Mengenal Apa Itu Efek Plasebo


Placebo diciptakan untuk penelitian. (Unsplash/Diana Polekhina)
ARTIKEL ini bukan membahas tentang band asal Inggris yang kebetulan memiliki nama yang sama. Placebo merupakan ‘obat palsu’ yang bentuknya dibuat semirip mungkin dengan obat asli. Obat ini sering digunakan sebagai pembanding untuk menguji efektivitas suatu obat dalam uji klinis.
Meski tidak mengandung obat apa pun, placebo bisa menimbulkan efek semu yang membuat penggunannya merasa lebih baik. Dalam hal ini membuat pikiran si pengguna seakan memang menelan obat asli tersebut.
Baca juga:
Terapi Placebo Sleep Jauh Lebih Baik Ketimbang Obat Tidur

Placebo sering kali disebut sebagai obat kosong. Karena tidak mengandung bahan aktif yang memengaruhi kesehatan sama sekali. Bentuk placebo dapat berupa kapsul, tablet atau cairan suntik. Namun, kandungannya hanyalah tepung, gula atau larutan garam, bahkan mungkin hanya sekadar air putih.
Dilansir dari Alodokter, placebo sering digunakan dalam uji klinis obat atau vaksin. Gunanya untuk membantu peneliti memahami dan mengevaluasi efektivitas obat atau vaksin yang sedang diteliti dengan lebih baik.
Misal dalam penelitian obat baru untuk menurunkan koleksterol, terdapat dua kelompok relawan. Satu kelompok diberi placebo, sedangkan kelompok lain menerima obat yang sedang diuji. Namun, tidak satu pun dari mereka mengetahui obat mana yang mereka terima.
Baca juga:
Apakah Kamu Alami Depresi atau Hanya Lelah? Berikut Perbedaanya

Para peneliti kemudian membandingkan efek obat dan placebo pada dua kelompok tersebut. Dengan begitu, peneliti dapat menentukan kemanjuran obat baru dan melihat apakah terdapat efek samping dari obat tersebut.
Walalupun tidak mengandung bahan aktif, beberapa relawan yang mengonsumsi placebo bisa merasa bahwa penyakit atau gejala yang mereka rasakan membaik. Fenomena ini disebut placebo effect atau efek plasebo.
Beberapa riset menunjukkan bahwa sekitar 21–40% peserta penelitian klinis obat-obatan mengalami placebo effect. Efek ini bisa tercermin dari berbagai parameter, seperti perubahan detak jantung, tekanan darah, kondisi psikologis, intensitas nyeri, atau bahkan aktivitas otak
Beberapa riset menunjukkan bahwa efek placebo bahkan bisa hampir sama dengan efek obat asli dalam meredakan nyeri, mengurangi rasa cemas, meringankan depresi, serta mengatasi gejala gangguan psikosomatis. Meski demikian, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Placebo memang bisa membuat seseorang merasa lebih sehat, tetapi obat ini bukanlah obat yang sebenarnya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
