Orang Asia Memiliki Risiko Tinggi Terkena Stroke Ketimbang Orang Eropa?


Orang Asia memiliki kelainan pembulu darah pada otak (Foto: Pexels/Afta Putta Gunawan)
MENJADI warga Asia nampaknya memiliki risiko terkena penyakit stroke lebih besar dibandingkan orang Eropa. Seperti diketahui penyakit tersebut merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Penyebabnya pun beragam bisa dari hipertensi, hingga diabetes.
Stroke terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah pada otak. Hal seperti ini rupanya kerap dialami orang asia. Ya, benar orang asia memiliki risiko tinggi terkena stroke karena adanya penyempitan pembulu darah di otak. Sementara orang eropa juga mengalami penyempitan pembuluh darah.
Namun, kasus yang sering terjadi terhadap orang Eropa ialah penyempitan pembulu darah pada bagian leher. Penyempitan pada leher juga dapat membuat seseorang terkena stroke.

"Angka kejadian penyempitan pembuluh darah di otak lebih tinggi di Asia. Orang Eropa biasanya strokenya karena penyempitan pembulu darah di leher," ujar Dr. Mohammada Kurniawan, Sp.S (K) saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Dr. Mohammad, orang Indonesia memiliki kelainan pembulu darah pada otak karena faktor keturunan. Karena itulah tidak menutup kemungkinan akhirnya pembulu darah akan pecah dan menyebabkan kecatatan yang fatal karena stroke.
Selain memiliki faktor keturunan pola hidup yang tidak sehat juga menjadi penyebab stroke. Salah satunya termasuk dari asupan makanan. "Jadi biasanya bawaan. Lalu didukung dengan gaya hidup yg tidak sehat," tambahnya.

Namun, bukan berarti gaya hidup orang Asia paling tidak sehat dengan benua lainnya. Masalah gaya hidup, kata Dr. Mohammad hampir setiap orang di berbagai benua tidak menjalani gaya hidup yang sehat. Lagi-lagi pola makanan yang tidak sehat juga menjadi penyebab utama.
Seperti misalnya orang Eropa yang terkenal dengan mengonsumsi junkfood. Namun kebiasaan ini juga menular kepada warga Asia yang menetap di benua Eropa maupun Amerika.
"Sekarang bisa dibilang orang Eropa, Asia dan Amerika sudah sama lifestylenya," imbuhnya. Ditambah lagi, untuk Indonesia sendiri sudah memiliki udara yang tercemar polusi. Tentu memiliki pola hidup sehat menjadi tugas yang semakin berat.

Disamping itu, ia mengatakan umumnya pasien stroke ialah yang berusia 60 tahun ke atas. Akan tetapi karena faktor keturunan dan gaya hidup sangat berkaitan, tidak menutup kemungkinan anak muda pun memiliki risiko tinggi terkena stroke.
"Terus terang lebih banyak pasien stroke di atas 60 tahun. Tapi saya pernah punya pasien usianya 18 tahun. Itu biasanya karena kelainan pembuluh darah di otak," tukasnya. (ikh)
Baca juga: Satu Butir Telur Sehari Jauhkan Stroke
Bagikan
Berita Terkait
Inflamasi Picu Penyakit Jantung, ini Penjelasannya

Polusi Udara Jangka Panjang Perparah Penyakit Pernapasan hingga Memicu Jantung dan Stroke

Kacang-kacangan Bagus untuk Pasien Stroke karena Memiliki Antioksidan Tinggi

Tips Puasa Bagi Penderita Stroke dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Otak

Gerindra Bantah Prabowo Terkena Strok 2 Kali

Cegah Stroke Sejak Dini

Gangguan Tidur Tingkatkan Risiko Stroke
