Merayakan Kiprah dr Sulianti Saroso
Dokter Sulianti Saroso ditampilkan sebagai Google Doodle, Rabu (10/5).(foto: Google Doodle)
SOSOK perempuan dokter menghiasi Google Doodle hari ini. Rambutnya disanggul. Sebuah stetoskop terpasang di telinganya. Dengan alat itu, ia memeriksa seorang anak. Tampaknya si anak terkena penyakit menular. Bintik-bintik merah memenuhi wajahnya.
Prof Dr Sulianti Saroso ialah tokoh yang digambar Google Doodle, Rabu (10/5). Gambar-gambar yang ditampilkan menjadi semacam rangkuman kerja penting Sulianti di dunia kedokteran Indonesia. Dalam catatan sejarah kebijakan bidang kesehatan di Indonesia, Sulianti, yang berulang tahun ke-106 pada 10 Mei 2023 ini, ialah orang yang penting untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta program keluarga berencana (KB).
BACA JUGA:
“Ia dikenal banyak orang sebagai salah seorang pakar kesehatan yang paling signifikan pada masanya karena mempromosikan kesehatan ibu hamil dan keluarga,” jelas Google mengenai Doodle, Rabu (10/5).
Seperti dikabarkan Indonesia.go.id, pascarevolusi kemerdekaan, Suliantibekerja di Kementerian Kesehatan. Ia meraih beasiswa dari WHO untuk belajar tentang tata kelola kesehatan ibu dan anak di beberapa negara Eropa, terutama Inggris.
Pada 1952, ia kembali ke Indonesia dan telah mengantongi Certificate of Public Health Administration dari Universitas London. Ia kemudian ditempatkan di Yogyakarta sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Dengan penuh semangat, ia segera menggalang dukungan publik untuk program kesehatan ibu dan anak. Program itu dikhususkan untuk pengendalian angka kelahiran lewat pendidikan seks dan gerakan keluarga berencana (KB). Sulianti mengedukasi masyarakat tentang pendidikan seks, alat kontrasepsi, dan pengendalian kehamilan dan kelahiran.
Perjuangannya memberikan edukasi seks tidak berjalan mulus. Kampanye Sulianti menimbulkan kegemparan. Akibatnya, ia ditegur Kementerian Kesehatan. Tak lama kemudian, ia dipindahkan ke Jakarta, tapi mendapatkan promosi menjadi Direktur Kesehatan Ibu dan Anak di kantor Kementerian Kesehatan.
BACA JUGA:
Telisik Sejarah Angklung yang Jadi Tema Google Doodle Hari Ini
Ia masih terus memperjuangkan ide program KB, tetapi hanya melalui jalur swasta. Sulianti bersama sejumlah aktivis perempuan mendirikan Yayasan Kesejahteraan keluarga (YKK). Yayasan itu menginisiasi klinik swasta untuk melayani KB di berbagai kota. Untuk membantu model sistem pelayanan ibu dan anak, Sulianti mendirikan pos layanan di Lemah Abang, Bekasi. Tujuannya ialah agar tercipta kehidupan ibu dan anak yang sehat dan bahagia.
Perjuangan Sulianti membuahkan hasil. Pada 1970-an hingga 1980-an, gagasan tentang pengendalian penyakit menular, KB, dan kesejahteraan ibu serta anak diadopsi secara bertahap menjadi kebijakan pemerintah. Di penghujung kariernya, Sulianti lebih banyak menekuni bidang yang sesuai dengan kompetensi akademiknya, yakni penyakit menular.(vca)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas