Motherhope Indonesia, Lampaui Tantangan Bantu Ibu Muda Menyintas Baby Blues


Motherhope Indonesia bantu para ibu melalui baby blues. (foto: Instagram @mothehopeindonesia)
PARA ibu muda yang sedang mempersiapkan kelahiran atau baru saja melahirkan kerap dihinggapi kecemasan yang berakhir pada depresi. Hormon yang tidak stabil, ketakutan, hingga stigma yang beredar membuat mereka mengalami baby blues dan post partum depression.
Namun, kini mereka tidak perlu lagi menghadapi hal tersebut sendirian. Ada Motherhope yang siap mendengarkan dan mengedukasi setiap saat. Sejak Motherhope didirikan Nur Yana Yirah pada 1 Februari 2015, ribuan orang dari 101 kota di Indonesia telah dijangkau Motherhope Indonesia.
BACA JUGA:
"Rata-rata yang kami jangkau usia 25 hingga 34 tahun," ungkap pendiri Motherhope Nur Yana Yirah. Lebih lanjut Yana mengatakan yang teredukasi oleh Motherhope Indonesia mayoritas perempuan. Sebanyak 94% ialah perempuan, sisa 6% ialah laki-laki.
Kendati jadi pahlawan bagi ibu muda, perjalanan Motherhope tidak selalu mudah. Jalanan terjal dan penuh liku harus mereka hadapi.
Tantangan pertama yakni kurangnya edukasi pada ibu muda yang sedang hamil atau baru melahirkan. "Ibu muda yang baru saja menjalani kehamilan pertama tidak tahu apa-apa tentang baby blues dan post partum depression. Begitu pula dengan ayahnya," ujar Koordinator Motherhope Regional Jakarta, Ariny, dalam acara Accelerator Community Lebih Dekat dengan Ibu yang digelar daring, Rabu (2/12).

Ketika para ibu muda melakukan kontrol kandungan ditemani suaminya, kesempatan itu harusnya dimanfaatkan. "Ayah penting untuk tahu apa itu post partum depression dan baby blues. Supaya bisa mendampingi ibu secara mental," jelas Ariny.
Edukasi tentang post partum depression tidak hanya dilakukan para bidan saat ibu kontrol kandungan. Para bidan juga mengedukasi tentang baby blues setelah pijat bayi atau pijat ibu post partum. Ada pula yang memanfaatkan kelas yoga untuk menginfokan baby blues.
Permasalahan kedua yakni keterbatasan teknologi. Tidak semua orang punya nomor telepon. Mereka yang punya nomor telepon bahkan tidak semuanya punya aplikasi Whatsapp. Belum lagi adanya kendala susah sinyal. Untuk itu, para relawan Motherhope bekerja sama dengan ibu kader. Mereka meyakini tokoh masyarakatlah yang mampu merangkul warga dan melalukan edukasi secara efektif.
Permasalahan lain yang paling sering terjadi di masyarakat yakni ketika ilmu pengetahuan berbenturan dengan stigma yang telanjur melekat di masyarakat.

Misalnya yang terjadi di Jawa Barat. Alih-alih tersentuh oleh wawasan terkait dengan kesehatan mental, para ibu muda justru masih terpapar mitos-mitos. Hal serupa juga terjadi di Bali dan daerah lainnya. Di tengah masyarakat perdesaan Bali muncul stigma bahwa perempuan harus selalu kuat. Padahal, lemah fisik dan mental pascamelahirkan merupakan hal alami. Akibatnya, banyak ibu muda yang ragu dan malu.
Bukan hanya melekatnya stigma di masyarakat adat, wilayah Bali juga cukup sulit mendapat intervensi dari orang asing. "Mereka tidak mau terbuka dengan orang di luar warga Bali," ujar Koordinator Motherhope regional Bali, dr Prahesti Utami. Hesti mengaku melibatkan warga asli, misalnya bidan asli Bali, untuk mengedukasi para ibu muda.
Meski terus dihadang berbagai cobaan dan hambatan, Yana dan relawan Motherhope Indonesia tetap berusaha menemukan jalan demi terus mendampingi ibu muda agar bisa survive dari baby blues.(Avia)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
