Kesehatan

Multitasking Buruk bagi Tubuh

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 12 Juli 2021
Multitasking Buruk bagi Tubuh

Ketahui sisi buruk dari multitasking (Foto: pixabay/serenawong)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BANYAK orang yang mengerjakan sejumlah pekerjaan atau aktivitas sekaligus dalam waktu bersamaan. Hal itu kita kenal dengan multitasking.

Multitasking dianggap memiliki berbagai keuntungan, salah satunya bisa mempercepat selesainya pekerjaan dan aktivitas lain dalam satu waktu.

Baca Juga:

Pentingnya Bangun Pagi Untuk Kesehatan Mental

Ibu rumah tangga kerap menerapkan prinsip multitasking dalam keseharian. Mereka bisa melakukan beberapa pekerjaan rumah dalam sekali waktu, seperti memasak sambil mencuri baju, menyapu, dan mengurus anak.

Secara sekilas, pekerjaan memang terasa lebih cepat selesai dalam waktu singkat. Di lain hal, multitasking rupanya memiliki dampak buruk bagi seseorang.

multitasking bisa sangat menghabiskan energi, hingga bisa mengakibatkan kelelahan.(Foto: pixabay/chenspec)

Menurut psikolog klinis Pritta Tyas Mangestuti, mereka khususnya para ibu yang memiliki kebiasaan multitasking bisa sangat menghabiskan energi sehingga bisa mengakibatkan kelelahan.

"Multitasking ini sangat menghabiskan energi, membuat kita kelelahan bahkan bisa menurunkan IQ kalau terlalu sering multitasking," ujar Pritta, dikutip ANTARA.

Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, para karyawan sebagian besar bekerja dari rumah. Para ibu yang bekerja tentunya perlu mengelola energi mereka.

Situasi seperti ini tentunya menjadi tantangan tersendiri. Di satu sisi, ibu bekerja perlu menemani anak mereka, di sisi lain dia harus bekerja.

Meski terbilang repot, menurut Pritta, para ibu sebaiknya berusaha tidak multitasking. Pritta menyarankan para ibu untuk mengatur waktu mereka dengan baik.

Sebagai contoh, pukul 07.00-07.30 untuk bermain bersama naak, kemudian setelah itu melakukan pekerjaan kantor, rumah tangga, dan pekerjaan lainnya.

Menurut berbagai studi, multitasking memiliki sejumlah dampak buruk. Sebuah studi pada 2008 oleh peneliti asal University of Utah, Amerika Serikat, mengungkapkan seseorang perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan dua tugas sekaligus daripada mengerjakan tugas tersebut secara terpisah.

Hal itu sama dengan mengemudi seraya mengobrol di ponsel yang sangat tidak disarankan. Aktivitas itu berisiko membuat pengemudi celaka. Selain itu, pengemudi juga membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai di tujuan saat mengobrol di ponsel.

"Yang cenderung paling menghemat waktu ialah mengerjakan sesuatu secara berkelompok. Bayar tagihan kamu sekaligus, dan kirim e-mail sekaligus," tutur peneliti bernama Guy Winch, dikutip Health.

Baca Juga:

Mengenal 'Zoom Fatigue' dan Bahayanya bagi Kesehatan Mental

Kemudian, studi dari University of California Irvine menunjukkan ada hubungan antara stres dan multitasking.

Multitasking bisa menyebabkan stres (Foto: pixabay/tweetypics)

Menurut peneliti, para pegawai yang tak memiliki akses ke e-mail kantor melakukan lebih sedikit multitasking dan tidak terlalu stres karena itu.

Sementara itu, pegawai yang memiliki akses ke e-mail kantor dan menerima aliran pesan tetap berada dalam mode waspada tinggi terus-menerus, dengan detak jantung yang lebih tinggi.

Multitasking berisiko membuat seseorang kehilangan sesuatu. Seperti halnya pada sutdi tahun 2009 dari Western Washington University. Studi tersebut menemukan 75 persen mahasiswa yang berjalan melewati alun-alun kampus sambil berbicara di ponsel tidak melihat badut mengendarai unicycle di dekatnya.

Peneliti menyebut itu merupakan kebutaan yang tidak disengaja. Menurut mereka, meski pembicara ponsel secara teknis melihat sekeliling, tidak ada yang terekam di otak mereka.

Selain itu, menurut penelitian dari University of Illinois di Chicago, multitasking membutuhkan banyak hal yang dikenal sebagai memori kerja. Saat memori kerja habis, kemampuan seseorang untuk berpikir kreatif bisa hilang.

Pada penelitian itu juga disebutkan, terlalu banyak fokus bisa merusak kinerja pada tugas pemecahan masalah yang kreatif. (Ryn)

Baca Juga:

Tips Membedakan Rasa Sedih Biasa dan Gangguan Mental

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Bagikan