Sumpah Waras

Menangis demi Waras

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 27 Oktober 2020
Menangis demi Waras

Menangis mampu membuat mental menjadi sehat. (Foto: Pexels/Kat Jayne)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEJAK PSBB diumumkan oleh pemerintah, Janet (nama samaran), remaja berusia 22, sama sekali tidak pernah keluar dari rumah. Padahal orang-orang sudah pasrah dan keluar jalan-jalan walaupun pandemi belum membaik.

"Gue awalnya memang enggak pengen keluar. Karena gue responsible dong! Pikir deh pandemi bakal kelar dalam tiga bulan maksimal. Tahu-tahu ya gini," kata Janet. Ia mengatakan sudah mulai merasa pasrah dengan keadaan dunia sejak bulan lalu, tetapi keluarganya sampai sekarang masih paranoid.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 Membuat Pola Berbelanja Berubah

nangis
Berbulan-bulan terkurung di dalam lingkungan yang sama membuat pikiran terkungkung. (Foto: Pexels/Masha Raymers)

Karena ia tinggal dengan keluarganya, terpaksalah harus mendengarkan aturan orang tuanya. Dia sama sekali tidak diizinkan keluar bahkan ke mini swalayan terdekat.

Ditambaah lagi dia memiliki kepribadian introvert dan lebih suka me-time di rumah. Alhasil Janet tidak merasa terbebani pada empat bulan pertama pandemi berlangsung. Terus terang dia mengatakan kalau dirinya adalah homebody dan hanya dengan menggambar sudah mampu menghibur diri sendiri di rumah.

Namun dia sampai pula pada titiknya. Dia mengaku mengalami stres berat. Stres keadaan tidak membaik, stres kuliah online, stres karena kangen dengan teman-temannya.

Tidak semua orang introvert itu ansos (antisosial). Banyak orang berpikir pandemi adalah berkat dari Tuhan buat para introverts. Tetapi keluar rumah bersosialisasi dengan sekelompok kecil teman atau bahkan sesepele nongkrong di kafe sendirian juga dibutuhkan oleh para introvert untuk menghibur diri sendiri.

Baca Juga:

Luangkan Waktu untuk Beristirahat Biar Tetap Waras

nangis
Tidak ingin melampiaskannya dengan menangis. (Foto: Pexels/David Garrison)

Tidak diizinkan keluar rumah sama sekali, membuatnya terjebak dalam kejenuhan dan kegelisahan.

"Gue biarin stres itu mengalir, sampai hilang sendiri," ucap Janet. Teman-temannya yang mengetahui kebiasaannya ini selalu menasehatinya namun ia terlalu keras kepala untuk mendengarkannya.

Janet mengatakan bahwa banyak yang menyarankannya untuk menangis. Sayangnya dia memiliki pride yang tinggi. Bahkan dia mengatakan bahwa benci menangis karena merasa sangat lemah bila menangis.

"Nangis enggak nyelesain apa-apa. Buat apa buang waktu nangis," tegas Janet.

Walau dia merasa sangat stres dan ingin menangis, dia selalu menahan air matanya. Terus terang dia mengatakan tidak ingat kapan terakhir menangis.

Big Girls Don't Cry, lagu milik Fergie sepertinya moto hidup remaja ini. Toh, suatu hari dia tidak bisa menahan kekesalan, kegelisahan, dan kesedihannya. Harus disadari bahwa semua manusia memiliki perasaan dan tidak mungkin tidak menangis.

"Gue bener-bener nangis berjam-jam sampai besok paginya mata gue bengkak kayak abis kesengat lebah, no joke!" katanya tertawa malu. Membenci dirinya sendiri karena menangis, tetapi dia mengakui bahwa ia merasa 110% lebih baik setelah membiarkan air matanya mengalir.

Baca Juga:

Antistres, Makanan ini Bikin Tetap Waras

nangis
Sumpah waras untuk tidak memendam rasa stres dan menangis jika dibutuhkan. (Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Mengutip Healthline, menangis melepaskan oksitosin dan opioid endogen, atau dikenal sebagai endorfin. Ini dapat membuat kamu merasa nyaman dan dapat membantu meringankan rasa sakit fisik dan emosional.

Laman Insider menulis bahwa sebuah riset yang dipimpin oleh William Frey, peneliti di Ramsey Medical Center di Minneapolis, menemukan bahwa air mata refleks (reflex tears) adalah 98% air. Sementara air mata emosional mengandung hormon stres dan racun. Jadi, kalau kita menangis saat stres, kita secara efektif mendetoksifikasi tubuh kita dari zat yang terkumpul ini.

"Gue buang sifat sok kuat gue, nangis enggak berarti lemah. Mulai sekarang kalau emang butuh nangis gue bakal nangis, no more holding back," sumpah waras Janet. (lev)

Baca Juga:

Dark Chocolate, Resep Waras Anticemas di Masa Pandemi

#Sumpah Waras #Oktober Satgas Waras #Air Mata Jatuh #Stres #Stress #Mengatasi Stress #Kesehatan #Kesehatan Mental #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Bagikan