Mulai dari Virus Sampai Obat-obatan, Ini Tren Fenomena Kesehatan Selama 2022


Sepanjang 2022, ada banyak fenomena kesehatan yang terjadi baik di Indonesia maupun luar negeri.. (Foto: Pexels/Pixabay)
SETAHUN lagi terlewati bagi masyarakat Indonesia dan seluruh dunia. Di tahun 2022 ini, kita masih berkutat dengan banyak hal, termasuk dalam bidang kesehatan. Sejak pandemi COVID-19 mulai melanda pada awal 2020 lalu, topik soal kesehatan kini sering jadi perbincangan yang trending dan dibahas.
Sepanjang 2022, ada begitu banyak tren kesehatan yang terjadi. Baik di Indonesia maupun luar negeri. Sebelum tahun resmi berganti, mari kita kilas balik ke fenomena kesehatan yang terjadi selama setahun belakangan ini. Mulai dari tentang virus sampai ke obat-obatan.
Baca Juga:
Seperti Apa Kaleidoskop Tur 2022 Kolaborasi The Cat Police, Rub of Rub, dan Sundancer
1. Kasus COVID-19 kian melandai
Secara global, sepanjang tahun 2022 ini kasus COVID-19 menunjukkan penurunan jumlah paparan. Meskipun di Tiongkok, jumlah paparan dan infeksi dari virus ini terus meningkat. Hal ini terjadi akibat tidak ketatnya protokol dan kebijakan kesehatan yang diterapkan pada masyarakat.
Sedangkan, di banyak negara, penyebaran COVID-19 sudah lebih terkendali dan tidak setinggi dulu. Pemberian vaksin booster atau dosis ketiga bagi masyarakat umum dan dosis keempat bagi tenaga kesehatan juga menjadi kunci, dalam mengendalikan jumlah penyebaran dan fatality rate bagi tiap orang.
Di beberapa negara, status COVID-19 perlahan nantinya akan segera diubah dari pandemi menjadi endemi. Sebut saja ada Indonesia, Brazil, Malaysia, Italia, Filipina, Singapura, dan Amerika Serikat. Endemi adalah suatu kondisi di mana orang masih bisa terinfeksi virus, tetapi jumlahnya sudah lebih stabil dan diprediksi.
2. Varian baru COVID-19
Paparan COVID-19 yang melandai bukan berarti COVID-19 perlahan hilang begitu saja. Sepanjang 2022, virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini terus berkembang dan menciptakan variasi-variasi baru. Ada varian omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi pada awal 2022, varian omicron BA2.75 pada Mei 2022, dan varian omicron XBB pada November baru-baru ini.
Menurut data dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), varian lain juga berkembang dan menginfeksi banyak orang di luar negeri. Contohnya adalah varian XF yang sempat menginfeksi warga Britania Raya dan XD yang sempat menginfeksi warga Perancis pada Januari 2022 lalu.
3. Hepatitis misterius pada anak
Kita sering mendengar orang terserang dan menderita hepatitis jenis A, B, C, D, dan E. Meski punya dampak serius, tetapi penyakit ini cukup umum dialami oleh orang di seluruh dunia. Namun, pada Mei 2022 kemarin, penyakit hepatitis misterius mendadak muncul.
Hepatitis yang menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun ini diduga merupakan varian baru atau ada kaitannya dengan COVID-19. Meski begitu, dugaan tersebut belum bisa dibuktikan secara akurat. Gejala yang ditimbulkan dari hepatitis ini adalah penyakit kuning, mual dan muntah, feses berwarna pucat, dan nyeri perut.

Hepatitis misterius ini bersifat akut, alias terjadi dan timbul secara mendadak serta efeknya bisa memburuk dalam waktu singkat. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang mengalami gangguan liver atau hati hingga membutuhkan langkah transplantasi.
Baca Juga:
4. Cacar monyet menyerang
Pada Agustus lalu, dunia sempat dihebohkan dengan infeksi virus selain Covid-19, yaitu infeksi cacar monyet. Jenis cacar yang satu ini sebenarnya bukanlah jenis virus baru. Cacar monyet telah ditemukan dan menginfeksi orang sejak 1970 lalu di beberapa negara Afrika Tengah.
Namun, hal yang membuat cacar monyet jadi pusat perhatian dunia dan WHO adalah virus ini menyebar dan menginfeksi orang-orang di negara nonendemis, yaitu negara-negara di Eropa, Amerika, dan Pasifik Barat.
Cacar monyet pada dasarnya punya gejala dan akibat yang sama dengan cacar air. Hanya saja lebih ringan. Penderita cacar monyet akan mengalami sakit kepala, demam, nyeri otot, dan sakit punggung. Jangan lupa pula dengan lesi cacar mirip bintil yang berisikan air di berbagai penjuru kulit.
5. Berbagai jenis obat paracetamol ditarik dari peredaran
Selain hepatitis misterius nan akut yang menyerang, gagal ginjal pada anak juga menjadi momok yang menakutkan di 2022. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyatakan bahwa gagal ginjal akut ini disebabkan oleh konsumsi etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Kedua senyawa kimia ini ditemukan dalam sejumlah obat-obatan paracetamol. Mulai dari sirup, suspensi, dan drops. Beberapa merek paracetamol akhirnya ditarik oleh BPOM agar tidak lagi beredar di masyarakat.

6. TBC menyerang ratusan anak di Bantul
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang merusak paru-paru akibat serangan bakteri. Menjelang akhir 2022, lebih dari 600 anak di Bantul, Yogyakarta menderita TBC. Hal ini dilaporkan oleh Kepala Dinkes Agus Budi Raharja.
Salah satu aspek yang diklaim banyak orang sebagai penyebab TBC pada anak adalah ciuman. Seperti yang kita tahu, orang dewasa (keluarga, sepupu, sanak saudara, dan teman) seringkali menggendong bayi yang mereka kenal. Sambil menggendong, mereka tak jarang turut mencium wajah bayi karena gemas.
Nah, banyak orang yang beranggapan bahwa TBC akhirnya menular melalui ciuman tadi. Namun, hal ini tak benar. TBC hanya bisa menular melalui dahak, bukan air liur. Jika orang yang mencium bayi atau anak tidak bersin atau batuk, TBC tidak seharusnya menular. (mcl)
Baca Juga:
Belasan Juta Kendaraan Listrik Siap Ramaikan Jalan di Indonesia
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
