Modifikasi Cuaca Jakarta Masuki Hari Ketiga, Berhasil Tabur 5,6 Ton Garam
Operasi Modifikasi Cuaca. (Foto: dok BNPB)
MerahPutih.com - Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam rangka mitigasi bencana hidrometeorologi di ibu kota. OMC itu masuk hari ketiga untuk mencegah cuara ekstrem.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara BPBD Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI).
Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025, Michael Sitanggang mengatakan, pelaksanaan OMC ini merupakan salah satu upaya dalam antisipasi bencana hidrometeorologi.
"Pelaksanaan OMC yang berlangsung selama 10 hari dan sudah memasuki hari ketiga bukan menjadi cara utama, melainkan sebagai salah satu alat bantu dalam strategi mitigasi bencana hidrometeorogi di Jakarta," kata Michael di Jakarta, Kamis (13/3).
Baca juga:
Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta Dimulai, Fokus pada Wilayah Utara
Michael juga menjelaskan, operasi hari ini berhasil dilaksanakan sebanyak dua sorti menggunakan 1,6 ton bahan semai NaCl food grade. Pada hari ketiga, telah dilaksanakan tujuh sorti penyemaian yang menggunakan 5,6 ton bahan semai dengan durasi penerbangan selama lima jam 10 menit.
"Misi hari ini difokuskan pada beberapa wilayah, yakni sorti 1 menyasar wilayah Selat Sunda dan Perairan Barat Daya Ujung Kulon, sementara sorti 2 dilakukan di Selat Sunda dan Perairan Selatan Ujung Kulon," ucap Michael.
Sementara itu, Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo menuturkan, BMKG menyebut bahwa menurut analisis kondisi dinamika atmosfer, pada siang hingga malam terdapat potensi hujan ringan-sedang dan lebat di wilayah DKI Jakarta.
"Jika melihat dari aktivitas MJO posisi hari ini berada di Kuadran 2 (Indian Ocean), namun spasial MJO melewati Jawa bagian barat dan masih terdeteksi adanya monsun Asia, sehingga masih dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat," jelasnya.
Baca juga:
Budi juga menjelaskan, bahwa kelembaban udara diperkirakan berkisar antara 55-100 persen yang menunjukkan kondisi udara cukup basah di lapisan bawah hingga menengah.
"Kondisi udara hari ini yang cukup lembab di kisaran 55-100% menunjukan kondisi labilitas berada pada kondisi udara labil dengan potensi konvektif sedang-kuat. Sejalan dengan itu, potensi hujan sedang hingga lebat cenderung meningkat secara spasial beberapa hari kedepan pada tanggal 14-16 Maret 2025," terangnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kepala BMKG Lapor ke Prabowo: Indonesia Sedang Dikepung 3 Siklon Tropis
DPR Ingatkan Pemerintah Bersiap Hadapi Siklon Tropis 93S di Wilayah Timur Indonesia
BMKG: Siklon Bakung Ancam Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia
Bibit Siklon Tropis 93S: Lokasi, Kecepatan Angin, dan Dampaknya di Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dikepung Siklon 97s, Badai Besar dan Hujan Ekstrem bakal Terjadi di Pulau Jawa
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Kamis 11 Desember 2025
Prakiraan Cuaca BMKG Jakarta Kamis (11/12): Pagi Hingga Siang Mendung Total, Sore Hujan Ringan
DPR Desak BMKG Lakukan Pembenahan Total untuk Kirim Peringatan Dini Sampai ke Pelosok
Hujan Deras Berpotensi Terjadi di Sejumlah Wilayah Indonesia, Rabu (10/12), BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem
2025, Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah