Gotong Toapekong, Tradisi Cap Gomeh khas Banten


Arak-arakan tradisi Gotong Toapekong saat Cap Go Meh. (Foto: TangerangKota.id)
Merahputih.com - Gotong Toapekong merupakan tradisi tak biasa dalam perayaan Cap Go Meh yang berasal dari Banten. Perayaan Gotong Toapekong akan dilakukan tepat hari ke- 15 pasca Imlek sesuai dalam kalender Lunar. Semakin spesial, tradisi ini dilakukan hanya setiap 12 tahun sekali.
Selama ritual Gotong Toapekong berlangsung, alat yang dibawa saat arak-arakan adalah patung dewa. Artinya patung dewa ini baru akan diarak setiap lebih dari satu abad.
Asal mula munculnya tradisi Gotong Toapekong ini tak lepas dari keberadaan sejarah Kelenteng Boen Tek Bio, kelenteng tertua di kawasan Banten.
Baca juga:
Ekstrem dan Kental Unsur Mistik, Riuhnya Aksi Ritual Tatung di Perayaan Cap Go Meh Singkawang
Dilansir laman GoodnewsfromIndonesia, Gotong Toapekong bermula dari renovasi pertama Kelenteng Boen Tek Bio pada 1844. Beberapa patung dewa-dewa utama dipindahkan sementara ke Kelenteng Boen San Bio di Pasar Baru untuk menghindari kerusakan selama proses renovasi.
Rute pemindahan patung dewa dimulai dari Kelenteng Boen Tek Bio ke Kelenteng Boen San Bio, lalu kembali lagi ke Boen Tek Bio.
Rute inilah yang kemudian hari menandai awal tilas perjalanan arak-arakan, dan dijadikan rujukan melakuka tradisi hingga saat ini oleh warga keturunan Tionghoa Benteng.
Baca juga:
Termasuk Event 10 Besar Terbaik Indonesia, Cap Go Meh di Singkawang Digelar 12 Februari
Adapun jenis patung dewa tersebut adalah Dewi Kwan In Hud Couw yang dikenal sebagai Dewi Welas Asih, dan menjadi simbol kasih sayang dan perlindungan.
Lalu Dewa Kwan Tek Kun, sosok Dewa Perang yang melambangkan keberanian dan keadilan. Kemudian ada Dewa Kha Lam Ya, yang dipercaya sebagai Dewa Pintu, dan terakhir adalah Hok Tek Ceng Sin, yang dikenal sebagai Dewa Bumi atau Dewa Kemakmuran.
Arakan gotong Toapekong dilakukan mengelilingi hampir seluruh wilayah perkampungan diharapkan sebagai permohonan para Dewa membawa kebaikan bagi para warganya, dan terhindari dari segala marabahaya dan bala.
Tradisi Gotong Toapekong sendiri sudah diakui sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) pada 22 Agustus 2024. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Kejati Banten Jadi Mediator Polemik Penutupan Jalan Puspitek Serpong

Pemerintah Tempuh Jalur Hukum Terkait Pencemaran Radiasi Cesium-137, Tidak Ada Jalan Mediasi

Pemprov Tegaskan Komitmen Lengkapi Fasilitas Penunjang Banten International Stadium, Terutama Akses Jalan

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Ayah Tiri Tega Cabuli Anak Selama 2 Tahun di Banten, Bahkan Minta Direkam

Banten Akan Dilanda Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi dalam Sepekan Ke depan

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Gubernur Pramono Sodorkan Bantuan ke Banten dan Kota Bekasi, Pinjamkan Pompa untuk Atasi Banjir

PKS Copot Wakil Ketua DPRD Banten Budi Prajogo Gara-Gara Kasus Siswa Titipan SPMB

Tak Hanya PIK dan Alam Sutera, Wagub Banten Dorong Transjabodetabek Sampai Serang
