Headline

Menguji Data Pernyataan Eggi Sudjana Soal Presiden Bikin Rakyat Miskin

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 16 April 2018
Menguji Data Pernyataan Eggi Sudjana Soal Presiden Bikin Rakyat Miskin

Pengacara senior Eggi Sudjana. (Foto: Screenshot Youtube)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Wakil Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Salat Subuh (GIS), Eggi Sudjana menyebut bahwa presiden membuat rakyat Indonesia miskin. Pasalnya, sampai sekarang sumber daya alam dikuasai asing.

Sindiran ini disampaikan Eggi Sudjana saat memberikan ceramah sesuai mengikuti Gerakan Indonesia Subuh berjemaah di Masjid Dzarratul Muthmainnah, Tangerang Selatan, Minggu (15/4).

Dalam ceramahnya itu, Eggi menyinggung UUD 1945 yang menyatakan kekayaan alam Indonesia untuk rakyat. Namun, menurutnya hal itu tidak terwujud karena rakyat tidak bisa menikmati sumber daya alam negeri seperti emas lantaran dibagikan kepada Amerika Serikat.

"Tapi kenapa kita mendapatkan (emas) 10 persen, kan perintah UU untuk rakyat Indonesia bukan rakyat Amerika. Dengan kondisi seperti ini siapa yang membuat miskin, Allah atau presiden? Kenapa kiai-kiai kalau miskin terima saja, takdir, masih kita begitu menyalahkan Allah membuat kita miskin, bukan begitu. Padahal kita dikasih minyak, emas, gas dan kelapa sawit, kaya raya Indonesia, dulu rempah-rempah kita diperebutkan," ujar Eggi Sudjana.

"Jadi siapa yang membuat kita miskin? presiden atau Allah?" kata Eggi kepada jemaah.

"Presiden," jawab jemaah yang hadir.

Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak salah pilih pemimpin lagi. Kemudian, Eggi bicara soal gerakan #2019GantiPresiden.

"Nah kalau presiden buat kita miskin jangan pilih presiden yang nggak bener. Maka ada gerakan 2019 ganti presiden, kalau tidak membuat rakyat sejahtera," ucap Eggi.

Tanggapan pemerintah

Mendapatkan serangan dari Eggi Sudjana membuat pihak Istana angkat suara. Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi SP, dengan tegas membantah tuduhan Eggi.

"Tidak benar," kata Johan

Menurutnya, perekonomian Indonesia membaik di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Di era pemerintahan Presiden Jokowi bangsa dan masyarakat Indonesia dari berbagai indikator ekonomi maupun sosial mengarah pada arah yang lebih baik," tutur Johan.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pernyataan Eggi soal 'presiden membuat rakyat miskin' kurang tepat. Apalagi, menurutnya, Eggi menyampaikan hal itu di masjid yang merupakan tempat ibadah.

"Saya pikir kurang tepatlah, kalau di masjid kan tempat syiar agama, menebarkan kesejukan, bukan menebarkan hal-hal yang berbau itu. Jadi bingung masyarakat," ujar Moeldoko kepada wartawan.

Moeldoko juga menyinggung sumber daya alam yang dikuasai asing. Menurut mantan calon ketua umum PSSI itu, pernyataan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tidak logis.

"SDA dikuasai asing kan sejak dulu, ngomongnya nggak logis, ada data-data kita bicara, dan ada gini ratio-nya sudah mulai menurun," ujar Moeldoko.

Data kemiskinan versi BPS

Pernyataan Eggi Sudjana yang menyebut presiden membuat rakyat Indonesia miskin tidak disertai dengan data yang akurat.

Sesuai data terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di tanah air cenderung menurun pada 2017. Data BPS itu dirilis Januari 2018

Dikutip MerahPutih.com, Senin (16/4), data BPS mencatat angka kemiskinan di Indonesia sampai September 2017 mengalami penurunan 0,58 persen menjadi 10,12 persen dari bulan sebelumnya yakni 10,64.

Pada Maret 2017, masyarakat miskin pada Maret 2017 tercatat 27,77 juta jiwa dan pada September turun menjadi 26,58 juta jiwa. Presentase kemiskinan penduduk perkotaan pada Maret 2017 adalah 7,72%, kemudian pada September 2017 jadi 7,26%. Lalu persentase penduduk miskin di pedesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93% dan menjadi 13,47% pada September 2017.

"Selama periode Maret 2017-September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun dari 10,67 juta orang pada Maret 2017 menjadi 10,27 juta orang pada September 2017, sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 786,95 ribu orang (dari 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017)," tulis BPS.

BPS juga mencatat bahwa angka kemiskinan Indonesia sejak 1999-2017 cenderung mengalami penurunan. Meskipun pada 2006, September 2013, dan Maret 2015 jumlah rakyat miskin naik karena adanya kenaikan harga kebutuhan pokok.

Begini data jumlah dan presentase penduduk miskin versi BPS sejak 1999-2017:

Tahun 1999: 47,97 juta penduduk miskin (23,43%)
Tahun 2002: 38,39 juta penduduk miskin (18,20%)
Tahun 2003: 37,34 juta penduduk miskin (17,42%)
Tahun 2004: 36,15 juta penduduk miskin (16,66%)
Februari 2005: 35,10 juta penduduk miskin (15,97%)
Maret 2006: 39,30 juta penduduk miskin (17,75%)
Maret 2007: 37,17 juta penduduk miskin (16,58%)
Maret 2008: 34,96 juta penduduk miskin (15,42%)
Maret 2009: 32,53 juta penduduk miskin (14,15%)
Maret 2010: 31,02 juta penduduk miskin (13,33%)
Maret 2011: 30,12 juta penduduk miskin (12,49%)
September 2011: 30,01 juta penduduk miskin (12,36%)
Maret 2012: 29,25 juta penduduk miskin (11,96%)
September 2012: 28,71 juta penduduk miskin (11,66%)
Maret 2013: 28,17 juta penduduk miskin (11,36%)
September 2013: 28,60 juta penduduk miskin (11,46%)
Maret 2014: 28,28 juta penduduk miskin (11,25%)
September 2014: 27,73 juta penduduk miskin (10,96%)
Maret 2015: 28,59 juta penduduk miskin (11,22%)
September 2015: 28,51 juta penduduk miskin (28,51%)
Maret 2016: 28,01 juta penduduk miskin (10,86%)
September 2016: 27,76 juta penduduk miskin (10,70%)
Maret 2017: 27,77 juta penduduk miskin (10,64%)
September 2017: 26,58 juta penduduk miskin (10,12%)

Kemiskinan Indonesia dalam Angka (Foto: BPS)

Artikel ini diolah tim merahputih.com dari berbagai sumber.(*)

#Presiden Jokowi #Eggi Sudjana #Badan Pusat Statistik (BPS) #Angka Kemiskinan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Perdagangan Luar Negeri Indonesia Masih Untung
Tercatat, ekspor Indonesia Januari–Oktober 2025 mencapai USD 234,04 miliar atau naik 6,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 Desember 2025
Perdagangan Luar Negeri Indonesia Masih Untung
Indonesia
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
Kami butuh 190 ribu petugas di lapangan, bisa dari mahasiswa, dosen, akademisi
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
Indonesia
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
Harga rata-rata minyak goreng seluruh kualitas secara nasional pada minggu pertama November 2025 sebesar Rp 19.480 per liter, sedangkan pada Oktober 2025 Rp 19.469 per liter.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
Indonesia
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
hampir seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, kecuali kegiatan jasa lainnya, pertambangan dan penggalian, aktivitas keuangan dan asuransi, serta realestat.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Indonesia
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Dari 5,46 juta angkatan kerja, sekitar 5,13 juta orang sudah bekerja, sementara sisanya adalah pengangguran
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Indonesia
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Dari sisi produksi atau lapangan usaha, industri pengolahan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi triwulan III dengan andil 1,13 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Indonesia
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Pendidikan rendah masih mendominasi.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Indonesia
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Jumlah pengangguran di Indonesia kini mencapai 7,47 juta orang. Angka tersebut turun dibanding tahun lalu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Indonesia
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Sektor pertanian berkontribusi sebesar 28,15 persen dalam penyerapan tenaga kerja di Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Indonesia
Penduduk Usia Kerja Meningkat 2,80 Juta, Agustus Pengangguran Terserap 4.092 Orang
Penduduk yang bekerja terdiri dari pekerja penuh sebanyak 98,65 juta orang atau bertambah sekitar 0,20 juta orang
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Penduduk Usia Kerja Meningkat 2,80 Juta, Agustus Pengangguran Terserap 4.092 Orang
Bagikan