Pemilu 2019

Menyoal Kabar Hoaks 7 Juta Surat Suara, Pengamat Sebut Itu Bagian dari Trik

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 07 Januari 2019
Menyoal Kabar Hoaks 7 Juta Surat Suara, Pengamat Sebut Itu Bagian dari Trik

Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo. (MP/Asropih)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Memasuki awal 2019, publik dihebohkan dengan berita bohong soal adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan nomor urut 01 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mendukung Polri untuk mengusut tuntas kasus hoaks tujuh juta surat suara tersebut . Ia pun menilai keliru jika menuding Polri dituduh berpolitik.

"Keliru jika Polri dituduh berpolitik. Jangan takut, Polri. Ini peristiwa jelas pidana cari tersangka pelakunya dan didukung bukti," kata Petrus di Jakarta, Senin (7/1).

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus. (MP/Asropih)
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus. (MP/Asropih)

Petrus juga mengingatkan agar Polri tidak terjebak dengan manuver kubu pasangan nomor urut 02, yang menuding Polri bermain politik untuk mengecoh masyarakat.

"Kepolisian sedang dikambinghitamkan mereka. Inilah intrik untuk menghadapi kekuatan besar. Kami kira masyarakat sudah cerdas, karena itu didramatisir betul tudingan Polri bermain politik. Ada upaya melegitimasi Polri," tuturnya

Semenatara itu, Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo mengatakan penyebaran informasi hoaks soal tujuh kontainer surat suara itu upaya propaganda untuk melegitimasi pemerintahan dan hasil Pemilu.

Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian dari propaganda membangun citra negatif yang dilakukan oleh kompetitor yang bertarung melawan incumbent.

"Ada juga berbagai opini menuduh kepolisian berpihak. Jika kita bedakan Pemilu 2019 ini lebih dahsyat serangan-serangan yang dilakukan institusi kepolisian. Jangan tipis telinga dan rumus penantang selalu menyerang. Karena polisi jadi getahnya," kata Karyono

Ia pun menegaskan bahwa nomor urut 02 mengetahui bahwa posisi Jokowi di atas, sehingga tidak ada cara lain kecuali menyerang.

Karyono menganalogikan fenomena itu seperti pertandingan sepak bola yang skor nya 4-1. Jika skornya satu pasti menggunakan berbagai cara untuk mengejar lawan.

"Nah, biasanya cara kasar bermain bola bagian dari trik mengganggu psikologi lawan. Jika terkecoh maka akan mudah menggiring ke sasaran. Jangan terkecoh dengan propaganda lawan," katanya.

Maka itu, kata dia, berbagai strategi sengaja dipasang untuk melakukan serangan membabi buta. Seperti isu 2019 Ganti Presiden, BIN-Polri tidak netral, kriminalisasi ulama, hingga PKI.

"Politik psikologi ini untuk merusak konsentrasi incumbent. Jangan terjebak dengan propaganda itu," katanya. (Asp)

#Pengamat Politik #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo mengadakan pertemuan tertutup, Sabtu (4/10)
Frengky Aruan - Senin, 06 Oktober 2025
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Indonesia
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Pengamat politik Jerry Massie menilai, kemenangan Trump akan menguntungkan Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Indonesia
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Pengamat politik dan sepak bola Jerry Massie mengakui timnas Indonesia terkesan dicurangi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 11 Oktober 2024
Timnas Dirugikan Wasit, Pengamat Minta PSSI Lapor ke FIFA untuk Selidiki Dugaan Kecurangan
Bagikan