Pakar Ekonomi Khawatirkan Celah Korupsi Terbuka di Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis resmi bergulir Senin (6/1). (Foto: MerahPutih.com/Kanu)
MerahPutih.com - Potensi celah korupsi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dianggap cukup besar.
Ekonom Achmad Nur Hidayat menilai, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun pada RAPBN 2025 program ini menghadapi risiko pelanggaran.
“Khususnya anggaran menguap jika tidak dikelola dengan baik,” kata Achmad di Jakarta, Selasa (7/1).
Achmad melihat, biaya per porsi makanan yang direvisi menjadi Rp10 ribu tampak rendah.
“Pertanyaannya adalah apakah dengan anggaran tersebut kualitas dan kuantitas makanan yang disediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat,” sebut Achmad.
Baca juga:
5 Ribu Dapur Ditargetkan Sediakan Makan Bergizi Gratis di Pertengahan Tahun 2025
Dia menuturkan, pemerintah juga perlu memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran
Tanpa mekanisme pengawasan yang memadai, ada risiko dana disalahgunakan atau tidak digunakan secara efisien.
“Contohnya, biaya operasional untuk dapur-dapur yang tersebar di seluruh negeri bisa membengkak akibat logistik, gaji tenaga kerja, dan perawatan fasilitas,” imbuh Achmad.
Achmad mengingatkan, Indonesia sudah memiliki berbagai program yang berfokus pada peningkatan gizi, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Baca juga:
Program Makan Bergizi Gratis Dianggap Timpang dan Tak Merata
Program MBG berisiko tumpang tindih dengan inisiatif ini, baik dalam hal sasaran maupun alokasi sumber daya.
“Tanpa koordinasi yang baik, program-program ini bisa menjadi tidak efisien dan saling mengganggu,” sebut Achmad.
Meskipun pemerintah optimistis bahwa seluruh penerima manfaat akan terjangkau dalam waktu tiga hingga lima tahun, target ini tampak terlalu ambisius mengingat tantangan logistik, anggaran, dan koordinasi.
Ada kekhawatiran bahwa setelah lima tahun, program ini mungkin tidak berkelanjutan tanpa suntikan dana tambahan yang besar.
“Selain itu, tanpa strategi exit yang jelas, program ini bisa berakhir sebagai solusi sementara yang tidak mengatasi akar masalah gizi buruk di Indonesia,” pungkas Achmad yang juga ekonom dari UPN Veteran Jakarta ini. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Legislator PKB Usul BGN Jadikan 5 Negara ini Role Model MBG, bukan India
[HOAKS atau FAKTA]: Nampan Progam MBG Mengandung Lemak Babi
Pangan Lokal Jadi Kunci Program MBG, BGN Ajak Daerah Ikut Hidupkan Ekonomi Rakyat
Ketua MPR Ajak Anak Muda Indonesia Jadi Peternak Sapi Demi Suksesnya MBG
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Tarik Rp 71 Triliun dari Program MBG, Mau Dialihkan ke Beras Gratis
Kasus Wakil Bupati Pidie Jaya Gampar Kepala SPPB MBG Sudah Masuk Radar Inspektorat Kemendagri
Kecam Aksi Kekerasan Wakil Bupati Pidie Jaya terhadap Kepala SPPG, DPR Minta Pelaku Diproses Hukum
Angkut Ayam dan Babi, Pemilik Mobil Bertuliskan BGN Dilaporkan ke Polisi
BGN Laporkan Wakil Bupati Pidie Jaya atas Dugaan Penganiayaan Petugas Program MBG
Kepala BGN Benarkan Arahan SPPG Wajib Bikin Konten Positif MBG, tapi Tanpa Insentif Rp 5 Juta