Menengok Jejak Gugurnya Pahlawan Otista di Pantai Ketapang Mauk


Lokasi yang disinyalir tempat ekskusi Pahlawan Otista. (MP/Widi Hatmoko)
MerahPutih Tradisi - Mauk, salah satu nama kecamatan di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang ini adalah saksi sejarah detik-detik gugurnya Pahlawan Nasional Otto Iskandardinata (Otista). Sebelum dibunuh oleh kelompok Laskar Hitam pimpinan Ahmad Haerun, terlebih dahulu ia disekap di penjara yang saat ini gedung tersebut menjadi bagian dari Kantor Pegadaian di Kecamatan Mauk.
Penulis buku "Dari Titian Sejarah Menuju Gerbang Pembangunan", yang salah satunya menulis tentang peristiwa kematian Otista, Mimy Chaitamy mengungkapkan, Otista diekskusi oleh kelompok Laskar Hitam di sekitar pelelangan, di pinggir Pantai Ketapang, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang pada tanggal 20 Desember 1945. Jasad Otista dibuang di Pantai Ketapang dan sampai saat ini tidak diketahui.

"Berita tentang penculikan pada waktu itu pun hilang, tidak ada kabarnya. Tidak tahu Otista dibawa ke mana. Baru pada pertengahan 1950 diketahui bahwa Otista dibawa ke Tanah Tinggi Tangerang, kemudian dipindahkan ke tahanan Mauk, sekarang gedungnya jadi kantor Pegadaian. Dan pada tanggal 20 Desember 1945 Otista diekskusi," ujar Mimy Chaitamy kepada merahputih.com, Rabu (4/1).
Titik lokasi tempat pembantaian sadis tersebut, saat ini pun masih ada. Yaitu berada di dekat pelelangan dan di sampingnya berdiri bangunan sarang burung walet, serta berhadap-hadapan dengan tambak-tambak ikan bandeng milik warga.
Menurut Mimy, seharusnya pemerintah tidak mengabaikan sejarah tersebut. Ini adalah sejarah besar yang patut dikenang, sebagai bentuk penghormatan terhadap Otista yang saat ini menyandang gelar Pahlawan Nasional.
"Seharusnya tempat ini dijadikan monumen untuk mengenangnya sebagai Pahlawan Nasional. Apalagi waktu itu jasadnya dibuang ke laut dan sampai saat ini tidak ada yang tahu di mana makamnya. Ini malah dibiarkan begitu saja, hanya diabaikan," katanya.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD

Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya

Wamensos Sebut Keputusan Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana

Hari Buruh 2025: Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Intip Profilnya

Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto

Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!

Polemik Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Setara Institute Khawatir soal Kebangkitan Orba

Rencana Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Tuai Polemik, Mensos: Wajar, Manusia Punya Kekurangan dan Kelebihan

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Titiek: Jasanya Begitu Besar
