Kesehatan Mental

Menulis Buku Harian Juga Healing

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 28 Januari 2022
Menulis Buku Harian Juga Healing

Menulis jurnal harian bermanfaat untuk kesehatan mental.(pexels JESHOOTS.com)

Ukuran:
14
Audio:

KESEHATAN mental menjadi hal kini mulai diperhatikan. Ketika masa pandemi tak kunjung usai, tak sedikit dari kita yang mulai menyadari betapa kesehatan mental butuh dijaga. Healing, demikian sih istilah kekinian untuk proses penyembuhan diri dari kesedihan dan luka batin. Ada banyak cara untuk healing. Ada yang memilih pergi berwisata, ada juga yang lebih suka menuangkannya dalam tulisan. Ya, menulis buku harian atau jurnal juga bisa jalan healing.

Menulis diary merupakan salah satu kegiatan yang menjadi tempat aman untuk seseorang mengekspresikan keraguan dan ketakutan yang sedang dialami tanpa takut dihakimi. Banyak remaja yang memilih menuliskan apa yang sedang dirasakan di buku harian. Namun, saat beranjak dewasa, tak sedikit yang mulai meninggalkan kegiatan ini.

Menulis jurnal harian yang bersifat lebih pribadi daripada buku harian ternyata punya manfaat. Menulis jurnal harian dapat membantu seseorang untuk memisahkan dan menjernihkan pikiran melankolis yang melintas di hati dan pikiran. Mengekspresikan diri merupakan salah satu cara yang sehat untuk mengatasi emosi. Membuat jurnal dapat membantumu meringankan rasa sakit yang kamu alami.

BACA JUGA:

Sutradara Sebut 'Spider-Man: No Way Home' Sebagai Film untuk Healing


Seperti dilansir Pinkvilla, Jurnal harian bisa menjadi tempat sampah untuk pembuangan isi otak. Kamu bisa menulis jurnal sebagai cara mengungkapkan emosi ketimbang hanya memendamnya sendirian. Emosi yang terpendam bisa berbahaya bagi kesehatan mentalmu. Dengan menulis, kamu mampu mengatur pikiran dan perasaan di atas kertas sehingga otak tidak dipenuhi dengan berbagai pertanyaan atau spekulasi. Menulis apa yang kamu pikirkan memungkinkan kamu mengidentifikasi pikiran dan keyakinan pemicu stres yang merupakan distrosi dari kenyataan.

kesehatan mental
Dengan menulis, kamu bisa mengurangi sedikit kecemasan atau ketakutan. (pexels Ron Lach)


Selain itu, menulis buku harian membantu seseorang untuk bangkit dari masa sulit. Saat menulis, seseorang bisa melepaskan emosi negatif yang terpendam, membuatnya tetap dalam pikiran yang lebih positif dan membantu dalam pengembangan penyangga antara pikiran negatif dan perasaan. Menuliskan kekhawatiran yang kamu alami di jurnal dapat menenangkan dan membantu kamu untuk menemukan solusi tentang masalah yang sedang dihadapi. Dengan menulis, kamu menjadi lebih mudah mengelola perasaanmu.

Tak perlu ragu untuk menulis. Kamu bisa mencorat-coretkan apa saja yang menurutmu benar. Kamu tidak perlu mengikuti tren yang seperti apa atau mendengarkan omongan orang lain. Ingatlah, jurnal harianmu merupakan ruang pribadi tempat kamu dapat berbicara tentang apa pun yang kamu inginkan untuk mengekspresikan diri. Biarkan pikiran dan perasaanmu mengalir dengan bebas. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kesalahan ejaan atau apa pun yang mungkin akan dipikirkan orang lain nanti.


Lebih jauh, menulis jurnal bisa meningkatkan suasana hatimu. Kamu tidak harus menulis jurnal hanya dengan keresahan atau sesuatu yang menganggumu, tetapi kamu juga bisa menuliskan sesuatu yang positif atau kebahagian walau hanya sesuatu yang kecil, seperti menulis puisi atau kutipan yang kamu suka. Menuliskan sesuatu yang positif akan membuat suasana hatimu membaik serta membuatmu menjadi lebih bersyukur atas hal-hal yang membuatmu bahagia, seperti secangkir kopi yang nikmat atau melihat matahri terbit yang indah.

menulis
Tuliskan perasaan meskipun hanya kebahagiaan kecil. (pexels Zen Chung)


Di masa kini, membuat jurnal tidak melulu dilakukan di sebuah kertas atau buku. Kamu juga bisa kok menulis jurnal di ponsel atau laptop. Menuliskan pemikiran baik di kertas, laptop, atau ponsel dapat membantumu menghilangkan stres. Kecepatan keyboard mungkin bekerja lebih baik. Meskipun demikian, tujuan akhir dari menulis ini ialah membuat pikiran lebih tenang, mengurangi perasaan tertekan, dan membuat suasana hati menjadi lebih baik. Tentunya akan ada sensasi berbeda ketika menulis langsung di buku ataupun mengetik di ponsel. Jadi ikuti saja kata hatimu, kamu bisa menulis di mana saja yang menurutmu nyaman.


Kamu bisa menjadikan jurnal sebagai aktivitas rutinitas harian dengan menjadwalkan nya di waktu kosong. Seperti saat menikmati kopi, kamu bisa membiasakan untuk menulis beberapa baris sambil menyesap kopimu. Kamu juga bisa menuliskan jurnalmu sesaat sebelum tidur.(pid)

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan