Menyusuri Masa Lalu Kawasan Heritage Kajoetangan
Kajoetangan yang sangat meriah di malam hari. (MP/Suryo)
MALAM baru saja larut di Jl. Basuki Rahmat yang membentang di Kawasan Heritage Kajoetangan (Kayutangan), Kota Malang. Hilir mudik kendaraan bermotor menambah keramaian kawasan masa lalu ini.
Terlihat tempat parkir mulai disesaki kendaraan roda empat dan roda dua yang membawa orang-orang yang tertarik magnet pada kawasan ini.
Baca Juga:
Tak butuh waktu lama pedestarian di jalan ini mulai menunjukan kemeriahannya. Coffe shop, resto, atau pedagang makanan mulai menggelar kursi dan karpetnya sambil mempersilahkan pejalan kaki untuk mampir sekedar merentangkan kakinya.
Malam hari adalah waktu yang tepat untuk menyusuri kawasan yang sudah ada sejak abad 13. Lampu-lampu jalan yang seolah tanaman bersinar menerangi setiap langkah pelancong yang mencari tempat terbaik untuk melepas lelah seharian.
Kata yang tepat di kawasan warisan lama Kota Malang ini adalah semua tersedia. Mau ngopi banyak pilihan; mulai dari coffe shop yang sudah ada sejak ratusan tahun hingga kopi kekinian yang dibalut masa lalu. Makanan yang disajikan sangat beragam sesuai pilihan pemburu kuliner.
Sajiannya tetantu pilihan makanan lokal khas Jawa Timur. Kemudian kuliner oriental dengan rasa otentiknya. Adapula jajanan tradisional seperti kue putu yang dapat dinikmati sambil duduk di kursi yang disediakan oleh pemerintah kota.
Baca Juga:
Setiap toko penyaji kopi atau resto yang ada di jalan ini berdiri di gedung-gedung kuno yang sangat artistik pada interiornya. Sepertinya para pengelola kuliner itu tidak mau menghilangkan kesan masa lalu. Tentunya itu untuk menambah nilai penarik bagi para kostumernya.
Menyusuri Kajoetangan pelancong akan terhibur dengan warisan yang tak lekang oleh waktu. Ada beberapa titik yang melegenda di kawasan ini, yakni Toko Oen, Kawisari Koffie, Kopi Lonceng, dan Gereja Hati Kudus Yesus. Tempat-tempat itu seolah bercerita banyak tentang keseruan masa lalu pada kawasan ini.
Keseruan malam di Kampung Heritage Kajoetangan semakin meriah dengan kehadiran musisi jalanan yang saling besahut-sahutan. Mereka unjuk gigi memainkan instrumen dan olah vokal dengan berbagai lagu pada dekade-dekade lalu. Kadang terdengar lagu Koes Plus, sejurus kemudian nomor-nomor band Dewa dimainkan, bahkan hard rock dari tahun 70-an. (psr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
10 Rekomendasi Tempat Wisata Purwokerto Terbaik 2025, Harga Terjangkau!
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'