Headline

Menggembirakan, Tingkat Toleransi di Kalangan Mahasiswa Masih Tinggi

Eddy FloEddy Flo - Senin, 26 November 2018
Menggembirakan, Tingkat Toleransi di Kalangan Mahasiswa Masih Tinggi

Kuliah akbar mahasiswa 60 perguruan tinggi se DKI Jakarta. Foto: MP/Ponco

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Temuan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait adanya masjid kampus yang terpapar radikalisme sempat mencemaskan dunia pendidikan tinggi di Tanah Air.

Namun dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan Universitas Indonesia justru menunjukan antitesisnya. Toleransi beragama di kalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) masih cukup tinggi.

"Dari sisi persepsi dengan batasan nilai minimal 4 dan maksimal 18, didapatkan hasil rata-rata nilai adalah 16,3. Sedangkan toleransi dalam aspek sikap dengan batasan nilai minimal 5 dan maksimal 18, didapatkan hasil bahwa rata-rata nilainya adalah 14,6," kata ketua tim penelitian, Yon Machmudi PhD, di Jakarta, Senin (26/11).

Hasil penelitian itu dilakukan Universitas Indonesia (UI) melalui program pengabdian masyarakat (pengmas) untuk skema UI Peduli Kajian Strategis. Penelitian dipimpin oleh Yon Machmudi PhD dengan anggota Dr Nurwahidin, Kinta Hermawan MSI, dan Muhammad Akmal Farraz S.Ikom.

UGM Tolak Radikalisme
Salah satu aksi tolak radikalisme di Perguruan Tinggi Nasional (ANTARA FOTO/Andreas Atmoko)

Fokus utama yang diteliti adalah bagaimana tingkat toleransi di perguruan tinggi dan bagaimana pola asuh serta pendidikan agama berpengaruh terhadap toleransi di kalangan mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner secara online di kalangan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi negeri di wilayah Jabodetabek pada Maret-November 2018.

Ada sekitar 1004 mahasiswa dari tiga perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam survei ini yaitu dua PTN umum dan satu PTN berbasis agama. Namun setelah dilakukan cek validitas dinyatakan ada 799 responden yang dinyatakan valid datanya.

Profil dari responden adalah 97 persen muslim dan tiga persen non muslim serta 80 persen pernah mengikuti kegiatan keagamaan di kampus.

Yon Machmudi yang juga Ketua Prodi Kajian Timur Tengah dan Islam, Sekolah Kajian Stratejik dan Glolbal UI ini menambahkan, hasil penelitian lainnya adalah mahasiswa dengan pola asuh otoritarian di mana kedua orang tua cenderung keras dan tidak memberikan kesempatan anaknya untuk memilih maupun berbeda, menunjukkan hasil tingkat toleransi yang rendah.

Dari sekitar 175 mahasiswa yang berasal dari tipe pengasuhan ini sebanyak 115 (65 persen) responden memiliki toleransi beragama di bawah rata-rata.

Waspada bahaya laten radikalisme
Spanduk bahaya laten radikalisme di kawasan Jl Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/5/2018). BNPT menyatakan, paham radikalisme sudah menyusupi banyak kampus di Indonesia (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Sementara pola pengasuhan otoritatif atau demokratis di mana orang tua memberikan arahan dan tanggung jawab kepada anak-anaknya menunjukkan sebagian besar dari mahasiswa memiliki tingkat toleransi beragama tinggi.

"Hasil penelitian ini penting untuk disampaikan bahwa sikap tidak toleran maupun toleran itu tidak muncul begitu saja, tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua terutama sejak masa anak-anak maupun awal dewasa. Pendidikan agama baik formal maupun informal perlu ditingkatkan agar dapat berpengaruh positif dalam menumbuhkan toleransi di perguruan tinggi," katanya.

Kesimpulannya, lanjut dia, toleransi agama itu dapat berkembang dalam diri mahasiswa maka pendidikan toleransi perlu diperkenalkan sejak dini di keluarga dan dikuatkan di level pendidikan formal secara berjenjang terutama di level universitas.

"Hal yang menarik dari penelitian ini adalah walaupun toleransi beragama mahasiswa di tiga perguruan negeri ini cukup tinggi tetapi aspek toleransi politiknya menunjukkan data yang berbeda," katanya.

Yon Machmudi sebagaimana dilansir Antara menambahkan, penelitian ini telah melalui uji kevalidan yang tinggi karena instrumen yang digunakan telah diuji melalui uji pakar (expert judgment) dari beberapa ahli di bidang psikologi, kajian Islam maupun statitistik.

Beberapa ahli yang telah memberikan masukan dalam penelitian ini adalah Gagan Hartana (ahli statistik) Mayke S Tedjasaputra (psikolog) dan Dr Sri Mulyati (ahli agama). Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari model Socio-Religious Tolerance Questionnaire (Talib, 2009).(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, PHRI Sumsel Dorong Pemerintah Kembangkan Wisata Unggulan

#Toleransi #Toleransi Umat Beragama #Universitas Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan
Polri bukan hanya menjadi penjaga keamanan, namun juga sahabat umat dalam keseharian.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 14 Juli 2025
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan
Indonesia
Hasil Simak UI 2025 Diumumkan 11 Juli, Tidak Ada Toleransi Kecurangan
"Kami tidak menoleransi segala bentuk kecurangan yang teridentifikasi, baik secara sistem maupun melalui catatan pengawas,"
Wisnu Cipto - Minggu, 29 Juni 2025
Hasil Simak UI 2025 Diumumkan 11 Juli, Tidak Ada Toleransi Kecurangan
Indonesia
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Ekonomi Indonesia akan terdampak secara signifikan jika eskalasi di kawasan Timur Tengah terus berlanjut.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Juni 2025
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Indonesia
Wujud Toleransi, Gereja Santa Theresia Sumbangkan Sapi Kurban ke Umat Islam Tanah Abang
Rumah Singgah Hurin in Study Center biasanya menjadi tempat anak-anak Tanah Abang dan sekitarnya untuk belajar mengaji
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
Wujud Toleransi, Gereja Santa Theresia Sumbangkan Sapi Kurban ke Umat Islam Tanah Abang
Indonesia
Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda
Pemkot Solo akan membuat program supaya Solo masuk lima besar kota paling toleransi di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Mei 2025
Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda
Indonesia
Menteri Agama RI Diminta Datang ke New York, Sebut Pemerintah AS Ingin Tiru soal Nilai Toleransi di Indonesia
Menag Nasaruddin Umar beberkan agenda di New York, AS.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Menteri Agama RI Diminta Datang ke New York, Sebut Pemerintah AS Ingin Tiru soal Nilai Toleransi di Indonesia
Indonesia
Kirab Waisak Solo Cermin Toleransi Umat Beragama Kota Bengawan
Kirab bertajuk "Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa” itu menjadi cermin simbol kerukunan dan toleransi umat beragama di Kota Bengawan.
Wisnu Cipto - Senin, 12 Mei 2025
Kirab Waisak Solo Cermin Toleransi Umat Beragama Kota Bengawan
Indonesia
Rekam Mahasiswi Mandi di Kos, Calon Dokter Spesialis UI Berdalih Khilaf
Tersangka merekam korban mandi menggunakan handphone selama 8 detik.
Wisnu Cipto - Senin, 21 April 2025
Rekam Mahasiswi Mandi di Kos, Calon Dokter Spesialis UI Berdalih Khilaf
Indonesia
Viral Dugaan Tentara Masuk UI Malam-Malam, TNI Diingatkan Kampus Bukan Medan Perang
Tentara masuk kampus Universitas Indonesia (UI) saat ada kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Wisnu Cipto - Senin, 21 April 2025
Viral Dugaan Tentara Masuk UI Malam-Malam, TNI Diingatkan Kampus Bukan Medan Perang
Bagikan