Menyoal Pernyataan Gatot Nurmantyo, Indonesia Harus Perbaiki Metode Pengadaan Senjata


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melontarkan pernyataan ada institusi non militer yang berupaya mendatangkan 5 ribu pucuk senjata secara ilegal, dan telah mencatut nama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johny Plate menyebut dalam hal ini Indonesia harus bisa memperbaiki kembali metode dalam pengelolahan pengadaan senjata.
"Pengalaman ini membuka untuk memperbaiki metode pengelolaan pengadaan senjata di Indonesia yang selama ini dianggap biasa-biasa saja, inilah positifnya pernyataan panglima," katanya di dalam jumpa pers di kantor Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (26/9).
Untuk itu, kata Johny, dari pernyataan Panglima TNI tersbut masyarakat harus lebih waspada terkait peredaran senjata ilegal tersebut.
"Dibuka kepada masyarakat agar masyarakat waspada. Kedua komunikais panglima TNI di lingkungan TNI ada komunikasi militer, jangan disamakan dengan kominikasi sipil itu berbeda," ungkapnya.
Ia berharap kepada panglima TNI harus belaku lebih tegas dam komunikasi di lingkungan militer.
"Panglima TNI tentu kita tidak harapkan berlaku lunak di lingkungan militer. Di lingkungan militer komunikasinya harus tegas," tandasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melontarkan pernyataan yang menggemparkan. Di hadapan para purnawirawan jenderal menyatakan, ada institusi non militer yang berupaya mendatangkan 5 ribu pucuk senjata secara ilegal dan itu mencatut nama Presiden Jokowi.
Hal itu diungkapkan Gatot saat acara silaturahim dengan para purnawirawan jenderal TNI di aula Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9) lalu. Rekaman suara pernyataan ini pun beredar di media sosial.
“Ada kelompok institusi yang akan beli 5 ribu pucuk senjata, bukan militer,” kata Panglima.
Dalam pertemuan yang dihadiri para senior jenderal (purn) TNI, seperti Menko Polhukam Wiranto yang juga mantan Panglima TNI, mantan Wapres RI Tri Sutrisno, Laksamana (purn)TNI Purn Widodo AS, Laksamana (purn) TNI Agus Suhartono. Selain itu hadir juga Prabowo Subianto, Sutiyoso, Agung Gumelar, hingga mantan Menko Polhukam Tedjo Edhy.
Menurut Panglima, isntitusi tersebut mencatut nama Presiden Jokowi. “Memakai nama Presiden. Seolah-olah dari Presiden yang berbuat, padahal saya yakin itu bukan presiden. Informasi yang saya dapat kalau tidak A1 tidak akan saya sampaikan di sini,” ungkapnya.
Jenderal Gatot juga menegaskan, tidak boleh ada institusi di Indonesia yang memiliki senjata selain TNI dan Polri.
“Dan polisi pun tidak boleh memiliki senjata yang bisa menembak tank dan bisa menembak pesawat dan bisa menembak kapal, saya serbu kalau ada. Ini ketentuan,” ungkap Panglima. (Asp)
Baca juga berita terkait pernyataan Gatot Nurmantyo di: Boni Hargens: Soal 5000 Pucuk Senjata, Kuncinya Koordinasi
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Profil Rusdi Masse, Mantan Sopir Truk dan Bupati yang Geser Ahmad Sahroni dari Jabatan Pimpinan Komisi III DPR

Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan, NasDem Beri Sinyal PAW di DPR

Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Bikin Blunder Fatal, NasDem Janji Bakal Berbenah

Pimpinan DPR Pastikan Ahmad Sahroni Belum Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota Legislatif

NasDem Minta Gaji hingga Tunjangan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dihentikan

NasDem Minta DPR Setop Gaji Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach

Akun X ‘Sahroni Berdikari’ Palsu, Partai NasDem Siap Ambil Langkah Hukum

NasDem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR, Berlaku Mulai 1 September 2025

NasDem Geser Ahmad Sahroni, Pindah dari Wakil Ketua Komisi III ke Anggota Komisi I DPR

Ahmad Sahroni Trending Usai Sebut 'Orang Tolol' di IG, Netizen Banjiri Kolom Komentar
