Nikmati Panorama Alam di Kampung Toga Sumedang
Kampung Toga
MerahPutih Wisata - Kabupaten Sumedang memiliki keindahan alam yang tersembunyi. Tidak banyak yang mengetahui alam di kota tahu ini menyimpan spot-spot panorama alamnya yang asri dan belum terjamah tangan kreatif.
Salah satunya ialah Kampung Toga. Destinasi wisata alam ini terletak di bagian selatan Sumedang. Tepatnya sekira 300 meter dari pemakaman Cut Nyak Dien atau sekira 500 meter dari kawasan kota Sumedang.
Kampung Toga, berdasarkan informasi yang dihimpun merahputih.com di lokasi, berasal dari kata Kampung Tanaman Obat. Yang kemudian menjadi akronim Kampung Toga. Dahulunya kawasan ini merupakan kawasan penanaman obat-obat dari tumbuhan. "Dulunya sih gitu. Ada dulunya ditanam khusus kayak pohon Jambe buat obat," kata salah satu orang tua yang ditemui merahputih.com di kawasan Kampung Toga, awal Januari 2016.
Seiring perkembangannya, Kampung Toga menjadi agrowisata. Di mana hampir setengah kawasannya, dari total 36 hektare kawasan, dijadikan lokasi wisata. Bahkan, sebagian lahannya masih rindang terhampar tanaman dan perkebunan.
Kampung Toga terdiri atas bukit-bukit yang tidak begitu tinggi. Di kaki bukit terhampar perkebunan dan persawahan warga. Strukturnya antara bukit dan kaki sangat memanjakan bagi mereka yang senang melakukan paralayang. Bila senja dan malam hari, panoramanya sangat menawan. Sepanjang mata memandang terhampar persawahan, perbukitan, gunung Tampomas, hingga kawasan perkotaan. Tinggal memilih dari sudut mana keindahannya ingin dipandang.
Hampir setiap tahunnya agenda olahraga paralayang disajikan. Baik itu agenda olahraga dari pemerintah daerah maupun kejuaraan nasional. "Orang bule pernah di sini ikut paralayang," papar Didin, salah satu pengelola jasa paralayang.
Tak hanya paralayang, gantole juga menjadi kreasi permainan di Kampung Toga. Untuk menikmati paralayang atau gantole, wisatawan perlu menyewa jasa dan instruktur terlatih yang telah tersedia. "Tarifnya tergantung nego sih. Ada yang 150 ribu, ada yang 250 ribu," imbuh Didin.
Namun, tidak setiap saat penyedia jasa paralayang dan gantole tersedia. Semuanya tergantung cuaca, angin, dan kondisi alam pendaratan. Pasalnya, angin yang tidak tepat justru akan membuat pendaratan di persawahan warga. "Sering salah landingnya tuh kalau nggak teliti," katanya.

Bagi yang betah berlama-lama di kawasan wisata, tidak usah khawatir pengelola juga menyediakan penginapan, umumnya wisatawan ditawarkan rumah inap khusus. Harganya bervariasi, mulai dari Rp150.000 per rumah hingga Rp750.000 per rumah. Semua tergantung fasilitas dan pelayanannya.
Masih tidak puas menikmati panorama alam serta sensasi paralayang, wisatawan dapat menikmati kolam-kolam pemandian atau kolam pemancingan di sekitar lokasi. Meski kolamnya sederhana, selayaknya kolam renang umumnya, sensasi mandi di kolam ini begitu terasa nuansa alamnya. Udaranya yang dingin membuat tubuh semakin tertantang.
Bagaimana, tertarik dengan destinasi wisata alam ini? Atau tertantang akan alamnya untuk berparalayang? (fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Dedi Mulyadi Kunjungi Gedung KPK, Bahas Penyelamatan Aset Negara di Jawa Barat
Jabar Bakal Dilanda Hujan Lebat Dalam Satu Pekan Mendatang, Warga Diminta Waspada
Terjadi 108 Kali Gempa di Jawa Barat Sepanjang November, BMKG Keluarkan Rekomendasi untuk Masyarakat
Pemprov Jabar Ingin Gambir - Bandung Ditempuh 1,5 Jam Perjalanan Pakai Kereta Api
Keberatan Kuota Haji Dipangkas, DPRD Sumedang Sambangi Komisi VIII DPR
Selebgram Lisa Mariana dan Pria Bertato Tersangka Peredaran 3 Video Mesum
Bencana Alam di Ciamis Terjadi di 12 Titik pada Minggu, Paling Banyak Tanah Longsor
Di Jawa Barat, Terpidana di Bawah 5 Tahun Akan Dihukum Kerja Sosial Agar Produktif
Bakal Jadi Tempat Maintenance Pesawat Milik Kementerian, Bandara Kertajati Disuntik Modal Rp 100 Miliar
Ramai Dana Pemprov Jabar Mengendap di Bank, Dedi Umumkan Posisi Kas Umum Daerah Tiap Pekan