Racikan Jamu Antimalas

sejiwa
Memulai Sejiwa karena tak ingin waktu luang terbuang percuma. (foto: istimewa/dok pribadi)

Selain kreativitas tanpa batas, seorang pengusaha andal wajib memiliki daya tahan dan keuletan. Rajin dan enggak malas ialah kunci. Tidak mengherankan jika banyak pengusaha justru memulai dari keinginan untuk terus bergerak. Seperti halnya Retno Hemawati yang menghadirkan Sejiwa.

Sebagai seorang jurnalis, Retno sebenarnya sudah cukup dibuat sibuk. Namun, ia merasa masih ada waktu luang yang bisa dimanfaatkan biar produktif. "Aku nih enggak suka nongkrong unfaedah. Penginnya bergerak terus, produktif terus," ujarnya menjelaskan awal mula memulai usaha kuliner miliknya.

Retno memulai Sejiwa pada 2016. Di masa awal memulai, ia menawarkan masakan tradisional, dari garang asem, arem-arem, hingga setup buah. Produksi dilakukan dalam skala rumahan di kawasan Cireundeu, Tangerang Selatan. Ia meracik sendiri produk yang dijual. "ini sebenarnya bisa diketawain ya, karena seperti manajemen tukang bakso, ya belanja sendiri, ngolah sendiri, memasarkan sendiri. Tapi percayalah itu nikmat betul rasanya. Kan artinya pendapatan juga buat sendiri," ujarnya.

jamu sejiwa
Jamu segar racikan Sejiwa. (foto: Instagram @sejiwacuisine)

Meski memulai dengan produk makanan tradisional, kini Sejiwa malah lebih dikenal lewat produk jamu. Hal itu, menurut Retno, didasari pertimbangan bahwa menjual makanan butuh investasi waktu yang terlampau lama. Jadilah setahun belakangan, ia fokus membesarkan produk jamu Sejiwa.

Dengan menggunakan manajemen ala tukang bakso, Retno mengatur agar produksi jamu bisa dilakukan setelah tugas kantor selesai. Ia mulai menjalin langganan di pasar untuk suplai bahan baku. Dengan begitu, bahkan di masa pandemi dan pembatasan saat ini, ia tak kesulitan mendapatkan bahan dengan kualitas baik. "Bikin jamu ini kan sudah jauh sebelum pandemi menyerang. Aku sudah punya langganan. Tinggal kasi daftar kebutuhan bahan. Biasanya untuk stok 3-4 hari. Nanti bahan disiapkan, lalu aku ambil. Aku selalu dapat barang bagus, dipilihkan yang baik-baik sama penjualnya," ujarnya.

Sejiwa kini menawarkan 10 varian minuman tradisional, seperti jamu kunyit asam, gula asam, sambiloto, bunga telang nipis, jahe wangi, rosella, jus kacang hijau, jeruk nipis + madu, mpon-mpon lengkap, dan kejem (kencur jahe madu + jeruk nipis). Semua produk itu dijual dalam botol 500 ml. Per botol dihargai Rp20 ribu-Rp25 ribu.

jamu
Sari jahe, jeruk nipis madu, dan mpon-mpon kini diminati. (foto: Instagram @sejiwacuisine)

Awalnya, produk minuman tradisional Sejiwa hanya dijual di lingkungan kantor Retno di kawasan Kedoya. Kemudian, berkat promosi di media sosial Instagram @sejiwacuisine dan promosi mulut ke mulut, kini produk Sejiwa bahkan merambah hingga Cibubur dan Bekasi. "Selebihnya itu tidak bisa dilayani karena jamu ini tidak pakai pengawet sama sekali sehingga mudah basi kalau kelamaan di luar. Jadi enggak bisa pakai ekspedisi hingga ke luar kota," jelasnya.

Meskipun belum bisa menjangkau pasar luar kota, bisnis jamu Sejiwa malah bersemi di kala pandemi ini. Menurut Retno, penjualan memang berkembang jauh, terlebih sejak Jokowi meirilis jamu mpon-mpon. Dalam sehari, ia bisa menjual paling sedikit 50 botol jamu. "Banyak yang cari itu. Jadi sejak pandemi menu barunya ialah mpon-mpon. Mpon-mpon buatan Sejiwa sangat light karena sebagian besar yang beli anak muda yang aku yakin enggak tahan aroma temulawak yang sangat menyengat," jelasnya.

Selain mpon-mpon, menu baru Sejiwa, yakni kencur jahe madu + jeruk nipis (kejem) juga banyak dicari. Pada prinsipnya, menurutnya, mpon-mpon dan kejem itu bukan untuk anticorona, tapi bagus untuk meningkatkan stamina. "Kalau staminanya bagus kan kita jadi tahan menghadapi sakit, sakit apa saja, enggak hanya corona," katanya.

Retno memang tak sekadar menjual jamu. Ia juga kerap menjawab pertanyaan pelanggan seputar jamu. Namun, ia mengakui banyak juga konsumen yang sudah tahu dan paham manfaat jamu sehingga ia tak perlu lagi banyak menjelaskan. Konsumen pun sudah punya produk favorit sendiri. Selain itu, masyarakat kini mulai paham bahwa jamu menyehatkan. Hal itulah yang membuat omzet jamu Sejiwa meningkat di kala pandemi ini. "Biarpun gitu, aku sih maunya tak usah lah ada pandemi ini. Jualan jamu ya tetap laris. Orang sehat semua," katanya.

BACA JUGA: Nyicip Jamu Yuk, Biar Kayak Presiden Jokowi

Lanjut Baca lagi