Sumba Barat, Negeri Seribu Bukit

Mengulik Asal Usul Tradisi Perang Pasola di Sumba Barat

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 16 Oktober 2018
Mengulik Asal Usul Tradisi Perang Pasola di Sumba Barat

Pejuang Pasola. (Sumber: gardanasional.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TIDAK semua perang berakhir dengan pertumpahan darah. Di Sumba Barat justru ada satu peperangan. Masyarakat menganggap itu sebagai bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada sang leluhur. Juga wujud terima kasih dan permohonan kesuburan panen. Tradisi tersebut bernama Tradisi Perang Pasola.

Perang Pasola kini menjadi daya tarik wisata di tanah Sumba Barat.

Tradisi Pasola (Foto: equigeoblog.wordpress)

Paulus Lete Boro dalam buku Sumba Tribe Horse Riding Contest menjelaskan, Perang Pasola merupakan sebuah ritual adat yang selalu dilakukan setiap tahunnya. "Februari atau Maret," tulisnya. Namun, untuk ketentuan tanggal ditetapkan oleh seorang Rato (tokoh adat).

Rato bersama masyarakat bergerak menuju medan perang. (Foto: pemburuombak.com)

Dalam tradisi itu, setiap suku beradu ketangkasan. Mereka berperang saling melempar tombak sambil menunggag kuda. Tidak mudah. Risiko pun tinggi. Mulai terjatuh dan terpelanting. Bahkan ada juga yang terkena lemparan tombak. Berdarah? Itu biasa. Begitulah tradisi Perang Pasola.

Folklor Pasola

Di balik kegiatan yang ekstrem itu, Pasola ternyata memiliki kisah menarik. Berdasarkan cerita masyarakat, tradisi tersebut tidak lepas dari kisah seorang janda cantik bernama Rabu Kaba di Kampung Waiwuang.

Rabu Kaba merupakan janda Umbu Dulla. Tak lama kemudian, perempuan cantik itu dinikahi salah satu pemimpin kampung, Umbu Amahu. Setelah resmi menikah, Rabu Kaba ditinggal sang suami mengembara.

Umbu Amahu tidak sendirian. Ia ditemani dua pemimpin lainnya, Ngongo Tau Masusu dan Bayang Amahu. Nahas, ketiga pemimpin nan gagah itu tak kunjung kembali. Warga setempat pun menganggap mereka telah mati.

Pada waktu bersamaan, Rabu Kaba kembali jatuh cinta. Kali ini pilihannya adalah seorang pemuda dari Kampung Kodi bernama Teda Gaiparona. Sayangnya, cinta mereka terhalang adat. Cinta mereka juga tak direstui oleh kedua keluarga. Arkian mereka memutuskan untuk kawin lari.

Pejuang Pasola. (Sumber: sportourism.id)

Rabu Kaba pergi meninggalkan kampung bersama suami barunya. Tak lama berselang, keajaiban datang. Ketiga pemimpin Kampung Waiwuang ternyata kembali. Termasuk suami Rabu Kaba, Umbu Amahu.

Berita kembalinya Umbu Amahu sampai ke telinga Rabu Kaba. Namun, perempuan itu kadung jatuh hati dengan Teda Gaiparona. Ia pun memutuskan untuk tidak kembali ke dalam pelukan Umbu Amahu.

Mengetahui hal demikian, Umbu Amahu naik pitam. Ia geram. Juga kecewa. Tak menyangka istri tercinta pergi meninggalkannya. Akhirnya Umbu Amahu memerintahkan warga Waiwuang untuk mengadakan tradisi menangkap nyale (cacing laut) dan Pasola untuk melupakan kesedihan tersebut. (*)

#Sumba Barat, Negeri Seribu Bukit #Tradisi #Ritual Pasola
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Indonesia
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Hingga kini tradisi Kupatan masih eksis. Masyarakat muslim berbondong-bondong berpuasa sembari menyiapkan ketupat dengan ragam bentuknya
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 April 2025
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Fun
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Pastikan April Mop untuk bersenang-senang dan membuat orang lain tertawa, bukan untuk menyakiti atau membuat mereka marah.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 April 2025
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Tradisi
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi sungkeman eksis sebagai bagian kultur budaya lokal Indonesia yaitu 'tata krama'.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi Bau Nyale menjadi terkenal dan berkembang pesat karena legenda di baliknya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 20 Februari 2025
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi
Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB
Masyarakat NTB melakukan Begawe Nyiwak sebagai ekspresi dukungan moral kepada keluarga seseorang yang meninggal dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 17 Februari 2025
Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB
Tradisi
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Belis dijadikan sebagai penghargaan buat perempuan dari pihak lelaki sebelum melakukan pernikahan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Februari 2025
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Tradisi
Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten
Tradisi Gotong Toapekong dilakukan setiap 12 tahun sekali.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 10 Februari 2025
Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten
Bagikan