MEInang! Usaha Bersemi kala Pandemi

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 13 Mei 2020
MEInang! Usaha Bersemi kala Pandemi

Retno Hemawati mengembangkan bisnis jamu Sejiwa di kala pandemi. (foto: istimewa/dok pribadi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TAK semua hal berhenti kala pandemi corona merebak. Begitu juga dengan roda bisnis. Banyak pengusaha yang putar otak, mencari cara agar bisnis mereka bisa menyintas di masa krisis ini. Direktur utama Smesco, Leonard Theosabrata, mengatakan Corona memang membuat aktivitas wirausaha tersendat.

Lewat video berjudul Coping With Your Small Business During COVID-19, ia memberikan beberapa tips agar bisnis, terutama UMKM, tetap berjalan lancar di tengah wabah virus Corona. Salah satu yang ia sarankan ialah peninjauan ulang produk yang ditawarkan. Dalam hal ini, kejelian dan kreativitas seorang pengusaha diuji.

BACA JUGA: Kisah Rahman Simuk, Tukang Cukur Panggilan yang Survive di Tengah Pandemi COVID-19


Dari Handmade Craft ke Masker

masker
Masker buatan DeMoon. (foto: Facebook Dewi Moony)

Pengusaha bisa saja punya produk unggulan sebelum masa pandemi. Namun, di tengah krisis, seorang wirausaha harus jeli melihat bahwa produk unggulannya mungkin kurang dibutuhkan saat itu. Oleh karena itu, pengusaha yang gesit akan mencoba memeinangkan usaha dengan memodifikasi produk. Hal itulah yang dilakukan pengusaha handmade craft asal Bali, Purnama Dewi.

Di bawah brand DeMoon, Dewi yang tadinya mengkriyakan clutch, wedges, sepatu, tas, kain ecoprint, shibori, suminagashi, decoupage, painting mix media, fabric painting, dan homemade soap, kini beralih membuat masker kain. "Sebelum corona merebak di Indonesia, aku sudah berencana membuat set bucket hat dan masker untuk anak-anak. Tapi belum kesampaian. Nah, ketika corona mulai ramai dan masker medis langka, aku bikin deh masker kain buat anak dan keluarga," kata Dewi saat berbincang dengan Merahputih.com via pesan Whatsapp.

Setelah produk awal jadi, sang suami memfoto masker bikinannya lalu mengunggahnya ke media sosial. Lengkap dengan iklan dan tawaran untuk membuka order. "Ini sih kayaknya trik suami biar koleksi kainku habis," candanya.

masker anak
Awalnya ingin membuat masker untuk anak-anak. (foto: Facebook Dewi Moony)

Dari iklan itu, order masker berdatangan. Dewi lalu berkreasi dengan kain koleksinya. Saat membuka order pertama, ia langsung menerima 300 masker. Dalam dua minggu, sambil tetap mengurus tiga anak, ia berjuang menyelesaikan order. Masker dibuat dengan tiga lapisan. Untuk lapisan pertama, ia menggunakan kain linen atau katun. Selanjutnya diberi pelon atau pelapis tas seperti spunbond. Terakhihr, ia menggunakan katun lagi. Penggunaan tiga lapis bahan untuk masker dilakukan untuk memastikan masker kuat dan tidak tembus. "Jadi biar aman, aku melakukan tes tiup dulu. Ternyata enggak tembus," ujarnya.

Semua proses pembuatan masker dilakukan dengan tangan. Hal itu membedakan masker buatan tangan ini dengan produksi massal. Selain itu, masker buatan tangan ini punya motif cantik dan lucu-lucu. Meski produksi masker sedikit lebih lambat, Dewi mengaku hal itu demi tetap menjaga kualitas. "Aku sih fokus ke kualitas maskernya. Di luar dugaan, responsnya bagus banget. Masker ready stock yang aku punya juga sudah habis terjual. Malah banyak yang order ulang sampai masuk daftar tunggu," ujarnya.

Setelah membereskan order kelompok pertama, kini ia mengerjakan kelompok order kedua. Ia mengaku makin semangat mengerjakan dan menjalankan bisnisnya ini. Padahal, di awal merintis, Dewi menjadikan crafting hanya sebagai penawar kejenuhan di tengah aktivitas sebagai ibu rumah tangga. "Craft ini masih kubatasi sebagai hobi. Anak-anak dan keluarga tetap nomor satu," ujarnya.

masker
Masker buatan tangan dengan motif cantik dan lucu. (foto: Facebook Dewi Moony)

Bagi Dewi, kegiatan crafting ialah penolong di kala ia mengalami depresi pascamelahirkan. Perkenalan dengan dunia kriya tangan berawal di 2014. Ketika itu, ia sudah setahun berjuang melawan depresi pascamelahirkan anak kedua. "Saat pindah dari Palembang ke Jakarta di 2014, aku menemukan kursus crafting membuat clutch. Semua berawal dari sana," kisahnya.

Dengan kebisaan menjahit dan kreativitas tak terbatas, Dewi mulai membangun DeMoon. Dari bisnis itu, ia mengaku bisa menambah penghasilan untuk kebutuhan harian. "Ini hobi yang menghasilkan. Apalagi di tengah pandemi begini. Biaya makan dan rumah malah nambah," ujarnya.

BACA JUGA: Parents, ini Aturan Pakai Masker pada Anak

#MEInang #Bisnis
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Indonesia
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Prancis dan Indonesia dapat memberi sumbangan yang baik kepada stabilitas geopolitik dan geo ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 28 Mei 2025
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Indonesia
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
"Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan," tulis Tupperware.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
Indonesia
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Pengamat pasar saham menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan IHSG turun lebih dari 6 persen.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 18 Maret 2025
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik  Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Bagikan