Social Bubbles, Cara Nongkrong Aman di Tengah Pandemi


Tetap sehat di tengah pandemi. (Foto: Pexels/Matheus Ferrero)
SETELAH melakukan social distancing dan self-quarantine, manusia sebagai makhluk sosial pastinya merasakan haus akan interaksi dengan sesama. Apalagi sudah hampir tiga bulan kita melakukan prosedur kesehatan COVID-19 tersebut.
Hal ini tentu wajar. Selama ini biasanya kita menghadiri acara wisuda, pesta ulang tahun, bahkan melepas rindu dengan keluarga dan teman-teman secara virtual. Tentunya berinteraksi langsung menjadi hal paling ditunggu-tunggu.

Meski begitu, saat ini aktivitas sehari-hari sudah mulai berjalan seperti biasa. Walau virus Corona belum 100% hilang di dunia, mengurung diri di rumah selamanya memang mampu melumpuhkan perekonomian serta membuat manusia tidak bisa bertahan hidup. Kembali menjalankan aktivitas sehari-hari pun memicu pro dan kontra dari berbagai pihak.
Baca juga:
'Epic Comeback', Yuk Tampil Beda Dengan 3 Inspirasi Warna Rambut yang Lagi In Banget
Kini kita mengenal istilah yang disebut new normal. New normal merupakan hal-hal baru yang kini dianggap normal di tengah pandemi, contohnya selalu menggunakan masker atau pelindung wajah, menggunakan sarung tangan, menghindari bersentuhan dengan orang lain, menjaga jarak, serta rajin menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan.
Adaptasi new normal yang dilakukan ini memang sangat berisiko dan mengkhawatirkan, mengingat vaksin COVID-19 belum ditemukan.
Meski begitu, kehidupan terus berjalan dan kita memang harus #EnggakCengeng. Kita harus kembali sekolah, kuliah, bekerja, termasuk hang out bersama teman-teman.
Lantas bagaimana cara bersenang-senang sambil tetap terlindungi dari virus Corona?

Dilansir dari Healthline, Dr. Nancy Gin asal California mengatakan bahwa kita sudah terbiasa untuk hidup sesuai dengan ketentuan new normal selama karantina tiga bulan. Dengan begitu kita jadi terbiasa dengan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, dan cuci tangan.
Namun, ada beberapa hal yang harus dilakukan, salah satunya adalah menghindari orang-orang yang rentan seperti orang yang lebih tua atau yang sedang sakit. Ini bertujuan untuk mencegah diri sendiri dari COVID-19 sekaligus tidak menjadi carrier bagi mereka.
Baca juga:
Sekolah Ini Memberikan Layanan Pre-School dan TK Secara Online
Di Alameda County, California Selatan, orang-orang kini diperbolehkan untuk menciptakan social bubble. Menurut pihak berwenang setempat, social bubble merupakan grup yang terdiri dari maksimal 12 orang. Kumpulan orang ini tidak diperbolehkan untuk bersosialisasi dengan orang lain untuk tiga minggu ke depan. Pertemuan grup juga harus dilakukan di luar rumah seperti taman atau halaman belakang.
Social bubble memiliki banyak manfaat. Selain mampu memperkecil risiko terinfeksi COVID-19, perkumpulan yang itu-itu saja juga bisa lebih cepat mendeteksi siapa carrier yang membuat orang terinfeksi.
Untuk mencegah penyebaran COVID-19, coba deh terapkan social bubble bersama teman-teman tongkronganmu. Yuk seleksi 11 teman untuk diajak membuat social bubble. (shn)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
