Headline

NU Promosikan Nilai Islam, Pluralisme dan Demokrasi di Turki

Eddy FloEddy Flo - Senin, 29 Juli 2019
 NU Promosikan Nilai Islam, Pluralisme dan Demokrasi di Turki

Rais 'Aam Nahdlatul Ulama (NU) KH Miftahul Akhyar (Foto: nu.or.id)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia mendapat perhatian dan apresiasi dari pelbagai kalangan baik dari dalam maupun luar negeri.

Teranyar, menurut keterangan Rais 'Aam Nahdlatul Ulama (NU) KH Miftahul Akhyar pihaknya mendapat undangan diskusi dari Ankara, Turki untuk mempromosikan nilai Islam, pluralisme dan demokrasi dengan tema "Mempertahankan Demokrasi dalam masyarakat yang beragam: catatan pasca-pemilu oleh Nahdlatul Ulama (Sustaining Democracy in A Plural Society: A Post-Election Notes from Nahdlatul Ulama) di Institute of Strategic Thinking (SDE) di Ankara, Turki.

Baca Juga: Doakan Jokowi, Ketua Umum PBNU: Sesuai Amanah Para Pendiri NU, Kita akan Kawal Keutuhan NKRI

“Sepanjang sejarah Indonesia, NU sudah membuktikan bahwa Islam bukan hanya sejalan tetapi juga menjadi penjaga demokrasi," kata KH Miftahul Akhyar saat menyampaikan paparannya, seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Ankara, Minggu (28/7).

Rais Aam NU KH Miftahul Akhyar
Rais Aam NU KH Miftahul Akhyar (Foto: nu.or.id)

Rais ‘Aam juga menjelaskan bahwa dalam pemikiran politik NU, mencintai agama dan mencintai negara adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Selain Rais ‘Aam, ikut menyampaikan pandangan pada kesempatan tersebut Sekretaris Dewan Syuriah NU KH Zulfa Mustofa. Dalam paparannya Kyai Zulfa menjelaskan bahwa hubungan Islam dan negara di Indonesia pernah mengalami periode naik dan turun.

“Meskipun demikian, umat Islam, khususnya NU, selalu menemukan dan menjaga nilai-nilai demokratis dalam menyelesaikannya”, kata Kyai Zulfa dalam diskusi yang dimoderatori bersama oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal dan Presiden SDE Muhammet Savas Kafkasyali.

Sebagai tuan rumah, Presiden SDE menyampaikan apresiasi kepada Ketua NU Indonesia bersama jajarannya yang telah hadir untuk berdialog mengenai isu Islam dan bernegara.

Menurut dia, banyak pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar.

Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah peneliti SDE, kalangan media serta pengamat politik di Turki, termasuk beberapa orang mantan petinggi angkatan bersenjata Turki.

“Indonesia adalah gambaran demokrasi paling berkesinambungan di dunia Islam," kata salah seorang peserta diskusi menanggapi paparan Rais ‘Aam.

“Turki dan dunia Islam bisa belajar banyak dari eksperimen demokrasi yang begitu kaya di Indonesia," peserta itu menambahkan.

Logo NU
Logo NU (Foto: antaranews)

Di akhir pertemuan, diskusi tersebut juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam saat ini seperti masalah konflik, munculnya kelompok-kelompok minoritas muslim ekstrem, dan keterbelakangan sosial.

Untuk mencari solusi dari berbagai persoalan tersebut, diperlukan adanya dialog yang berkesinambungan.

Sebagaimana dilansir Antara, kunjungan NU untuk ke Kantor SDE di Ankara juga dipandang sebagai langkah awal dari rangkaian kerja sama dan dialog yang dapat dikembangkan di kemudian hari antara Indonesia dan Turki.

Institute of Strategic Thinking (SDE) merupakan lembaga think tank di Turki yang didirikan pada 3 Maret 2009.

Baca Juga: Selain NU, Jokowi Disebut Akan Buka Pintu Lebar-Lebar Bagi yang Ingin Masuk Kabinet

Lembaga ini berfokus dalam melakukan kajian mengenai kebijakan dalam negeri maupun luar negeri Turki, serta mengenai berbagai isu regional dan global yang tengah mengemuka.

Sebelumnya, Rais 'Aam dan delegasi NU telah berkunjung ke lembaga pengelola pendidikan Yayasan Maarif di Istanbul, Kamis (25/7).

Di Ankara, delegasi NU juga telah bertemu dengan Presiden YTB (lembaga pemberi beasiswa) dan Wakil Menteri Agama Turki (DIANET). Berbagai area kerja sama telah dijajagi selama kunjungan di Turki antara lain di bidang pendidikan dan pemberian beasiswa.(*)

Baca Juga: Tanpa Dukungan NU, Jokowi Tidak Mungkin Menang Pilpres 2019

#Nahdlatul Ulama #Rais Am PBNU #PBNU #Ormas Islam
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Ketua Partai Nasional Inisiatif Palestina, Mustafa Barghouti, mengecam sikap PBNU yang mengundang tokoh akademisi Israel, Peter Berkowitz. Hal itu tak bisa dibenarkan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Indonesia
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
PBNU menegaskan larangan keras bagi kader maupun warga NU untuk terlibat dalam tindakan perusakan ataupun perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat di berbagai daerah.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
Indonesia
Presiden Prabowo Undang 16 Ormas Islam ke Hambalang, Jaga Situasi Tetap Kondusif
Presiden Prabowo mengajak seluruh ormas Islam yang hadir untuk bersama-sama dengan pemerintahlah menjaga situasi di masyarakat semakin kondusif.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
Presiden Prabowo Undang 16 Ormas Islam ke Hambalang, Jaga Situasi Tetap Kondusif
Indonesia
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi
inisiatif ini bertujuan mencetak generasi muda yang cerdas dan unggul dalam menyongsong masa depan bangsa.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Juli 2025
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim  Siap Beroperasi
Indonesia
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD
Gubernur Jakarta mengaku mendapatkan bisikan dari Ketua PW Muslimat NU DKI Hizbiyah Rochim untuk memasukan kader Muslimat ke dalam BUMD.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 27 Juli 2025
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD
Indonesia
Konflik Palestina-Israel Terus Berlangsung: Pendekatan Non-State Actor Punya Perang Penting
Konflik Palestina-Israel menjadi bahan penelitian menarik bagi Tenaga Ahli Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI Eneng Ervi Siti Zahroh Zidni.
Frengky Aruan - Selasa, 01 Juli 2025
Konflik Palestina-Israel Terus Berlangsung: Pendekatan Non-State Actor Punya Perang Penting
Indonesia
Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama
Bertujuan menjadikan pesantren lebih maju dan mampu menghadapi tantangan zaman. ?
Dwi Astarini - Jumat, 27 Juni 2025
Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama
Indonesia
Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang
PBNU dituding mendapat aliran dana dari PT Gag Nikel Raja Ampat.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 13 Juni 2025
Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang
Indonesia
Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna
Gus Yahya menyebut bahwa Paus Fransiskus sosok penuh kasih yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Frengky Aruan - Selasa, 22 April 2025
Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna
Indonesia
Ketua PBNU Ingatkan Umat Tak Beri Ruang untuk Pemecah Belah dan Penyebar Kebencian
Ketua PBNU Abdullah Latopada tekankan pentingnya menahan diri dan tidak terjebak dalam narasi yang dapat memecah belah umat.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 14 April 2025
Ketua PBNU Ingatkan Umat Tak Beri Ruang untuk Pemecah Belah dan Penyebar Kebencian
Bagikan