Nail Art jadi Ritual Kecantikan para Atlet Olimpiade


Perenang Olimpiade Hong Kong Camille Cheng menggunakan nail art agar berbeda di luar seragam. (Foto: licdn.cn)
PELARI cepat Olimpiade Dina Asher-Smith melewati garis finis di semifinal 100 meter putri, foto-foto menangkap kuku biru cerahnya saat dia merayakan kemenangan. Ini mungkin tampak seperti penampilan Asher-Smith yang biasa, tetapi jika kamu perhatikan kukunya akan tampak guratan indah mahakarya Jepang The Great Wave off Kanagawa karya Hokusai.
Seniman kuku di balik nail art Asher-Smith itu adalah Emily Gilmour. Dia mengatakan atlet Inggris "sangat terlibat" dalam proses desain. Kukunya sengaja "merayakan" negara tuan rumah Olimpiade. "Dia ingin memberi penghormatan pada budaya Jepang," ujar Gilmour melalui email kepada cnn.com (6/8).
Baca Juga:

Dalam setiap Olimpiade, atlet profesional diharapkan untuk bertindak sebagai juru bicara negara mereka di panggung global. Perhatian publik pun melampaui kecakapan olahraga dan merembet ke kehadiran mereka di media sosial, serta penampilan fisik, termasuk nail art.
Selama bertahun-tahun, nail art Olimpiade telah menjadi bagian dari ritual pesta olahraga dunia bagi sebagian orang, dan bentuk diplomasi bagi yang lain. Apakah itu dengan mengikuti jejak Asher-Smith yang menghormati negara tuan rumah atau dengan bangga "mengibarkan bendera" dengan nail art untuk menunjukkan patriotisme.
Gilmour percaya nail art berani telah menjadi populer di kalangan atlet karena menarik dan dapat menjadi cara untuk mengekspresikan diri di tengah kewajiban pemakaian seragam.
Nail art telah menjadi pemandangan yang semakin umum di Olimpiade, dengan beberapa panitia penyelenggara sekarang mendirikan salon kuku untuk di tempat para atlet tinggal selama acara. Terlepas dari pembatasan sosial akibat pandemi, salon kuku masih didirikan untuk peserta di Tokyo tahun ini, dan atlet termasuk pemain bola voli AS Kelsey Robinson telah mengunggah pengalamannya di TikTok.
Berbicara kepada CNN Style melalui email dari Tokyo, Robinson mengatakan, salon kuku di Desa Olimpiade sangat populer. Dia menambahkan, "Kadang-kadang sulit untuk mendapatkan reservasi untuk hari itu."
Baca Juga:
Ritual Olimpiade

Tradisi nail art Olimpiade bisa dibilang dimulai ketika Florence 'Flo-Jo' Griffith Joyner, sprinter Tim AS membawa pengalamannya sebagai mantan pekerja salon kuku ke lapangan. Penampilannya yang legendaris di Olimpiade Seoul 1988, yang membuatnya memecahkan banyak rekor, juga menampilkan manikur satu set kuku berhiaskan kristal dengan warna merah, putih, biru, dan emas. Kuku-kuku itu menjadi legendaris karena dipasangkan dengan tiga medali emas yang dia menangkan tahun itu.
Sejak itu, seni kuku tampaknya semakin populer di kalangan Olimpiade. "Ini adalah cara bagi para atlet untuk mengekspresikan diri mereka lebih dari sekadar penampilan mereka," kata Robinson,
Dalam kasus perenang Olimpiade Hong Kong Camille Cheng, ini juga merupakan cara untuk tampil berbeda di luar seragam. "Sebagai perenang, kami berlomba dengan topi, kacamata, dan setelan standar yang cantik," katanya melalui email dari Tokyo, "Saya merasa bahwa menghias kuku menambah sedikit kepribadian saya."
Manikur gel lembut yang dilukis dengan tangan Cheng menampilkan cincin Olimpiade, bendera Jepang, dan bunga bauhinia yang muncul di bendera Hong Kong. Seniman kuku Nana Chan, dari salon Hong Kong Tinted, juga menciptakan perenang mini melawan ombak, yang terdiri dari pusaran biru dan ruang negatif.
Baca Juga:
Kolaborasi Budaya Hasilkan Kimono Unik untuk Olimpiade Tokyo 2020

"Untuk Olimpiade ini, saya ingin Hong Kong diwakili, Jepang (yang mewakili Tokyo sebagai tuan rumah), cincin Olimpiade dan sesuatu yang berhubungan dengan air atau renang. Kami bangga mewakili negara kami di panggung olahraga terbesar dan kami mencerminkan itu di kuku kami," jelas Cheng, yang juga berkompetisi di Olimpiade Rio 2016.
Pendiri Tinted, Carroll Lee, menyebutnya sebagai "kehormatan" untuk bekerja dengan Cheng, sementara seniman kuku Chan berkata, "Rasanya seperti Camille membawa semangat saya bersamanya untuk berpartisipasi di Olimpiade."
Banyak atlet lain telah mengambil pendekatan patriotik di Olimpiade tahun ini, termasuk pemain tenis Swiss Belinda Bencic, yang merujuk bendera negaranya dengan manikur merah, lengkap dengan salib putih pada dua kuku beraksen, dan pemain skateboard Brasil berusia 13 tahun, Rayssa. Leal, yang melukis setiap kuku dengan warna dari bendera nasionalnya. (aru)
Baca Juga:
Pertama Kali, Tragedi Black September Dikenang dalam Pembukaan Olimpiade
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Penggunaan Steroid Bentuk Dioles Maupun Diminum Sebabkan Ketergantungan, Bisa Akibatkan Masalah Kulit

Blackmores Hadirkan Ultimate Vibrant Skin untuk Kulit Cerah dan Sehat dari Dalam

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Kamu Juga Bisa Nih, Pakai Perawatan Kulit Harian ala Jennifer Coppen

Dukung Generasi Muda, Jenama Kecantikan Lokal Ini Hadirkan Brightening Serum Bersama Hearts2Hearts

Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif

Klinik Kecantikan Premium Natasha Luxe Hadir dengan Layanan Terbaru Stem Cell Therapy

Tren Kecantikan Indonesia Berkembang Pesat, Konsumen Minati Prosedur Noninvasif dengan Teknologi Aman dan Tesertifikasi
