Kesehatan

Menatap Layar Smartphone Berisiko Menurunkan Daya Pikir Anak

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Selasa, 11 Desember 2018
Menatap Layar Smartphone Berisiko Menurunkan Daya Pikir Anak

Jangan buat anak-anak sering di depan gawai. (Foto : Voyagerix)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERKEMBANGAN teknologi membuat siapapun nyaris tak bisa hidup tanpa teknologi. Separuh dari waktunya mulai dari bangun tidur hingga mau tidur selalu menatap layar telepon pintarnya. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktunya 5,5 jam perhari untuk melihat ponsel pintar. Padahal kebiasaan tersebut memiliki efek serius bagi kesehatan terutama bagi anak-anak.

1. Anak-anak mengalami penipisan korteks

Kebiasaan Main Gadget
Bahaya Main Gadget (Foto: Trusted Review)

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Amerika disebutkan bahwa layar mempengaruhi otak anak. Penelitian yang melibatkan 11.000 anak selama satu dekade tersebut memantau bagaimana layar digital seperti telepon pintar, video game, hingga tablet mengubah otak mereka. Dari hasil analisis yang dilakukan menemukan fakta bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu lebih dari tujuh jam perhari menatap layar mengalami penurunan fungsi kognitif. "Mereka mengalami penipisan korteks terlalu dini," ujar salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut, dokter Gaya Dowling.

2. Menghabiskan waktu 2 jam di depan layar ponsel menghilangkan kemampuan bahasa

Bahaya Layar Gadget
Dampingi Anak Saat Main Gadget (Foto: Malwarebytes Labs)

Studi tersebut juga menemukan fakta bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu 2 jam menatap layar memiliki kemampuan bahasa yang sangat rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya hasil tes IQ dan tes bahasa yang rendah. Menurut Dimitri Christakis, penulis American Academy of Pediatrics, efek tersebut muncul karena anak-anak tidak tahu cara menerjemahkan keterampilan dua dimensi di layar ke keterampilan tiga dimensi di dunia nyata.

3. Membatasi video call

kids
Perseringlah komunikasi tatap muka dengan anak-anak. (Foto: Pexels/Pixabay)

"Jika anak biasa main lego virtual yang notabene-nya adalah dua dimensi, lalu memberikan lego di dunia nyata, mereka akan kesulitan saat menumpuknya," jelas Christakis. Ia menyarankan agar balita dijauhkan dari layar semaksimal mungkin. Itu perlu dilakukan supaya dapat meminimalisir efek layar yang berbahaya. American Academy of Pediatrics menekankan pentingnya komunikasi tatap muka. Mereka menyarankan para orang tua untuk membatasi waktu video call pada balita usia 18 hingga 24 bulan. Selain itu, para orang tua harus menemani si kecil saat mereka menggunakan telepon pintar. Hal tersebut supaya anak tahu batasan. (avia)

#Anak-anak #Gadget Freak #Puasa Gadget
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
Gokil! Kit Hasselblad OPPO X9 Pro Bikin Telefoto 70mm Jadi 220mm, Bikin Geleng-Geleng Kepala
Teleconverter tersebut dapat dipasang langsung di atas kamera
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Gokil! Kit Hasselblad OPPO X9 Pro Bikin Telefoto 70mm Jadi 220mm, Bikin Geleng-Geleng Kepala
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Indonesia
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Tragedi ini sebagai sinyal yang menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap anak dari terpaan konten digital destruktif.
Angga Yudha Pratama - Jumat, 09 Mei 2025
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Berita Foto
Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi
Anak-anak dari Panti Asuhan PYI Yatim dan Zakat Graha Raya berain wahana Paw Patrol Adventure Bay Bounce, Cartensz Mall, Gading Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 10 April 2025
Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi
Fun
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Harapan kecil untuk anak-anak SOS Children's Village.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 22 Maret 2025
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Fun
Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya
Anak posesif menunjukan perilaku ingin memiliki ibu sepenuhnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 Februari 2025
Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya
Berita Foto
Mengintip Aktivitas Anak-anak Main Skateboard Manfaatkan Trotoar Jakarta
Aktivitas anak-anak bermain Skateboard di Trotoar Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2025).
Didik Setiawan - Minggu, 05 Januari 2025
Mengintip Aktivitas Anak-anak Main Skateboard Manfaatkan Trotoar Jakarta
Dunia
Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial
Australia larang anak di bawah 16 tahun main media sosial. Hal itu demi mengekang dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental anak-anak.
Soffi Amira - Sabtu, 30 November 2024
Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial
Bagikan