MSG Bisa Bantu Kurangi Asupan Garam


Lebih mindful menggunakan MSG dan garam. (Foto: Pexels/Lorena Martínez)
MASALAH hipertensi tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mengurangi konsumsi garam dan menggantinya dengan Monosodium Glutamat (MSG), yang juga dikenal sebagai glumatat.
Dalam sebuah keterangan pers yang diterima di Jakarta, Dokter Spesialis Gizi Klinik Yohan Samudra dari Universitas Diponegoro menjelaskan bahwa jumlah maksimum garam yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah satu sendok teh sehari, setara dengan sekitar 2.000 hingga 2.300 miligram natrium.
Yohan menjelaskan bahwa MSG dapat menggantikan peran garam dalam makanan. Satu gram MSG mengandung 133 miligram natrium, sedangkan garam mengandung 400 miligram natrium.
"Dengan demikian, lebih baik menggunakan MSG daripada garam dan hal ini dapat membantu mencegah penyakit hipertensi," kata Yohan seperti dikutip ANTARA, Minggu (25/6).
Baca juga:
Studi: MSG Bisa Bantu Pemenuhan Gizi Lansia

Meskipun Kementerian Kesehatan RI telah menyatakan bahwa penggunaan MSG aman, tetap penting untuk tidak menggunakan jumlah yang terlalu banyak saat memasak.
"Tentunya, gunakan dengan takaran yang tepat karena jika terlalu banyak, makanan akan terasa tidak enak dan memiliki after taste yang pahit," jelas Yohan.
Yohan mengatakan bahwa keluarga yang sehat biasanya bermula dari makanan yang disajikan di dapur. Oleh karena itu, peran ibu sangat penting dalam mencegah obesitas akibat penggunaan garam berlebihan dalam makanan.
Baca juga:
Benarkah MSG Menyebabkan Obesitas?

Psikolog klinis Nia Paramita menjelaskan bahwa makanan dapat membantu mengurangi stres yang dialami oleh ibu.
Sebagai contoh, jika seseorang telah didiagnosis dengan sakit lambung, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang asam atau pedas. Begitu pula bagi mereka yang memiliki hipertensi, sebaiknya menghindari konsumsi garam yang berlebihan.
"Para ibu perlu mencintai dan merawat diri sendiri, karena sebagai seorang ibu, mereka seringkali tidur terakhir dan bangun lebih awal dibandingkan anggota keluarga lainnya. Jika ibu hidup bahagia, suami akan senang, dan anak-anak akan merasa dihargai. Namun, jika ibu tidak bahagia, bagaimana mungkin dia bisa menyebarkan kebahagiaan kepada suami dan anak-anaknya," kata Nia. (waf)
Baca juga:
Tuh Kan! Micin Memang Bikin Jadi Telmi
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
