Masyarakat Diminta Tak Terpancing Penumpang Gelap yang Ingin Gagalkan Pelantikan Presiden

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Minggu, 29 September 2019
Masyarakat Diminta Tak Terpancing Penumpang Gelap yang Ingin Gagalkan Pelantikan Presiden

Kelompok massa Barisan Aktivis Timur (BAT) menggelar aksi simpatik di area Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (29/9) (ist)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Kelompok massa Barisan Aktivis Timur (BAT) menggelar aksi simpatik di area Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (29/9).

Dalam aksinya, mereka mengajak masyarakat menandatangani petisi diatas spanduk berukuran 4 x 2 m untuk mendukung dan mensukseskan acara pelantikan DPR RI, DPD RI dan Presiden-Wakil Presiden Oktober mendatang. Disela-sela aksinya, massa BAT juga membagikan bunga mawar kepada peserta CFD sebagai simbol untuk tetap menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan.

Baca Juga

Aksi Solidaritas IMM Solo untuk Dua Aktivis yang Meninggal saat Aksi di DPRD Sulawesi

"Kami berharap masyarakat ikut berkontribusi menjaga situasi jelang pelantikan DPR, DPD hingga Presiden nanti bisa berjalan aman, damai dan kondusif. Mari jaga persatuan dan kesatuan," ungkap Ketua Umum BAT Priskolin Mare.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Riko itu mengingatkan publik tanah air agar tak terpancing oleh pihak-pihak yang ingin membuat kekacauan.

Dia menyakini dibalik dinamika aksi anarkis yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, ada penumpang gelap yang memiliki misi terselubung untuk menggagalkan pelantikan Presiden.

"Masyarakat jangan mudah terpancing dan terprovokasi oleh pihak yang ingin mengacaukan suasana. Tak ingin Indonesia tenang dan damai, dan justru penumpang gelap ini berniat lengserkan Presiden terpilih Jokowi jelang pelantikan. Ini bukan isapan jempol nyata kok, orasi-orasi mahasiswa hingga provokator aksi Mujahid kemarin dan terang-terangan Permadi punya niat demikian," jelas Riko lagi.

Kelompok massa Barisan Aktivis Timur (BAT) menggelar aksi simpatik di area Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (29/9) (ist)

"Jangan bilang ini tidak ditunggangi, aksi diselingi gerakan anarkis, perusakan fasilitas umum, jebol pagar DPR, blokir tol, pelemparan molotof, dan ada pembakaran. Apakah ini masih dibilang murni dan tidak ditunggangi. Terus muncul seruan-seruan orasi turunkan Jokowi itu apa. Publik jangan dibodoh-bodohi dengan suguhan seperti itu," tanya Riko.

Riko pun kembali mewanti-wanti kepada mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya tetap mewaspadai gerbong tersebut. Dia tak ingin aksi penumpang gelap itu justru merusak citra gerakan mahasiswa.

"Alih-alih mengoreksi kebijakan pemerintah, kelompok massa tersebut justru menjadikan pintu masuk gerakan tolak UU KPK, RKUHP dan memanfaatkan massa mahasiswa untuk digiring tema gagalkan pelantikan DPR sampai Presiden terpilih," sebut Riko.

Baca Juga

12 Pernyataan Sikap PPI Belanda Terkait Kondisi Politik Indonesia

Lebih jauh, Riko berpesan kepada semua elemen masyarakat khususnya mahasiswa bisa melek matanya dan terbuka hati nuraninya bahwa gerakan mereka sudah disusupi oleh penumpang gelap anti pemerintah.

"Kami yakini ini by desain dan emosi mahasiswa yang tak terkendali itu dimanfaatkan sehingga bisa dijadikan momentum untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah," pungkasnya. (Knu)

#Demo Rusuh
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Tokoh Bangsa dan Agama Desak Prabowo Bebaskan Para Aktivis, Banyak Yang Tidak Tahu Soal Kerusuhan
Pembebasan para aktivis, mahasiswa, dan pelajar yang saat ini mendekam di tahanan-tahanan kepolisian, salah satu tuntutan utama disampaikan GNB kepada Presiden Prabowo dalam pertemuan di Istana Kepresidenan RI.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Tokoh Bangsa dan Agama Desak Prabowo Bebaskan Para Aktivis, Banyak Yang Tidak Tahu Soal Kerusuhan
Indonesia
Pemerintah Harus Berkaca Dari Demo di Nepal, Gen Z Tidak Suka Basa-Basi
Pejabat publik harus lebih banyak mendengar sebelum berbicara dan bertindak.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Pemerintah Harus Berkaca Dari Demo di Nepal, Gen Z Tidak Suka Basa-Basi
Indonesia
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Stabilitas di daerah menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Dunia
Korban Tewas Demo Gen Z di Nepal Terus Bertambah, Militer Ambil Alih Kendali Negara
Militer telah mengambil alih kendali keamanan di negara tersebut setelah gelombang protes yang dipimpin oleh generasi muda, dikenal sebagai “Generasi Z” dan memaksa perdana menteri mengundurkan diri.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Korban Tewas Demo Gen Z di Nepal Terus Bertambah, Militer Ambil Alih Kendali Negara
Dunia
Nepal Bergejolak, Mantan Ketua Mahkamah Agung Disebut-Sebut akan Pimpin Transisi Politik
Para ahli harus bersatu untuk mencari jalan keluar, dan parlemen masih berdiri.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
Nepal Bergejolak, Mantan Ketua Mahkamah Agung Disebut-Sebut akan Pimpin Transisi Politik
Dunia
Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
Protes ini juga menjadi titik puncak sentimen lama terhadap politisi, keluarga mereka, dan kekhawatiran atas korupsi.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
Dunia
Gen Z Nepal Sebut Protes Telah Disusupi Kelompok Oportunis, Tentara Mulai Berpatroli di Jalanan
Namun, kelompok Gen Z, yang memimpin protes tersebut, telah menjauhkan diri dari aksi perusakan itu.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Gen Z Nepal Sebut Protes Telah Disusupi Kelompok Oportunis, Tentara Mulai Berpatroli di Jalanan
Dunia
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Media Nepal melaporkan polisi menggunakan peluru tajam terhadap para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Indonesia
583 Demonstran Masih Ditahan, Polri Fokus Cari Aktor Intelektual dan Perusak Fasilitas Umum
Polri dari awal membuka ruang komunikasi kepada Komnas HAM, Komnas Anak, Komnas Perempuan, dan KPAI
Angga Yudha Pratama - Senin, 08 September 2025
583 Demonstran Masih Ditahan, Polri Fokus Cari Aktor Intelektual dan Perusak Fasilitas Umum
Indonesia
Kemenhan Tegaskan Usulan Darurat Militer untuk Aksi Tolak Tunjangan DPR Hoaks
Kementerian Pertahanan membantah keras narasi yang menyebut Menhan mengusulkan darurat militer
Angga Yudha Pratama - Senin, 08 September 2025
Kemenhan Tegaskan Usulan Darurat Militer untuk Aksi Tolak Tunjangan DPR Hoaks
Bagikan