Mengapa Jangan Menunda Periksa Kesehatan Jantung Sedini Mungkin!


Pemeriksaan jantung tidak hanya dianjurkan untuk orang sudah memiliki penyakit jantung. (Thailand Medical News)
MEMERIKSA kondisi kesehatan jantung sering diabaikan sebagian orang, apalagi anak muda. Merasa tak perlu periksa karena masih muda, bertenaga, sehat, dan bugar menjadi alasan paling populer. Padahal tak sedikit catatan kematian akibat penyakit jantung justru menimpa anak muda.
Baca juga:
Mengapa Orang Nunda Bayar Utang Justru Lebih Galak Saat Ditagih
Pemeriksaan jantung tidak hanya dianjurkan untuk orang tua dan sudah memiliki penyakit jantung. Orang sehat bahkan anak muda pun perlu memeriksakan jantungnya secara rutin untuk mendeteksi sejak dini tentang adanya kemungkinan masalah jantung dan bisa mengobatinya secepat mungkin, jika memang dinyatakan adanya masalah jantung.
Menurut dr. Kevin Adrian dikutip laman Alodokter, memiliki masalah jantung memang harus diatasi secara cepat sebab jantung salah satu organ terpenting terdiri dari kumpulan otot digunakan untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga jika jantung mengalami masalah atau gangguan maka seluruh organ dalam tubuh bisa terpengaruh.

Jika orang muda merasa sehat tetap perlu melakukan pemeriksaan jantung, apalagi orang memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jantung, seperti memiliki riwayat kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, berat badan berlebih atau obesitas, memiliki usia lebih dari 65 tahun, pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, dan sering merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.
Pada 2016 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ada sekitar 18 juta orang di seluruh dunia telah meninggal karena penyakit kardiovaskular, merupakan salah satu masalah dari jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, sangat penting untuk semua orang memeriksakan kesehatan jantungnya sedini mungkin.
Kondisi kesehatan jantung bisa dinilai melalui berbagai tes, seperti pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan fisik jantung, dan tes penunjang lainnya.

Uji latih jantung bisa dilakukan untuk mengetahui apakah jantung masih dapat memompa darah secara efisien ketika tubuh sedang membutuhkan lebih banyak oksigen.
Tes tersebut juga dapat menentukan apakah seseorang memiliki gejala tertentu seperti nyeri dada saat tubuh sedang melakukan aktivitas fisik berat.
Langkah preventif lainnya bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kadar kolestrol di dalam tubuh. Tes kolestrol sebaiknya dilakukan secara rutin.
Selanjutnya, bisa pula melakukan tes Elektrokardiogram (EKG). Tes tersebut berfungsi untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik pada jantung. EKG biasanya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan mengevaluasi efektivitasnya dalam pengobatan penyakit jantung.

EKG dilakukan dengan menggunakan alat disebut elektrokardiogram, dapat mendeteksi impuls listrik dari jantung. Melalui alat tersebut, impuls atau aktivitas listrik pada jantung akan terlihat dalam format grafik di layar monitor.
Berikutnya, Ekokardiografi (echocardiography) atau sebuah metode perekaman gambar struktur jantung menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Tes tersebut biasanya dibantu menggunakan teknologi Doppler atau pengukur kecepatan dan arah aliran darah.
Tes Ekokardiografi memiliki tujuan untuk memeriksa kelainan pada pembuluh darah, kemampuan otot jantung untuk memompa darah, struktur jantung, dan aliran darah.
Tes lainnya bisa dilakukan dengan menggunakan Magnetic resonance imaging (MRI). Metode pemeriksaan menggunakan medan magnet dan energi radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh tersebut membantu dokter mendiagnosa berbagai masalah berhubungan dengan kesehatan. (frs)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
