengan menghalangi aliran udara normal.

Baca Juga:

Cara Mudah Enyahkan Overthinking

plastik
Sekat tidak banyak membantu mencegah partikel aerosol kecil dari virus menyebar. (Foto: 123RF/skynetgame)

Biasanya, saat orang berinteraksi dan bernapas di sebuah ruangan, arus dan sistem ventilasi mensirkulasikan kembali udara dan menyebarkan partikel yang dihembuskan. Namun, dengan sekat plastik, partikel bisa terperangkap di "zona mati" dan menumpuk.

“Jika ada banyak penghalang di ruang kelas, itu akan mengganggu ventilasi yang bekerja di ruangan itu,” Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech, mengatakan kepada surat kabar tersebut.

"Aerosol semua orang akan terperangkap dan terjebak di sana dan menumpuk, dan akhirnya akan menyebar ke luar dari mejamu sendiri," Marr menambahkan.

Beberapa variabel menjadi faktor efektivitas penghalang plastik. Sekat dapat menghentikan tetesan pernapasan besar dari batuk dan bersin, misalnya, tetapi mungkin tidak banyak membantu mencegah partikel aerosol kecil dari virus seperti yang menyebabkan COVID-19 menyebar.

Baca Juga:

Kriteria Olahraga Tepat untuk Tingkatkan Imunitas di kala Pandemi COVID-19

Tidak efektif menghalangi virus

plastik
Dengan sekat plastik, partikel bisa terperangkap di zona mati dan menumpuk. (Foto: 123RF/freedomtumz)


Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Juni dan dipimpin para peneliti dari Johns Hopkins, menunjukkan bahwa sekat meja di ruang kelas dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi virus corona. Di distrik sekolah Massachusetts, para peneliti menemukan, pembatas plexiglass dengan dinding samping di kantor utama menghambat aliran udara. Sebuah penelitian yang mengamati sekolah-sekolah di Georgia menemukan, sekat meja memiliki sedikit efek pada penyebaran virus corona, dibandingkan dengan perbaikan ventilasi dan penutup.

Peneliti lain di Inggris telah melakukan studi pemodelan yang mensimulasikan apa yang terjadi ketika seseorang di satu sisi penghalang — seperti pelanggan di toko — menghembuskan partikel saat berbicara atau batuk di bawah berbagai kondisi ventilasi.

Layar lebih efektif ketika orang batuk, karena partikel yang lebih besar memiliki momentum yang lebih besar dan mengenai penghalang. Namun, ketika seseorang berbicara, layar tidak menjebak partikel yang dihembuskan dan hanya melayang di sekitarnya. Partikel pun masih ada di dalam ruangan, menimbulkan risiko bagi petugas dan orang lain yang mungkin menghirup udara yang terkontaminasi.

"Kami telah menunjukkan efek memblokir partikel yang lebih besar, tetapi juga bahwa aerosol yang lebih kecil bergerak di atas sekat dan bercampur di udara ruangan dalam waktu sekitar lima menit," kata Catherine Noakes, seorang profesor teknik lingkungan di University of Leeds, terkait penelitian-penelitian tersebut.

"Ini berarti jika orang berinteraksi selama lebih dari beberapa menit, mereka kemungkinan akan terpapar virus yang terlepas dari sekatnya," katanya.

Baca Juga:

Mengapa Orang yang Sudah Vaksin Penuh Perlu Dosis Booster?

Lokasi dan pengaturan

plastik
Penghalang besar di kasir akan lebih efektif dari sekat yang banyak dalam ruang kelas. (Foto: 123RF/bignai)


Efektivitas penghalang plastik kemungkinan juga tergantung pada lokasi dan pengaturannya. Seorang pengemudi bus dengan penghalang besar, misalnya, mungkin dapat menghindari menghirup partikel yang dihembuskan penumpang. Kasir bank atau petugas toko yang berada di belakang penghalang besar mungkin juga sebagian dilindungi.

Meski begitu, para ilmuwan mengatakan masih diperlukan lebih banyak penelitian. Misalnya, penghalang yang lebih tinggi lebih mungkin efektif. Namun, keberadaan banyak sekat dalam satu ruangan kemungkinan dapat menghalangi aliran udara.

Para peneliti telah merekomendasikan agar sekolah dan kantor fokus pada ventilasi, masker, dan vaksin untuk memperlambat penyebaran virus corona. "Aliran udara di dalam ruangan cukup rumit," Richard Corsi, dekan teknik di University of California di Davis.

“Setiap ruangan berbeda dalam hal penataan furnitur, ketinggian dinding dan langit-langit, ventilasi, di mana rak buku berada,” katanya, “Semua hal ini memiliki dampak besar pada aliran aktual dan distribusi udara di sebuah ruangan.” (aru)

Baca Juga:

Pandemi Lahirkan Tren Wisata Vaksinasi

#Kesehatan #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Bagikan