Pakar Epidemilologi Pastikan Herd Immunity di Indonesia tidak akan Tercapai
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada peserta vaksinasi massal Dewa United bersama Dinkes DKI Jakarta di Highgrounds Game Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Rabu, (4/8). Foto: MP/Rizki Fitr
MerahPutih.com - Pakar Epidemilologi Universitas Airlangga Surabaya, Windu Purnomo memastikan bahwa target herd immunity yang selama ini digaungkan, dipastikan tidak akan bisa tercapai.
"Dulu masih bisa kita berharap pada herd Immunity. Tapi dilihat kondisi sekarang, sudah dipastikan bahwa Indonesia tidak akan bisa mencapai. Sudah, jangan berharap pada vaksin saja," kata Windu Purnomo saat dikonfirmasi MerahPutih melalui selulernya, Minggu, (15/8).
Baca Juga
"Harus ada kombinasi antara vaksin dan protokol kesehatan. Vaksinasi jangan hanya pada target 70 sampai 80 persen saja. Tapi semuanya. Kalau itu terjadi, baru kita sudah relatif aman. Bukan aman, tapi masih relatif aman," sambungnya.
Dijelaskannya, sebelumnya target herd immunity memang bisa dicapai. Sebab saat itu hanya ada virus COVID-19 dari Wuhan. Namun, lantaran munculnya banyak varian baru corona, khusunya varian delta, maka mustahil bisa mencapai herd immunity.
Oleh sebab itu, lanjut Windu, selain vaksinasi pada semua orang, protokol kesehatan menjadi nomer satu untuk membentengi diri sendiri.
Jika hanya berharap pada vaksin saja, lanjutnya, besar kemungkinan akan bisa berbahaya bagi masyarakat sendiri, apalagi vaksin di Indonesia juga masih berharap pasokan dari negara lain.
"Tiongkok menerapkan lockdown, akhirnya berhasil mengatasi pandemi. Muncul varian baru, akhirnya Lockdown lagi, tetapi itu hanya riak-riak kecil untuk menekan angka kematian. Australia berhasil mengatasi pandemi sebelum ada vaksin, itu juga karena protokol kesehatan yang ketat. Kalau kita sudah terlanjur, maka seluruhnya harus divaksin " kata Windu
Oleh sebab itu, masih kata Windu, ada tiga komponen yang harus dikombinasikan untuk mengatasi pandemi. Selain vaksin kepada seluruh masyakat Indonesia, protokol kesehatan seperti testing, tracing, treatment harus diterapkan.
"Sekali lagi perlu diingat, masyarakat jangan berharap pada herd Imunity. Herd Imunity sudah tidak bisa lagi tercapai. Kalau sekampung sudah vaksin, bukan berarti herd imunity di kampung itu sudah tercapai. Ini bukan hanya di Indonesia saja. Negara lain juga sama," tutupnya. (Budi Lentera/ Surabaya)
Baca Juga
Bagikan
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI