Merajut Kebersamaan Selama Ramadan Lewat Nasi Tampah Khas Sunda

MENDUNG menggantung di langit Kalibata City, Jakarta. Akan tetapi tidak mengurangi keceriaan penghuni. Tawa dan celetukan bernada canda tetap meluncur dari bibir mereka. Mereka berencana berkumpul bersama untuk menyantap makanan bersama-sama. Penggagasnya ialah seorang penghuni paruh baya asal Jawa Barat. Untuk merajut kebersamaan, ia mengajak beberapa tetangga makan bersama. Mengangkat konsep bancakan ala Jawa Barat, mereka berencana menyantap nasi, aneka lauk dan sambal dalam satu wadah.

Bancakan adalah momen mereka untuk menjadi lebih akrab. Makan bersama seperti bancakan merupakan tradisi Indonesia. Bukan hanya di Jawa Barat, namun juga provinsi lain. Akan tetapi dikemas dengan nama berbeda.

Semula tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat untuk memeringati hari ulang tahun atau kelahiran anak. Keluarga yang mengadakan syukuran memasak nasi dan lauk pauk dalam porsi besar. Selanjutnya nasi dan lauk pauk disajikan di atas nampan besar atau tampah.

Bancakan perlu dilestarikan lantaran kental filosofi. Ketika makan bersama dalam satu tampah, setiap orang duduk sama rendah mengelilingi nampan. Tidak ada perbedaan strata. Semua dianggap sama statusnya.

Tradisi ini mencerminkan semangat gotong royong dan kerukunan dalam bermasyarakat. Beberapa tahun terakhir konsep bancakan banyak diusung pengelola resto. Salah satunya resort Jeep Station Indonesia (JSI). Jika mengunjungi JSI, kamu juga bisa menemukan dan merasakan langsung tradisi tersebut. Bancakan di sini lebih praktis ketimbang memasak nasi tampah sendiri.

Selama Ramadan hingga 30 Juli 2018, JSI mengelar Promo F&B Ramadhan. Promo ini menawarkan menu tradisional Nasi Tampah. Satu paket terdiri dari nasi, lauk dan sayuran yang dihidangkan di tampah. Paket juga sudah termasuk takjil dan minuman.

Idenya diambil dari konsep bancakan. Cita rasanya disesuaikan dengan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. Meski begitu, cita rasa khas Sunda tetap hadir, yaitu nasi tutug oncom, ayam goreng serundeng, serta sambal lalap.

Begitu pun dengan menu khas bancakan, urap. Urap adalah potongan sayur dengan taburan parutan kelapa berbumbu. Aroma kencur, daun jeruk purut, bawang putih terasa kuat pada urap. Sayur yang satu ini hampir selalu ada pada acara bancakan.

Apabila tidak suka nasi beraroma kuat seperti nasi tutug oncom, pengunjung dapat memilih nasi putih, kuning atau hijau.

Untuk paket Nasi Tampah ini JSI menawarkan 7 macam lauk pauk. Selain urap, ayam goreng serundeng dan lalap, ada pula perkedel, ayam Betutu, sate udang dan tumis bunga pepaya.

Unik lantaran terdapat menu khas Bali, ayam Betutu, dan tumis bunga pepaya ala Manado. Ayam Betutu kaya rempah. Dimasak dengan cara merendam ayam dalam waktu lama agar bumbunya meresap. Setelah itu ayam direbus hingga bumbunya masuk ke daging.

Ciri khas ayam Betutu terletak pada kelembutan tekstur dagingnya serta kekuatan bumbu rempahnya yang amat terasa di lidah. Di Bali, turis dapat menjumpai ayam Betutu dengan mudah, mulai dari pasar sampai resto ternama.

Tumis bunga pepaya pada paket Nasi Tampah juga wajib dicicipi. Jangan bayangkan pahitnya bunga pepaya. Chef JSI telah mengurangi rasa pahitnya dengan mengurapi tumis bunga pepaya memakai garam.

Sebagai pembuka, takjil bercita rasa manis turut diberikan. Pilihannya adalah candil atau kolak pisang. Sementara minuman, JSI menawarkan es teh dan teh hangat.

Karena mengusung konsep bancakan, cara menikmatinya bukan porsian. Akan tetapi dinikmati beramai-ramai. Dengan konsep ini JSI mengajak pengunjung merajut kebersamaan dan kekeluargaan. Semakin banyak peserta, semakin seru.

Buat kamu yang ingin memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk merajut kebersamaan, tidak ada salahnya mengajak keluarga, teman atau kolega ke JSI. Tetapi hati-hati, ya. Bukan cuma kelezatan makanannya yang bisa meningkatkan nafsu makan. Udara sejuk resor ini juga bisa membuat nafsu makan kamu menggila. Jadi, siap-siap saja timbanganmu bergeser sedikit ke kanan usai bersantap di sana. (*)