Obat Kanker Tangkal Autisme
Enzim tinggi menyebabkan gen aktif mati dan memicu autisme. (Foto: Pixabay)
DOSIS rendah dari senyawa yang disebut romidepsin dapat membantu spektrum autisme, atau anti sosial. Walau pun sejauh ini hanya terbukti efektif pada tikus, mekanisme dari obat ini dapat dijadikan alternatif untuk mengobati autisme pada manusia, demikian mengutip Science Alert. Romidepsi sendiri dapat mengobati kanker.
Gangguan spektrum autisme (ASD) merupakan penyakit yang mengganggu kemampuan otak untuk memproses rangsangan sosial, yang membuat komunikasi terhadap orang lain menjadi sulit. Dalam sebuah penelitian yang pernah dilakukan, sejumlah gen aktif yang terganggu dapat mempengaruhi orang terkena ASD. Beberapa kasus menyebutkan ASD juga bisa diakibatkan karena faktor keturunan. Bahkan memang gangguan dari lahir.
Periset dari Universitas Buffalo di New York melakukan sebuah penelitian yang fokus membebaskan gen agar bisa mengembalikan kinerja otak. Sebab,tingkat enzim tinggi yang disebut histone deacetylase (HADC2) dapat mematikan gen aktif pada tubuh sehingga dapat menimbulkan autisme pada seseorang.
"Dalam model autisme, HDAC2 tidak normal tinggi, yang membuat kromatin di dalam nukleus sangat ketat, mencegah materi genetis," ungkap ahli biologi molekuler Zhen Yan yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Dengan menghambat HADC2 dapat membantu DNA untuk membiarkan gen bekerja kembali seperti biasanya. Sehingga dapat mengembalikan kemampuan otak untuk menghadapai situasi sosial.
"Tumpang tindih yang luas pada gen risiko untuk autisme dan kanker, banyak di antaranya adalah faktor remodeling kromatin, mendukung gagasan obat epigenetik yang digunakan ulang yang digunakan dalam pengobatan kanker sebagai perawatan yang ditargetkan untuk autisme," kata Yan.
Untuk menguji apakah remidepsi memang dapat membantu meringankan gejala ASD, para peneliti menggunakan tikus yang direkayasa dengan gen mutakhir gen Shank3. Sebab sekitar satu persen pasien yang didiagnosis ASD diperkirakan kuat terkait dengan mutasi dari Shank3 tersebut.
Para periset pun bekerja keras untuk menemukan hubungan antara hilangnya shank3 dan peningkatan HDAC2 di nukleus. Melalui serangkaian eksperimen yang dirancang untuk mempelajari hubungan antara tingkat HDAC2 yang meningkat dan mutasi Shank3, para peneliti pun melakukan langkah biokimia untuk menunjukkan bagaimana perubahan genetik memang menjadi penyebab ASD pada sejumlah individu.
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa romidepsin berhasi menghambat HDAC2 dan meningkakan ketrampilan sosial pada tikus percobaan itu. Dengan demikian periset yakin romidepsin dapat mengatasi masalah autisme.
"Autisme menyebabkan hilangnya begitu banyak gen. Untuk menyelamatkan defisit sosial, senyawa harus mempengaruhi sejumlah gen yang terlibat dalam komunikasi neuronal," papar Yan lagi.
Tentunya tikus bukanlah manusia. Akant tetapi periset yakin remidepsin dapat membantu seseorang untuk sembuh dari autisme. Dengan catatan menemukan dosis yang tepat dan perawatan lebih lanjut. (Ikh)
Baca juga artikel untuk menyembuhkan autisme di sini Terapi Lumba-lumba Alternatif yang Menyenangkan untuk Sembuhkan Autisme
Bagikan
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas