Kesehatan Mental

Mengenali Karakter dan Bahaya Gangguan Narsistik

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 23 September 2022
Mengenali Karakter dan Bahaya Gangguan Narsistik

Gangguan narsistik berpotensi merugikan orang lain. (Foto: Pixabay/Simedblack)

Ukuran:
14
Audio:

RASA percaya diri diperlukan semua orang untuk meningkatkan kualitas hidup. Kepercayaan diri dapat membantu dirimu dalam memperbaiki jenjang karier, bersosialisasi, atau sekadar belajar mencintai diri sendiri. Ada kalanya takaran rasa percaya itu tak seimbang. Terlalu sedikit atau malah berlebihan.

Orang yang tidak memiliki rasa percaya diri sering kali memilih untuk mengurung diri dan menolak keluar dari zona nyaman. Mereka lebih suka 'tidak terlihat' karena takut orang lain melihat kekurangan yang ada di dalam dirinya.

Berkebalikan dengan kelompok tidak percaya diri, kelompok yang terlalu percaya diri justru selalu ingin tampil atau narsis. Sekali dua kali tampil jelas wajar. Tapi berkali-kali bisa jadi masalah gangguan narsistik.

"Gangguan ini membuat pengidapnya memiliki rasa percaya diri terlalu tinggi hingga bahkan seringkali merugikan banyak orang," catat mayoclinic.org.

Baca juga:

Kepercayaan pada Astrologi dan Narsisisme Tinggi

Gangguan narsistik menjadi salah satu penyakit kejiwaan. Umumnya menyerang orang yang tidak mendapatkan pendidikan emosional secara ideal dari orangtuanya seperti terlalu dimanja, tidak pernah diberikan sanksi ketika berbuat salah, atau tidak pernah dibiarkan untuk menyelesaikan masalah sendiri sejak kecil.

Jika dibiarkan begitu saja, gangguan narsistik bisa merugikan banyak orang di kemudian hari. Beberapa tanda gangguan narsistik dapat terlihat dari karakter berikut ini.

1. Si paling hebat

gangguan narsistik
Pengidap gangguan narsistik merasa hanya dirinya yang paling hebat. (Foto: Pixabay/RyanMcGuire)

Membanggakan prestasi yang kita miliki memang sah-sah saja untuk dilakukan sesekali. Apalagi jika topik obrolan yang sedang berlangsung mengacu pada pengembangan diri termasuk prestasi apa yang telah dicapai oleh orang-orang yang sedang berbincang dengan dirimu.

Pengidap gangguan narsistik akan melebih-lebihkan alias membumbui secara berlebihan cerita tentang prestasi yang telah mereka raih. Ibarat makanan, enggak bakal enak kalau kelebihan bumbu. Kisah prestasi yang mereka ceritakan bahkan cenderung mengacu pada kebohongan belaka hanya karena ingin dianggap paling hebat di antara semua orang.

2. Si paling benar

gangguan narsistik
Pengidap gangguan narsistik akan selalu menyalahkan orang lain. (Foto: Pixabay/Goumbik)

Kamu pasti pernah, deh, berteman dengan seseorang yang tidak pernah mau mengakui kesalahannya. Pengidap gangguan narsistik memang paling anti dikoreksi atau menerima kritik dari orang lain.

Mereka tahu dan sadar telah melakukan kesalahan, tapi tetap akan melemparkan kesalahannya kepada orang lain. Maunya dianggap sebagai orang yang selalu benar dan tak pernah tercela. Pengidap narsistik tak akan segan untuk menciptakan skenario dan menjebak seseorang demi menutupi kesalahannya sendiri. Bahaya banget, kan.

Baca juga:

Kenali Tanda-tanda Narsisis pada Kencan Pertama

3. Si paling tersakiti

gangguan narsistik
Merasa hidupnya paling menderita di antara yang lain. (Foto: Pixabay/Pexels)

Pengidap narsistik biasanya memiliki rasa empati yang sangat rendah sehingga menganggap hanya dirinya lah yang bisa sakit hati. Mereka seringkali menganggap orang lain berlaku seenaknya dan menyakiti hatinya secara semena-mena. Padahal sebenarnya tidak ada satu orang pun yang dengan sengaja memperlakukan mereka secara negatif.

Pengidap narsistik tidak bisa diajak bercanda apalagi membicarakan topik yang serius karena sangat mudah tersinggung meskipun tidak ada orang yang menyenggol dirinya di tengah topik pembicaraan. Jika pengidap narsistik melihat ada beberapa teman yang berbincang tanpa dirinya, bisa-bisa dianggap sedang bergosip tentang dirinya.

4. Si paling ogah rugi

gangguan narsistik
Selalu menemukan cara untuk memanfaatkan orang lain demi kepentingannya sendiri. (Foto: Pixabay/RobinHiggins)

Selain memiliki rasa percaya diri tinggi, pengidap gangguan narsistik juga hanya akan memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Mereka tidak peduli orang lain akan kesulitan dengan tingkahnya.

Pengidap gangguan narsistik akan selalu memanfaatkan orang-orang sekitarnya demi memenuhi kebutuhan dan mencapai keinginannya sendiri.

Jadi, kalau kamu menemukan pada dirimu atau orang sekitarmu karakter demikian, sebaiknya segera konsultasikan dengan ahli psikiater terdekat. (Mar)

Baca juga:

13 Permintaan Maaf Palsu yang Digunakan Orang Narsistik

#Kesehatan Mental #Narsistik
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan