Operasi Evakuasi Jenazah dan Objek Sriwijaya Air Hadapi Cuaca Buruk


Kapal cepat Kopaska TNI AL usai melakukan pencarian puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Pantai Tanjung Kait, Tangerang, Banten, Senin (18/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
MerahPutih.com - Proses evakuasi Sriwijaya Air SJ182 memasuki hari kesebelas atau hari pertama perpanjangan kedua.
Basarnas menyebut cuaca pada hari ini sangat tidak bersahabat.
"Oleh karena itu, sampai saat ini belum ada yang turun, masih ada di kapal," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS saat jumpa pers di JICT 2, Jakarta Utara, Selasa (19/1).
Baca Juga:
Black Box CVR Belum Ditemukan, Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air Diperpanjang 3 Hari
Rasman mengatakan, data terakhir yang ia terima menunjukkan gelombang setinggi 1,5 meter (m) hingga 2,5 m. Sementara itu, kecepatan angin sekitar 31 knot.
Artinya, ini sangat riskan apabila dilaksanakan penyelaman karena berbahaya.
"Kapal pun juga sekarang berlindung di belakang pulau. Supaya tidak terombang-ambing oleh gelombang yang cukup tinggi," tuturnya.
Ia menerangkan, secara umum operasi SAR pada hari ke-11 tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Hanya saja, karena objek yang dicari semakin sedikit, area pencarian pun dipersempit.
"Jadi kita tidak lagi menyebarkan terlalu jauh. Kita lebih fokus ke situ," kata Rasman.

Rasman menerangkan, operasi SAR untuk menemukan puing dan korban pesawat Sriwijaya Air kali ini dibagi menjadi empat sektor dengan luas masing-masing sektor kurang lebih sekitar 15 sampai 30 meter.
Dia juga mengatakan, tim SAR gabungan tetap memantau objek-objek dari Sriwijaya Air SJ 182 yang mengapung di atas permukaan laut.
"Nanti di situ penyelam akan mencari objek-objek," ujar Rasman.
Baca Juga:
Lima Jenazah Korban Pesawat Sriwijaya Air Kembali Terindentifikasi, Ini Identitasnya
Rasman menyebut, jumlah penyelam yang dilibatkan dalam operasi SAR pencarian para korban Sriwijaya Air SJ 182 hari ini sekitar 300 personel.
Sementara, terkait kapal yang diturunkan untuk melakukan pencarian, Rasman menyebut jumlahnya 60 unit.
Ditambah lagi, 21 unit alutsista seperti sea raider, jetski, RIB, dan perahu karet.
"Kemudian kapal yang punya kemampuan deteksi bawah air kita masih punya tiga," ucap dia. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Operasi SAR untuk Korban Banjir di Bali Sudah Dihentikan, Tidak dengan Bencana Tanah Longsor

Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang

Area Pencarian Helikopter Jatuh di Kalsel Seluar 27 Kilometer Persegi, 140 Aparat Dikerahkan

Penjaga Makam Sempat Lihat Pesawat Marsma Fajar Oleng Muter-Muter Terus Jatuh Nyusruk

Pesawat Latih Jatuh di Bogor Kantongi Surat Laik Terbang dari Lanud Atang Sendjaja

Profil Marsma Fajar, Pilot F-16 Peraih Tesis Terbaik Unhan yang Gugur Saat Bawa Pesawat Latih

Kronologis Jatuhnya Pesawat Latih yang Tewaskan Marsma Fajar The Red Wolf

TNI AU Berduka Marsma Fajar Adriyanto Gugur dalam Kecelakaan Pesawat di Bogor

Pesawat Latih Jatuh di Bogor, TNI AU Konfirmasi 1 Orang Meninggal Dunia

10 Daerah Berpotensi Terdampak Gelombang Tsunami Akibat Gempa di Rusia, Basarnas Siaga Penuh
