Mustahil Papua Referendum

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 23 Agustus 2019
Mustahil Papua Referendum

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD (Tengah) (MP/Kanugraha)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Merahputih.com - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD merasa miris lantaran masih adanya aksi rasial berujung kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Padahal masalah itu semula berasal dari hal sepele kemudian menjadi serius.

"Penyebabnya peristiwa di Jatim yang mungkin tak disadari pelakunya adalah berbahaya, menyatakan sikap atau ucapan yang berbau rasis sehingga timbulkan kemarahan. Padahal ada sesuatu tertutup di bawah karpet soal pengelolaan Papua sehingga timbul terjadi dan memanas," kata Mahfud di kawasan Jakarta, Jumat (23/5).

Baca Juga: Perwakilan Masyarakat Papua: Oknum Aparat Sebut Kami Monyet!

Mahfud juga berharap, jangan ada yang memprovokasi agar Papua pisah. Karena, untuk melakukan referendum layaknya Timor Leste dua dekade silam, tak mungkin dilakukan.

"Karena tak ada jalan untuk itu. Secara konstitusi tak bisa referendum diajukan hanya 1 daerah saja, beda pada zaman dahulu," ungkap Mahfud.

Mahfud melanjutkan, kepada tokoh atau LSM hendaknya mulai sekarang ini mulai melakukan pendekatan dialog konstruktif dan persuasif.

"Tindak kekerasan yang meresahkan masyarakat dan melumpuhkan kegiatan-kegiatan sehari-hari dan ekonomi masyarakat terganggu. Supaya dihentikan melalui persuasif dan dialog konstruktif," jelas Mahfud.

Kerusuhan di Papua, Senin (19/8). (Foto: ANTARA)
Kerusuhan di Papua, Senin (19/8). (Foto: ANTARA)

Sikap rasis, lanjut Mahfud, sangat berbahaya dan di dunia internasional aturan itu sudah ditekankan.

"Di Jerman tak boleh ada gambar hitler karena dianggap itu aib bagi Jerman. Di sepak bola kalau bilang rasis itu dikasih kartu merah, kalau penontonnya rasis darj klub tertentu maka klubnya yang disanksi," imbuh Mahfud.

Mahfud beranggapan, semua pemerintah mulai dari Soekarno hingga Jokowi, terus berusaha membangun agar Papua selalu damai.

"Pak Jokowi katakan saya ingin bangun infrastruktur bukan untuk menang (Pilpres), tapi anggap Papua bagian dari suadara kita. Sehingga tanpa hitung suara penduduknya tapi Papua dibangun dengan hati," jelas mantan Ketua MK ini.

Baca Juga: Senator Papua Barat Minta Pemerintah Serius Tangani Penghinaan Mahasiswa Papua di Jatim

Diberitakan sebelumnya, protes atas penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang, masih berlanjut di Manokwari, Papua Barat, Senin pagi. Aksi massa ini berunjung anarkis, dengan membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Jalan Siliwangi, Manokwari.

Selain Gedung DPRD, massa juga membakar sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat. Tak hanya itu, massa juga melakukan pelemparan terhadap Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari, yang datang untuk menenangkan massa. (Knu)

#Mahfud MD #Papua #Kerusuhan Massa
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
SETARA Institute desak Prabowo Ungkap Dalang di Balik Kerusuhan Demo, Rakyat juga Berhak Tahu
Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto, harus segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang kredibel.
Soffi Amira - 15 menit lalu
SETARA Institute desak Prabowo Ungkap Dalang di Balik Kerusuhan Demo, Rakyat juga Berhak Tahu
Indonesia
Sempat Rusak Parah, Halte Transjakarta Senen Segera Diresmikan Kembali
Halte Transjakarta Senen akan segera diresmikan pada Senin (8/9). Hal itu diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
Sempat Rusak Parah, Halte Transjakarta Senen Segera Diresmikan Kembali
Indonesia
Kuasa Hukum Sebut Delpedro Marhaen tak Punya Kuasa untuk Memicu Kerusuhan di Jakarta
Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) mengkritisi proses hukum Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen. Ia disebut tak punya kuasa untuk memicu kerusuhan di Jakarta.
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
Kuasa Hukum Sebut Delpedro Marhaen tak Punya Kuasa untuk Memicu Kerusuhan di Jakarta
Indonesia
Bantah Indonesia akan Terapkan Situasi Darurat setelah Demo, Kepala Badan Investigasi Khusus Nyatakan Situasi sudah Aman
Aries Marsudiyanto memastikan situasi nasional sudah terkendali setelah kerusuhan.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Bantah Indonesia akan Terapkan Situasi Darurat setelah Demo, Kepala Badan Investigasi Khusus Nyatakan Situasi sudah Aman
Indonesia
Komisi V DPR Minta Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Kerusuhan Segera Diperbaiki
Menteri Pekerjaan Umum mengungkapkan bahwa total kerugian akibat aksi massa di sejumlah wilayah di Indonesia mencapai hampir Rp 900 miliar.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 September 2025
Komisi V DPR Minta Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Kerusuhan Segera Diperbaiki
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
ART Ahmad Sahroni dikabarkan luka parah akibat dikeroyok massa saat penjarahan. Apakah informasi tersebut bisa dibenarkan?
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
Indonesia
Tembak Mati Warga Sipil, Pratu TB Ditahan di Pomdam XVII Cendrawasih
Pelaku Pratu TB sempat melarikan diri dengan menggunakan kendaraan dengan nomor polisi PA 1709 AV.
Wisnu Cipto - Kamis, 04 September 2025
Tembak Mati Warga Sipil, Pratu TB Ditahan di Pomdam XVII Cendrawasih
Indonesia
Pastikan Situasi Tetap Aman usai Demo, Kawasan Objek Vital di Solo Dijaga TNI
TNI menjaga kawasan objek vital di Solo hingga Jumat (5/9). Hal itu dilakukan demi memastikan situasi tetap aman pasca demo rusuh.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Pastikan Situasi Tetap Aman usai Demo, Kawasan Objek Vital di Solo Dijaga TNI
Indonesia
Ungkapan Mendalam Sri Mulyani usai Rumahnya Dijarah: Hilangnya Rasa Aman, Kepastian Hukum, dan Perikemanusiaan
Sri Mulyani kembali buka suara usai rumahnya dijarah. Ia mengatakan, bahwa rasa aman, kepastian hukum, hingga perikemanusiaan sudah hilang.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Ungkapan Mendalam Sri Mulyani usai Rumahnya Dijarah: Hilangnya Rasa Aman, Kepastian Hukum, dan Perikemanusiaan
Indonesia
IPW Apresiasi Langkah Tegas TNI-Polri, Sebut Aspirasi Harus Dilakukan dengan Cara Damai
IPW mengapresiasi langkah tegas TNI-Polri. Masyarakat diminta untuk menyampaikan aspirasi dengan cara damai dan tidak merusak fasilitas umum.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
IPW Apresiasi Langkah Tegas TNI-Polri, Sebut Aspirasi Harus Dilakukan dengan Cara Damai
Bagikan